PJL Geser Malioboro Yogyakarta : Anti Terobos Terobos Club

pjl geser malioboro yogyakarta anti terobos terobos club

PJL Geser Malioboro Yogyakarta memang agak lain. Berada di jalur sumbu filosofi antara Kraton dan Tugu Pal Putih. Perlintasan ini hanya bisa dilintasi pejalan kaki dan pesepeda. Pintu geser otomatis membuatnya sangat sulit diterobos oleh pengendara nakal.

Pendahuluan

Kota Jogja punya banyak sisi unik. Salah satu destinasi wisata paling favorit di Indonesia ini juga punya sejarah panjang terkait dengan Kereta Api. Di era kolonial pernah punya jaringan kereta api hingga ke pelosok seperti Pundong hingga Sewugalur.

Ngayogyakarta Hadiningrat melalui Balai Yasa Yogyakarta pernah punya prestasi cukup membanggakan. Di tahun 1960 ketika Republik Indonesia belum genap berusia 30 tahun telah mampu memproduksi Lokomotif Bima Kunting. Meski hanya sebatas untuk inspeksi dan langsiran di Balai Yasa Yogyakarta.

Sebetulnya bukan itu saja keunikan Jogja yang berkaitan dengan si ular besi. Masih ada satu keunikan. Bahkan yang ini posisinya sangat strategis. Berada di pintu masuk sekaligus jantung nya Jogja. Keunikan apakah itu?

PJL Geser Malioboro Yogyakarta : Sejak Era Kolonial dan Awalnya Bukan Seperti Itu

Keunikan itu ada pada sebuah pintu perlintasan yang sebenarnya menghubungkan Jalan Malioboro dengan Pangeran Mangkubumi. Disebut PJL Geser karena bentuk fisiknya seperti itu. Pintunya geser secara otomatis. Sebetulnya PJL 3A-B ini telah ada bersamaan dengan tersambungnya Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden) dengan Stasiun Tugu Jogja.

Stasiun tersebut selesai dan mulai beroperasi tahun 1884. Pemiliknya waktu itu ialah Staats Spoorwegen (SS) dan merupakan terminus untuk semua kereta dibawah operator pemerintah Kolonial Belanda itu. Khususnya lintas barat (Westerlijnen).

Sedangkan Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden) itu milik operator swasta NISM. Bahkan lebar spoornya 1.435 mm. Beda dengan milik SS yang 1.067 mm. Nah PJL Malioboro Yogyakarta ini berada tepat di sebelah timur Stasiun Tugu Jogja. Merupakan bagian dari Lintas milik NISM.

Bentuk awal PJL Malioboro dulunya beda dengan sekarang. Bukan model PJL geser. Terlepas dari semuanya, PJL ini tetap merupakan bagian dari sejarah perkeretaapia di Jogja.

kereta berangkat dari stasiun tugu jogja

PJL Geser Malioboro Yogyakarta : Berada di Sumbu Filosofis

Pastinya nggak sedikit dari kamu yang kurang mengetahui apa itu sumbu filosofis. Sebuah garis imaginer yang membentang dari selatan ke utara. Dalam konteks Ngayogyakarta Hadiningrat itu dari Pantai Parangtritis (Selatan) ke Gunung Merapi (Utara). Dalam satu garis lurus itu terdapat Panggung Krapyak, Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Tugu Pal Putih.

Garis imaginer ini pertama kali diperkenalkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I atau juga dikenal dengan nama Pangeran Mangkubumi. Tentunya ada makna dibalik sumbu tersebut. Salah satunya adalah keseimbangan. Uniknya, PJL Geser ini tepat berada dalam garis imaginer tersebut. Terletak di antara Kraton dan Tugu Pal Putih.

berada di titik sumbu filosofi

Hanya Boleh Dilewati Pejalan Kaki dan Pengendara Sepeda (Tak Bermotor)

Boleh jadi karena faktor keberadaannya dalam sumbu filosofis itu atau alasan lain. Siapapun yang melewati PJL ini wajib mematikan mesin. Bahkan selepas Pandemi Covid-19 hanya pejalan kaki dan pengendara sepeda yang bisa lewat situ. Sebelumnya motor masih bisa tapi harus matikan mesin dan dituntun.

berada di titik sumbu filosofi

(Sebenarnya) Aman dan Nggak Bisa Diterobos

Akhir-akhir ini sedang viral video seorang pengendara sepeda motor yang nyaris baku hantam dengan relawan perlintasan. Penyebabnya karena pengendara tersebut coba menerobos palang perlintasan sedangkan posisi kereta udah sangat dekat. Penerobosan seperti itu memang sangat sering terjadi. Meskipun telah banyak jatuh korban jiwa akibat perilaku buruk tersebut.

Dalam konteks PJL Geser Malioboro Yogyakarta, model pintu geser otomatis itu sebetulnya aman dan nggak bisa diterobos. Tinggi pintu gesernya aja nyaris sama dengan sepeda motor. Jadi kalo mau menerobos butuh effort sangat tinggi. Sebetulnya model seperti itu bisa jadi solusi. Namun agak susah dan tentu butuh biaya tinggi.

Makanya PJL yang ada di sebelah timur Stasiun Tugu Jogja dan dalam sumbu filosofis tersebut Anti Terobos Terobos Club. Nggak ada yang berani menerobos. Terlepas dari hanya boleh dilewati pejalan kaki dan sepeda.

model pintu geser otomatis anti diterobos pengendara nakal

Kesimpulan

PJL Geser Malioboro Yogyakarta telah ada sejak era kolonial dan di dalam sumbu filosofis. PJL ini punya keunikan. Dulu sebelum Covid-19 pengendara motor yang akan melintas wajib mematikan mesin dan menuntun motornya. Saat ini hanya pejalan kaki dan pengendara sepeda yang bisa lewat. Model pintu geser otomatis menjadikannya anti terobos-terobos club yang sebenarnya sangat aman.

Comments

Leave a Reply