Balai Yasa Yogyakarta pertama kali didirikan oleh NISM. Sebagai bagian dari Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden). Saat ini banyak melakukan perbaikan kereta ex-PLH. Juga melakukan perawatan terhadap unit KRD dan Lokomotif. Termasuk Kereta Feeder KCIC.
Pendahuluan
Selain sistem persinyalan, salah satu infrastruktur penting dalam perkeretaapian ialah bengkel kereta api. Nah bengkel ini ada yang kecil dan besar. Bengkel besar biasanya dikenal dengan nama Balai Yasa. Namanya juga bengkel besar berarti perbaikan yang dilakukan bukanlah ecek-ecek.
Melainkan perbaikan berskala besar. Selain itu juga berfungsi untuk melakukan perawatan terhadap sarana kereta api, yakni lokomotif dan keretanya. Baik kereta biasa maupun berpenggerak seperti Kereta Rel Diesel (KRD). Perawatan jelas sangat penting demi kelangsungan operasional kereta dalam melayani para pelanggan setianya.
Balai Yasa terdapat di beberapa kota besar di Pulau Jawa. Namun ada satu yang cukup terkenal. Boleh dibilang spesialisnya memperbaiki kereta rusak akibat PLH (temperan). Balai Yasa manakah yang dimaksud?
Balai Yasa Yogyakarta : Pertama Dibangun NISM
Ternyata Balai Yasa tersebut berada di Kota Pelajar sekaligus destinasi wisata utama di Pulau Jawa. Dengan kata lain ada di Kota Yogyakarta. Keberadaan si ular besi di sini punya sejarah panjang. Bengkel besar ini mulai dibangun oleh NISM pada tahun 1914. Sempat diambil alih Jepang tahun 1942 dan menjadi milik pemerintah. Sampai akhirnya menjadi milik Indonesia tahun 1945.
Balai Yasa Yogyakarta dan Perkembangan Kereta Api Mataram
Keberadaan bengkel besar ini berkaitan erat dengan sejarah perkembangan kereta api di bumi Mataram. Khususnya di tanah para raja atau Vortenslanden. Si ular besi pertama kali menembus Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 1872.
Kemudian di tahun 1884 Staats Spoorwegen (SS) operator pemerintah Hindia Belanda berhasil membangun Jalur Kereta Cilacap Jogja yang juga terkoneksi dengan Lintas Priangan. Hal ini ditindaklanjuti oleh NISM dengan memperpanjang Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden) yang semula berakhir di Lempuyangan hingga Stasiun Tugu Jogja milik SS.
Perkembangan selanjutnya NISM terus membangun jalur kereta api Periode 1898-1905 Jalur Kereta Api Jogja Ambarawa. Tahun 1895 – 1916 secara bertahap membangun jalur kereta api Yogyakarta – Brosot – Sewugalur. Hingga akhirnya periode 1917-1918 giliran lintas Ngabean Pundong via Stasiun Pasar Gede.
Masifnya perkembangan tersebut menuntut kereta api beroperasi dalam kondisi prima. Karena itu dibutuhkan sebuah bengkel besar yang tugasnya merawat rangkaian kereta dan lokomotif. Tujuannya agar bisa terus operasional. Pada 1914 dibangunlah sebuah bengkel yang kemudian kita kenal sebagai Balai Yasa Yogyakarta (Pengok).
Banyak Memperbaiki Kereta ex-PLH
Setelah kemerdekaan Indonesia, Balai Yasa Yogyakarta ternyata banyak memperbaiki kereta rusak setelah mengalami PLH. Jadi selama sarana itu kerusakannya belum parah masih bisa dihandle oleh bengkel ini. Kecuali bila sangat parah dan tak bisa diperbaiki lagi maka harus dirucat.
Salah satu yang pernah menjalai perbaikan di sini ialah rangkaian Kereta Eksekutif New Generation yang menemper truk di daerah Rewulu.
Perawatan KRD dan Lokomotif
Tak hanya itu, Balai Yasa Yogakarta juga ikut merawat sarana KRD dan Lokomotif. Terlebih bengkel besar ini telah bekerjasama dengan General Electric. Produsen lokomotif seperti CC 201, 203 dan 206 yang banyak beroperasi di Indonesia. Begitupula rangkaian KRD. Termasuk sarana Kereta Feeder KCIC juga melakukan perawatan di sini setelah perawatan harian di Dipo Bandung.
Kesimpulan
Balai Yasa Yogyakarta mulai dibangun oleh NISM tahun 1914. Untuk menunjang operasional perkeretaapian di Bumi Mataram. Khususnya wilayah Vortenslanden. Sempat diambil alih Jepang pada 1942 hingga kemudian milik Indonesia sejak 1945. Bengkel besar ini biasa melakukan perbaikan terhadap kereta ex-PLH. Juga merawat sarana KRD dan Lokomotif.
Leave a Reply