Belum jelas kapan pertama kali Pintu Selatan Stasiun Tugu dibuka. Walaupun begitu keberadaannya sangat penting. Di sinilah tersedia semua layanan kereta. Lebih dari itu justru lebih dekat ke Malioboro.
Prologue
Stasiun Tugu Jogja telah mengalami berbagai dinamika dalam perjalanan sejarahnya. Pernah jadi terminus layanan Staats Spoorwegen op Westerlijnen atau Lintas Barat SS. Pernah pula menjadi stasiun transit utama gegara beda spoor 1.067 dan 1.435 mm.
Bahkan sejatinya di sini ada dua percabangan yakni arah selatan menuju Palbapang via Stasiun Ngabean. Ditambah lagi Jalur Kereta Jogja Ambarawa ke arah utara. Semuanya telah berstatus non-aktif sejak pertengahan dekade 1970-an. Inilah yang menjadikan Stasiun Tugu Jogja gerbang masuk utama bukan hanya ke Jogja hingga saat ini.
Ketika awal beroperasi sebetulnya hanya ada satu akses masuk yakni melalui Pintu Timur di Jalan Mangkubumi sekarang. Itulah yang jadi pintu utama meski sekarang hanya melayani keberangkatan penumpang KAJJ.
Pintu Selatan Stasiun Tugu dan Terowongan Penyeberangan
Selain akses tersebut, Stasiun Tugu Jogja punya akses lainnya melalui Jalan Pasar Kembang yakni pintu selatan. Belum jelas kapan akses tersebut mulai dibangun. Namun bila melihat literatur sejarah tentang keberadaan terowongan penyeberangan orang di tahun 1950an anggaplah pintu selatan mulai ada di tahun tersebut.
Pintu Selatan Stasiun Tugu : Awalnya Lebih Untuk KA Prameks
KA Prameks mulai beroperasi di awal 1990-an. Waktu itu masih melayani rute Jogja-Solo PP. Menggunakan unit KRD MCW 302 dimana dalam perkembangannya mulai tergantikan oleh KRDE buatan INKA hingga digantikan KRL Joglo.
Nah akses Jalan Pasar Kembang ini sebetulnya untuk mengakomodasi penumpang KA Prameks waktu itu supaya nggak numpuk di utara. Sedangkan sebelum kereta komuter itu beroperasi, bila memang akses ini telah ada boleh jadi fungsinya untuk memecah kepadatan penumpang dan mengurangi beban pintu timur.
Pintu Selatan Stasiun Tugu : Menjadi Penting Pasca Renovasi
Beda dengan pintu timur yang tertata rapi, akses selatan ini pada asalnya boleh dibilang cukup berantakan. Kalo nggak mau disebut kumuh. Makanya itu dilakukan renovasi yang dimulai sejak tahun 2016.
Setelah selesai keberadaan akses ini justru menjadi sangat penting. Ditambah lagi dengan penataan jalan Pasar Kembang semakin membuat calon penumpang cukup nyaman bila melewati akses ini.
Disebut sangat penting karena disinilah tersedia semua layanan kereta. Mulai dari KA Bandara YIA (Yogyakarta International Airport), KA Prameks Kutoarjo Jogja, KRL Joglo tujuan akhir Stasiun Palur, dan KAJJ pun ikut diakomodasi di sini.
Kawasan komersial pun lebih banyak tersedia dibandingkan Pintu Timur. Bahkan kini telah ada fasilitas Shower and Locker. Dimana penumpang bisa menitipkan barang dan mandi di sini.
Selangkah dan Lebih Mudah ke Malioboro
Satu hal yang paling krusial adalah akses menuju Malioboro sebagai titik sentral para turis di Yogyakarta. Secara umum Stasiun Tugu Jogja memang dekat dengan Malioboro. Namun pintu Selatan menawarkan kemudahan tanpa harus menyeberangi rel kereta api di PJL geser. Karenanya boleh dibilang Selangkah dan Lebih Mudah ke Malioboro.
Kesimpulan
Belum ada literatur jelas kapan Pintu Selatan Stasiun Tugu dibangun. Tapi bila merujuk pada pembangunan terowongan penyeberangan orang di tahun 1950an anggaplah telah ada sejak itu. Baru kelihatan fungsinya ketika KA Prameks beroperasi awal 1990-an.
Sekarang keberadaannya menjadi sangat penting. Terutama setelah renovasi besar di sini dan kawasan Pasar Kembang sehingga membuat penumpang menjadi nyaman. Semua layanan kereta tersedia dan area komersial lebih lengkap. Di sini juga menawarkan kemudahan ke Malioboro tanpa harus menyeberangi JPL Geser.
Leave a Reply