Stasiun Batutulis Bogor : Tetap Setia Dengan Bangunan Lama

Stasiun Batutulis Bogor Tetap Setia dengan Bangunan Lama

Stasiun Batutulis Bogor masih tetap setia dengan bangunan lama peninggalan Staats Spoorwegen (SS). Meskipun begitu, fasilitas pendukung yang lebih modern tetap dibangun. Seperti persinyalan elektrik, kanopi, dan skybridge.

Pendahuluan

Masih berkaitan dengan Penelusuran Jalur Kereta Bogor Bandung dan Kereta Api Pangrango, kali ini kita akan membahas sebuah stasiun di Bogor Selatan yang sejatinya punya pemandangan eksotis. Stasiun ini telah ada sejak tahun 1881 dan waktu itu hanyalah sebuah halte kecil.

Sejatinya stasiun ini langsung bersebelahan dengan jalan raya dan tepat di sampingnya adalah Pintu Perlintasan (PJL). Pembangunan double track antara Stasiun Bogor Paledang dan Stasiun Cicurug sedikit merubah bentuk stasiun kecil ini dan beberapa fasilitas tambahan juga dibangun di sini. Meskipun bangunan lama tetap digunakan.

Stasiun Batutulis Bogor : Sebuah Halte Kecil Nan Eksotis

Staats Spoorwegen (SS) membangun stasiun ini pada tahun 1878 dan mengoperasikannya di tahun 1881 sebagai bagian dari Jalur Kereta Bogor Bandung 1 : Segmen Pertama Cicurug. Waktu itu Batutulis hanyalah sebuah halte kecil dengan bangunan sederhana.

Namun memiliki pemandangan eksotis yakni bila cuaca cerah bisa menyaksikan Gunung Salak dan Sungai Cisadane dalam satu frame. Karena tak jauh dari sini terdapat Sungai Cisadane. Selain itu menjadi titik awal dari Lembah Cisadane Bogor.

Stasiun Batutulis Bogor dan Pasang Surut Jalur Bersejarah

Seperti halnya Jalur Kereta Bogor Bandung, Stasiun ini turut merasakan pasang surut yang terjadi di sana. Secara merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jalur bersejarah tersebut.

Pernah memiliki peran strategis di era kolonial. Khususnya masa-masa sebelum marak pembangunan shortcut yang memperpendek waktu tempuh antara Batavia dengan Soerabaia. Kondisi pasang surut makin terasa setelah Indonesia Merdeka.

Satu waktu mengalami fase non-aktif tanpa dilewati kereta api sama sekali. Terutama pada saat KRD Ekonomi berhenti beroperasi tahun 2006. Dua tahun kemudian hidup kembali berkat KRD Bumi Geulis. Itupun bertahan hanya 4 tahun dimana pada 2012, KRD Bumi Geulis harus berhenti dinas lantaran sarana yang telah uzur. Alasan yang sama pernah dialami KRD Ekonomi sebelumnya.

Barulah pada 2013 hidup kembali berkat operasional Kereta Api Pangrango. Lalu kembali non-aktif di tahun 2020 karena adanya kebijakan PSBB di awal Pandemi Covid-19. Bersamaan dengan itu juga pembangunan double track Bogor-Sukabumi dengan fase satu dari Stasiun Bogor Paledang ke Cicurug.

Pada tahun 2022, stasiun ini kembali beroperasi bersamaan dengan kembalinya Kereta Api Pangrango melayani perjalanan Bogor Sukabumi PP.

Jalur 1 Sempat Dibongkar dan Baru Kembali Tahun 2022

Ketika mengalami masa-masa sulit, Stasiun Batutulis Bogor pernah mengalami pengurangan jalur rel kereta. Asalnya stasiun ini punya 2 jalur. Namun karena nggak banyak kereta yang lewat, jalur 1 pun dibongkar dan hanya menyisakan jalur 2 yang merupakan spoor lurus. Barulah pada tahun 2022 jalur 1 dibangun ulang untuk mengakomodasi double track.

pernah mengalami pengurangan jalur rel kereta

Bertahan di Bangunan Lama dengan Tambahan Infrastruktur Modern

Posisi Stasiun Batutulis Bogor sebenarnya cukup strategis. Tepat di samping jalan raya. Karena percis di sebelahnya ada PJL, sempat ada wacana relokasi. Namun wacana itu ditentang oleh Walikota Bogor lantaran nilai historis yang dimiliki oleh stasiun ini.

Sebagai gantinya, dibangun underpass sebagai pengganti JPL sebagai solusi kemacetan di jalan raya. Stasiun Batutulis Bogor sendiri tetap setia dengan bangunan lama warisan Staats Spoorwegen (SS). Meskipun begitu sebagai bagian dari pembangunan double track, fasilitas modern ditambahkan di sini. Sistem persinyalan elektrik, kanopi, dan skybridge untuk menyeberangi rel.

tetap menggunakan bangunan lama

Kesimpulan

Stasiun Batutulis Bogor merupakan bagian dari Jalur Kereta Bogor Bandung 1 : Segmen Pertama Cicurug yang legendaris dan punya sejarah panjang. Pernah alami masa sulit yakni pengurangan jalur rel kereta dan non-aktif tanpa dilewati kereta api. Pada tahun 2022 jalur yang hilang itupun kembali.

Meski tetap menggunakan bangunan lama, sejumlah fasilitas pendukung yang lebih modern tetap dibangun. Mulai dari underpass menggantikan PJL yang berada percis disebelahnya. Kemudian sistem persinyalan elektrik, kanopi, dan skybridge untuk penyeberangan.

penambahan fasilitas modern seperti persinyalan elektrik kanopi dan skybridge

Comments

Leave a Reply