Belajar Dari KA Pangandaran 2019 (Dampak Seribu Perak)

·

Belajar dari KA Pangandaran 2019 (Dampak Seribu Perak)

Hah, belajar dari KA Pangandaran 2019? Maksudnya gimana nih? Banyak yang protes tiket KA Pasundan ngegas setelah dipastikan upgrade ke Ekonomi New Generation Modifikasi. Jadi sepertinya perlu flashback lagi kejadian itu. Ketika seribu perak memberi dampak kerugian besar.

Pendahuluan

KA Pasundan akhirnya update dukungan sarana dari sebelumnya memakai kereta ekonomi 106 pax menjadi ekonomi new generation modifikasi 72 pax. Sarana baru ini mulai dinas tanggal 1 Agustus 2025 mendatang. Namun ketika PT. KAI merelease harga tiketrnya, banyak yang memprotes lantaran dianggap kemahalan.

Kencangnya protes membuat PT. KAI memberlakukan tarif promo. Meskipun berkurangnya nggak begitu banya. Karena tarif ini nggak selamanya ada. Belajar dari Kereta Cepat Whoosh, harga tiket akan dikerek pelan-pelan.

Banyak yang menilai protes ini sebagai bentuk kurangnya rasa bersyukur. Sebagian lagi bilang bahwa udah tipikalnya orang sini kepengen fasilitas bintang lima tapi harga kaki lima. Nggak salah sih, ini udah dikasih New Generation tapi pengen harganya PSO. Lama-kelamaan bisa aja minta gratis. Apakah mereka nggak pernah belajar dari pengalaman?

KA Pangandaran 2019 : Fasilitas Mewah Cuma Seribu Perak

Yuk kita flashback lagi ke awal tahun 2019 ketika PT. KAI mengoperasikan Kereta Api Pangandaran sebagai pengembangan dari Argo Parahyangan. Terus apa kaitannya sama KA Pasundan New Generation? Tentu dalam hal penerapan harga tiket.

Kereta Api Pangandaran ketika pertama beroperasi 2 Januari 2019 menerapkan harga tiket yang diluar nalar. Bayangin aja kereta baru waktu itu pake rangkaian Stainless Steel Generasi 1 (SSG1) dihargai cuma seribu perak! Wah bahkan itu udah mengalahkan toilet Mall BIP yang masih berbayar Rp 2.000 di tahun yang sama. Itu sarana termasuk mewah lho waktu itu.

Harga kelewat murah ini ternyata disubsidi oleh Pemprov Jabar. Tujuannya nggak lain untuk mempromosikan kereta ini. Sekaligus rencana reaktivasi Jalur Kereta Banjar Cijulang kedepannya. Dimana nanti Kereta Api Pangandaran akan diperpanjang sampai Pangandaran melalui jalur tersebut.

KA Pangandaran 2019 : Fasilitas Banyak yang Rusak

Harga kelewat murah tentu mengundang antusiasme yang sangat besar. PT. KAI waktu itu hanya menerapkan sistem pembelian tiket secara go show. Nampak jelas antrian pembelian tiket selalu mengular setiap hari. Nggak mandang hari libur atau kerja.

Sayang harga promo seribu perak ini justru membawa kerugian bagi operator. Banyak fasilitas kereta yang rusak. Mulai dari tirai penutup jendela, meja patah, sampai pintu toilet jebol. Belum lagi perilaku jorok seperti membuang sampah sembarangan. Bahkan ada yang kencing di Janitor!

Kebanyakan penumpang KA Pangandaran 2019 itu mereka yang belum pernah naik kereta. Sekalinya naik langsung dapat yang mewah. Sarana SSG1 yang masih baru, terutama kereta eksekutif (K1). Bisa jadi mereka biasa naik bus bumel. Nah kebiasaan di bus bumel itu terbawa ke atas kereta.

Rusaknya fasilitas di kereta eksekutif SSG1 yang belum lama keluar dari PT. INKA jelas membuat operator rugi besar. Pasalnya mereka harus merogoh kocek untuk memperbaiki itu semua.

Harga Normal Langsung Sepi (Okupansi Dibawah 60%)

Harga tiket seribu perak asalnya akan diberlakukan selama sebulan saja pada Januari 2019. Namun karena animo yang tinggi, promo pun diperpanjang terus dan baru berakhir sekitar bulan Mei 2019. Mulai Juni 2019, PT. KAI mulai berlakukan tarif normal dan bisa ditebak okupansinya langsung jeblok sampai dibawah 60%.

Okupansi jeblok ini terutama di koridor pendek Bandung Banjar. Sedangkan untuk rute Gambir-Banjar PP masih terbantu segmen Gambir Bandung yang waktu itu jadi tambang emas nya PT. KAI.

Keburu Pandemi Covid-19

Ketika Gapeka 2019 diberlakukan, hal ini nggak banyak bantu KA Pangandaran 2019. Okupansi tetap nggak ada perkembangan berarti. Sadar akan hal ini, PT. KAI akhirnya hanya fokus pada satu perjalanan yakni di rute Gambir Banjar PP. Namun belum selesai persoalan keburu datang Pandemi Covid-19.

Hantaman Covid-19 ini dampaknya nggak main-main. PT. KAI harus tunduk pada kebijakan pemerintah yang membatasi mobilitas Antar Kota. Perusahaan pun untuk pertama kalinya merasakan kerugian setelah 11 tahun. Boleh jadi kerugian dari kerusakan fasilitas selama promo Seribu Perak KA Pangandaran 2019 juga turut memberi kontribusi.

Sebuah Pelajaran Penting Tentang Harga Kelewat Murah

Dari promo Seribu Perak KA Pangandaran 2019 kita bisa mengambil pelajaran yakni Harga Kelewat Murah ternyata bisa memberikan dampak negatif. Terlepas ada atau tidaknya Pandemi waktu itu, berbagai kerusakan fasilitas selama Promo Seribu Perak jelas punya efek besar. Perusahaan harus keluar uang untuk memperbaiki itu semua. Padahal sarana SSG1 nya masih baru.

Ini menjadi penting terutama dalam menanggapi Harga Tiket KA Pasundan New Generation yang dianggap kelewat mahal. Harus diingat, KA Pasundan dalam perjalanan menuju Stasiun Surabaya Gubeng itu lewat Vortenslanden, Jogja dan Solo. Dua destinasi wisata favorit.

Dalam hukum supply dan demand jelas sekali apabila permintaan tinggi maka harga akan naik. Itu juga berlaku kebalikannya, bila permintaan rendah maka harga akan turun. Ketika banyak yang membandingkan dengan KA Harina dan diketahui tiketnya lebih murah, mereka lupa Harina tak lewat Vortenslanden.

Selain pelajaran tentang tarif promo yang berdampak negatif, pelajaran lain yang bisa kita ambil ialah sifat dan perilaku orang kita yang ingin bintang lima tapi harga kali lima. Mintanya New Generation tapi harga Commuter Line Bandung Raya? Bisa jadi gitu. Lama-lama minta Gratis.

Banyak fasilitas rusak akibat promon seribu perak

Comments

Leave a Reply