Kirain cuma Narita Express aja yang rutenya nyampe ke luar kota. Ternyata di negara kita juga ada lho yang begitu? Namanya KA BIAS dengan rute Bandara Adi Soemarmo Solo ke Madiun dan Caruban! Wah jauh banget ya, bahkan udah lintas provinsi.
Pendahuluan
Normalnya, kereta bandara adalah penghubung antara bandara dengan pusat kota. Terlebih jika posisi bandaranya cukup jauh. Contohnya di Jakarta ada Commuter Line Basoetta rute Bandara Soetta ke Manggarai dan sebaliknya. Jogja pun sama, punya kereta bandara YIA.
Tapi pernahkah kamu kebayang ada kereta bandara tapi udah seperti KA Jarak Jauh? Harusnya sebatas penghubung sama pusat kota tapi ini malah ngeluyur jauh ampe lintas provinsi?
Bukan Barang Baru Sih (Ada Narita Express)
Sebetulnya nggak perlu heran. Kereta Bandara yang bablas jauh ke luar kota itu bukan barang baru. Contohnya udah ada itu di Jepang, yakni Narita Express. Kereta ini melayani perjalanan dari Bandara Narita di Prefektur Chiba ke sejumlah rute. Dengan Tokyo sebagai titik sentral.
Narita Express ini ada yang ke Yokohama, Takao, dan Otsuki. Ketiganya udah diluar Tokyo. Meskipun sejatinya masih masuk dalam Kanto Region. Tapi itu juga udah lumayan jauh. Sejatinya penghubung Bandara Narita dan Pusat Kota Tokyo, ini malah bablas lebih jauh lagi.
Maka jadilah Narita Express ini punya dua fungsi. Pertama jelas sebagai kereta bandara. Tapi juga punya fungsi lain sebagai Limited Express atau KA Jarak Jauh kalo di sini.

KA BIAS Asalnya Penghubung Bandara dan Kota Surakarta
Ternyata modelan Narita Express itu udah ada di Indonesia. Dalam wujud KA BIAS (Bandara Internasional Adi Soemarmo). Asalnya kereta ini menghubungkan bandara yang terletak di Kabupaten Boyolali itu dengan Pusat Kota Surakarta.
Kereta ini beroperasi seperti normalnya kereta bandara di tempat lain. Ketika awal beroperasi rutenya memang sampai Stasiun Klaten yang masih masuk aglomerasi Solo Raya. Jadi masih dianggap wajar.

KA BIAS Bablas Madiun Untuk Naikkan Okupansi
Sayang okupansi KA BIAS di rute Bandara-Klaten via Stasiun Solo Balapan dan Purwosari masih jauh dari harapan. Itu bisa jadi karena banyak warga Klaten yang lebih memilih naik dari Jogja. Entah itu lewat Bandara Adi Sucipto atau sekalian YIA.
Meski masuk Solo Raya, Klaten juga lebih dekat ke Jogja. Sedangkan untuk ngejar okupansi dari Kota Surakarta juga sulit. Terlebih harga tiket yang cukup mahal jauh di atas Bus Batik Solo Trans (BST) yang juga membuka rute ke Bandara.
Sehingga warga Surakarta hingga Karanganyar jelas lebih memilih naik Bus daripada kereta. Terlebih buat warga Karanganyar, selain lebih mahal juga harus transit di Stasiun Solo Balapan dulu. Sedangkan bus bisa langsung.
Okupansi kecil membuat operator sempat melempar wacana akan mengalihkan rute ke Wonogiri. Masalahnya untuk ke sana ada PR di petak Purwosari Sangkrah yang lewat Jalan Slamet Riyadi. Kecepatan kereta dibatasin banget disitu selain harus lebih banyak bunyikan Semboyan 35.
Akhirnya pilihan pun jatuh pada Madiun. Karena banyak juga kebutuhan konektivitas transportasi berbasis rel antara Solo Raya dengan Madiun. Pada awal November 2024, rute kereta ini beralih dari awalnya ke Klaten jadi Madiun.

KA BIAS Jadi Rame dan Perpanjang Lagi ke Caruban
Benar aja, sejak merubah rute jadi ke Madiun, okupansi kereta bandara ini mulai berangsur naik. Lama-lama kereta ini jadi rame. Seolah mengingatkan kita pada KRD Madiun Jaya dulu yang pernah beroperasi, bahkan nyampe ke Jogja.
Harga tiket sekali jalan Rp 40.000,00. Selain Stasiun Madiun, kereta ini juga berhenti di Stasiun Solo Jebres, Sragen, Walikukun, Ngawi, dan Magetan. Jadi juga mengcover masyarakat di daerah Ngawi dan Magetan.
Tingginya minat membuat pejabat terkait meminta agar KA BIAS rutenya diperpanjang sampai Stasiun Caruban. Dimana Caruban adalah ibukota Kabupaten Madiun saat ini. Benar aja, akhirnya rute kereta inipun bablas lagi ke Caruban.

Jadi Narita Express nya Indonesia
Perpanjangan rute sampai Stasiun Caruban menjadikan kereta ini Narita Express nya Indonesia. Kereta dengan dua fungsi sekaligus. Kereta Bandara sekaligus KA Jarak Jauh. Untuk kasus BIAS, lebih tepatnya Lokalan Patas atau Rapid. Seperti KA Pandanwangi di Daop 9 Jember.
Bila Narita Express rutenya nggak berhenti di Tokyo terus bablas ke Yokohama, Takao, dan Otsuki, maka BIAS juga sama. Nggak berhenti di Kota Surakarta dan aglomerasi Solo Raya. Tapi udah nyampe ke Kabupaten Ngawi, Magetan, dan Madiun.

Kesimpulan
KA BIAS awalnya hanyalah kereta bandara biasa yang cakupannya sebatas aglomerasi Solo Raya. Namun demi meningkatkan okupansi, rutenya diperpanjang ke Stasiun Madiun. Sejak itu masyarakat di Ngawi dan Magetan juga ikut terlayani.
Okupansi yang merangkak naik membuat pemerintah setempat meminta agar rutenya diperpanjang lagi ke Caruban. Ibukota Kabupaten Madiun. Benar aja akhirnya diperpanjang juga ke sana.
Dengan demikian, kereta ini jadi Narita Express-nya Indonesia. Berfungsi ganda sebagai kereta bandara sekaligus Lokalan Patas (Rapid).
Jangan Dibilang Anomali Ya!
Oh iya penting banget nih, jangan pernah bilang kereta ini anomali ya! Bisa jadi kamu ngerasa aneh, kok kereta bandara mainnya jauh banget?! Padahal itu udah ada di Jepang dalam bentuk Narita Express.
KA BIAS sejatinya memang copy dari Narita Express itu yang punya fungsi ganda. Kereta Bandara dan Antar Kota. Meskipun kalo yang ini lebih ke Patas kaya KA Pandanwangi.


Leave a Reply