Promo Tiket KA Pangandaran dan Galunggung Hanya Seribu di semester awal 2019. Pembelian tiket wajib Go Show. Tergantung ketersediaan tempat duduk. Sayang kini kedua kereta belum atau udah nggak jalan lagi.
Promo heboh di awal 2019. Gimana nggak kok bisa ya harga tiket kereta api komersial tanpa subsidi diobral sampe lebih murah dari biaya jasa toilet di Mall BIP? Saat itu Pemprov Jabar ingin menggiatkan pariwisata di Jawa Barat. Salah satunya wacana untuk menghidupkan lagi jalur kereta api non-aktif.
Sebelumnya dari Bandung ke Priangan Timur memang nggak ada kereta api dengan rute khusus. Terlebih sepeninggal KA Priangan Ekspres yang hanya berusia sebulan. Jadi warga Bandung maupun Priangan Timur hanya memanfaatkan rangkaian kereta api jarak jauh rute Jawa Tengah dan Jawa Timur.
PT. KAI sendiri menyediakan tarif khusus atau parsial di KA Komersial seperti Argo Wilis, Lodaya, Malabar, Mutiara Selatan dan Turangga. Khusus untuk rute Bandung-Priangan Timur. Semua KAJJ tersebut berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Tasikmalaya, dan Banjar.
KA Pangandaran dan Galunggung Untuk Menarik Minat
Peluncuran KA Pangandaran dan Galunggung dengan rute Priangan Timur memang bertujuan untuk menarik minat masyarakat agar menggunakan moda si ular besi. Ini sekaligus mengurangi kemacetan yang sering terjadi di jalan raya.
Kereta Api Galunggung diluncurkan lebih awal yakni 24 Desember 2018 dengan memanfaatkan idle KA Kahuripan. Beberapa pihak menyebut KA Galunggung adalah pengembangan KA Patas Bandung Raya yang berhenti beroperasi di akhir Oktober 2018. Adapun rutenya Kiaracondong-Tasikmalaya PP.
Kurang dari 10 hari berselang, 2 Januari 2019, giliran KA Pangandaran meluncur. Uniknya kereta ini punya dua rute yakni Gambir-Banjar dan Bandung-Banjar. Nah kalo yang ini memang asli pengembangan dari KA Argo Parahyangan. Boleh juga dibilang sebagai perpanjangan rute.
Kedua kereta nggak punya trainset sendiri. Bahkan KA Pangandaran berbagi trainset dengan KA Argo Parahyangan. Meski awalnya memakai trainset ex-Argo Parahyangan Premium K3 17 digabungkan dengan trainset eksekutif K1 18 Stainless Steel.
Penumpang Membludak dan Wajib Go Show
Sementara KA Galunggung dari awal hanya memberlakukan pemesanan tiket langsung di stasiun H-7, KA Pangandaran sama dengan KAJJ lainnya yakni pemesanan tiketnya secara online. Namun karena online dan cuma seribu rupiah akhirnya ludes dalam sekejap.
Ironisnya fakta di lapangan ternyata berbeda. Gerbong KA Pangandaran justru kosong melompong. Artinya penumpang memang booking tiket tapi nggak naik kereta. Cuma sekedar iseng aja gitu.
Akhirnya di bulan kedua, PT.KAI mengambil kebijakan baru yakni memberlakukan wajib go show untuk KA Pangandaran dan Galunggung. Nggak ada lagi booking online atau H-7. Semuanya wajib go show.
Pemberlakuan sistem baru memberi dampak pada lonjakan penumpang. Antrian mengular hingga parkiran di stasiun menjadi pemandangan lazim pada periode 5 bulan kemudian. Dengan sistem wajib go show, nggak ada lagi cerita “penumpang hantu”.
KA Pangandaran dan Galunggung ke Cibatu
Kesempatan itu datang pasca Lebaran 2019. Mencoba menjajal kedua kereta fenomenal ini. Niatnya sih hanya sampai Stasiun Cibatu aja. Karena dengar cerita kalo maksa full trip ke Banjar risiko nggak dapat tiket balik ke Bandung sangat tinggi.
Gimana cara go show di stasiunnya? Pertama-tama isi formulir seperti biasa. Oh iya, satu orang hanya dijatah membeli 4 tiket saja. Oke karena cuma sendiri jadi aman. Ekspektasi awal ingin kereta eksekutif.
Qodarallohu, ternyata begitu transaksi dapatnya justru kereta premium. Hmm, berarti harapan tidak sesuai kenyataan dong? Jelas, maunya eksekutif dapatnya premium. Mungkin karena eksekutifnya udah penuh jadi aja dialihkan ke premium. Nggak apalah yang penting jajal dulu.
Begitu naik ke atas kereta, mula-mula sih nggak terlalu penuh. Eh nggak taunya seiring waktu penumpangnya terus bertambah hingga memenuhi semua seat yang ada. Untuk keretanya sendiri udah pakai trainset stainless steel semua.
Itu karena sekitar bulan Februari 2019 trainset K3 17 telah dimutasi balik ke Dipo Semarang Poncol (SMC). Sedangkan pihak Bandung (BD) mendapatkan trainset 1 dari premium K1 18 untuk dipakai di KA Argo Parahyangan dan KA Pangandaran.
Udah waktunya nih, KA Pangandaran diberangkatkan. Dari Stasiun Bandung kereta terus melesat. Ternyata Stasiun Cibatu (CB) yang jadi destinasi akhir trip ini adalah pemberhentian pertamanya. Mantap juga ya? Dari Bandung langsung bablas ke Cibatu.
Turun dari kereta langkah pertama jelas harus booking lagi tiket untuk baliknya. Nah di sini ada dua pilihan. Kalo mau naik KA Pangandaran lagi baru bisa berangkat jam 3 sore. Adapun yang terdekat ialah KA Galunggung. Youwes ben, naik Galunggung bae.
KA Galunggung Malah Sepi
Singkat cerita KA Galunggung tiba di Stasiun Cibatu dan siap mengantar pulang ke Bandung. Meski nggak sampai stasiun Bandung sih, karena tujuan akhirnya Stasiun Kiaracondong. Pokoke masih kota Bandung lah.
Ada perbedaan mencolok. Bukan hanya trainsetnya aja yang beda. Penumpang KA Galunggung malah sepi. Bahkan di gerbong paling akhir (Ekonomi 6) malah kosong melompong nggak ada penumpangnya. Nah jadi deh sendirian. Padahal tarifnya masih Rp 1.000,00 lho.
Lebih Banyak Berhenti
Kalo yang pertama tadi nggak ada berhentinya sama sekali, KA Galunggung ini berhenti ketika masuk Stasiun Karangsari. Ternyata pemberhentian di sini untuk disilang dengan KA Pangandaran dari Stasiun Gambir.
Setelah itu kereta akan berhenti lagi di Stasiun Leles. Karena memang jadwal berhenti di sana reguler. Sehabis Leles, kereta akan “mendaki” lembah Mandalawangi, melintas di atas Jembatan Citiis, sebelum berhenti lagi di Stasiun Nagreg. Sama di sini juga reguler.
KA Patas Bandung Raya Reborn
Berangkat dari Stasiun Nagreg, KA Galunggung menuruni jalur ekstrem menuju Cicalengka. Nah di Stasiun Cicalengka kereta pun berhenti lagi. Nah kan lebih banyak berhenti. Saat ini kita telah masuk koridor KA Lokal Bandung Raya atau jalur KA Bandung Cicalengka.
KA Galunggung sendiri nggak ada pemberhentian kecuali di Stasiun Rancaekek dan stasiun akhir Kiaracondong. Jadi sebenarnya penilaian orang bahwa ini adalah KA Patas Bandung Raya edisi reborn boleh jadi tepat. Hanya saja rute ke Padalarang-nya dialihkan ke Tasikmalaya.
Akhir Perjalanan
Setelah menempuh perjalanan dari Cibatu Garut dan berhenti di beberapa stasiun, KA Galunggung tiba di tujuan akhirnya, Stasiun Kiaracondong. Nah untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Bandung otomatis transfer ke KA Lokal Bandung Raya.
Cuma nggak langsung transfer. Ada sendikit keperluan di daerah sana dan baru melanjutkan perjalanan ke Stasiun Bandung selepas sholat Maghrib. Hmm, jadi ceritanya nih ngetrip setengah hari dan membereskan keperluan. Intinya trip KA Pangandaran dan Galunggung di hari itu tuntas.
KA Pangandaran dan Galunggung Riwayatmu Kini
Tak lama setelah trip jajal kedua kereta yang masih bertarif Rp 1.000,00. PT. KAI memberlakukan tarif normal di kedua kereta. Tentu saja kebijakan ini membuat tiketnya melonjak hingga ratusan kali lipat.
KA Pangandaran untuk rute Bandung-Banjar aja eksekutif Rp 100.000,00 dan premium Rp 50.000,00. Sementara untuk rute Gambir-Banjar eksekutif Rp 250.000,00 dan premium Rp 150.000,00. Sedangkan Gambir-Bandung mengikuti KA Argo Parahyangan. Adapun KA Galunggung tiketnya Rp 30.000,00 trainset ekonomi 106 seat.
Pemberlakuan tarif normal membuat jumlah penumpang turun secara signifikan. Terutama untuk rute Bandung-Banjar PP. Harap maklum di koridor ini saingannya bus. Bahkan tarif khusus KA Argo Wilis pun nggak nyampe Rp 100.000,00. Pengecualian untuk rute Gambir-Banjar dan itupun tertolong segmen Gambir-Bandung yang tinggi.
KA Pangandaran dan Galunggung masih dipertahankan di Gapeka 2019. Khusus KA Galunggung kali ini berbagi trainset dengan KA Lokal Bandung Raya. Sayangnya Gapeka 2019 hanya seumur jagung. Pandemi Covid-19 dan adanya pembatasan total di akhir Maret 2020 membuat semua perka jarak menengah dan jauh dihentikan.
Hingga saat ini ketika Gapeka 2021 telah diberlakukan, KA Pangandaran masih ada namun statusnya fakultatif akibat ketiadaan trainset. Nasib KA Galunggung malah lebih ngenesi lagi. KA Galunggung dihapus dari Gapeka 2020.
Nggak usah heran sih. Rutenya nanggung dan bersaing keras dengan bus. Ditambah lagi trainset uzur membuatnya sepi penumpang. Okupasinya dibawah 60% bahkan di akhir pekan. Hmm, lagi promoan aja satu gerbong kosong karena banyak yang beralih ke KA Pangandaran.
Kondisi keuangan PT.KAI kini telah membaik. Seiring kembali meningkatnya jumlah penumpang. Terlebih syarat tes Covid-19 telah ditiadakan. Selama penumpang telah mendapat booster (diatas 18 tahun) atau vaksin kedua (6-17 tahun).
Diharapkan setidaknya KA Pangandaran bisa kembali beroperasi. Ketiadaan rangkaian membuatnya harus berstatus fakultatif. Jangankan itu, KA Argo Parahyangan pun kekurangan trainset. Terlebih satu trainset telah dimutasi ke Daop 5 Purwokerto untuk dinas KA Kertanegara, Purwokerto-Malang PP.
Leave a Reply