stasiun kebasen sayang belum melayani penumpang

Stasiun Kebasen, Strategis Tapi Belum Melayani Penumpang

Stasiun Kebasen secara posisi cukup strategis dan udah pake bangunan baru. Sayang hingga kini masih belum melayani penumpang. KA Joglosemarkerto dan Kamandaka bisa aja berhenti reguler di sini.

Pendahuluan

Sebuah stasiun kecil di Rawalo Kabupaten Banyumas ini memiliki sejarah panjang. Menjadi bagian dari Jalur KA Cirebon Kroya yang awalnya untuk mempercepat konektivitas Jakarta Surabaya dan mengurangi beban lintas Priangan (1912-1917).

Namun seiring berjalannya waktu pemerintah membangun double track di lintas ini. Stasiun kecil inipun ikut terdampak. Dimana harus pindah ke bangunan baru yang support double track. Sayangnya meski udah cukup representatif, masih belum ada layanan penumpang reguler di sini.

Sementara Jalur KA Cirebon Kroya telah ada layanan kereta aglomerasi dalam bentuk Joglosemarkerto dan Kamandaka. Ditambah beberapa KAJJ yang sebetulnya cukup potensial bila terlayani di sini.

Terowongan dan Stasiun Kebasen Tak Terpisahkan

Stasiun yang dimaksud ialah Stasiun Kebasen. Meskipun bukan halte tapi masuk klasifikasi stasiun kelas 3. Nggak jauh dari sini terdapat Terowongan Kebasen yang berada di area pegunungan sisi Sungai Serayu.

Kedua sarana penting ini mulai beroperasi tahun 1917 sebagai bagian dari Jalur KA Cirebon Kroya. Rangkaian kereta elit sekelas Eendaagsche Express pernah melintas di sini.

Stasiun Kebasen Awalnya Pakai Bangunan Lama

Ketika awal beroperasi 1917 Stasiun Kebasen memakai bangunan lama. Sejak awal ini merupakan stasiun kecil atau boleh jadi malah halte yang kemudian diupgrade jadi stasiun kelas 3. Apapun itu dari sisi sejarah tetaplah bagian dari Jalur KA Cirebon Kroya.

Bangunan Lama ini masih tetap ada hingga Indonesia merdeka. Meskipun tanpa ada layanan penumpang. Jadi sebatas tempat untuk mengatur sinyal. Stasiun ini pun sering jadi tempat untuk persilangan dan persusulan. Secara waktu itu menggunakan single track.

Stasiun Kebasen lama terkoneksi dengan Terowongan Kebasen lama. Juga Jembatan Serayu sisi barat yang berada percis di samping Bendungan Gerak Serayu.

Stasiun Kebasen dan Pembangunan Double Track

Seiring berjalannya waktu Jalur KA Cirebon Kroya dibangun Double Track. Pembangunan ini tentu berdampak pada sebagian sarana yang masih merupakan peninggalan Staats Spoorwegen (SS) tahun 1917.

Warisan Kolonial Belum Support Double Track

Tak terkecuali stasiun ini, Terowongan Kebasen, hingga Jembatan Serayu Kebasen. Ketiga sarana tersebut ternyata belum support untuk double track. Sementara pembangunan double track dirasa sangat urgen mengingat perjalanan kereta yang semakin padat dan bertambah terus.

Stasiun dan Terowongan Bergeser ke Selatan

Bersamaan dengan pembangunan double track, stasiun pun dibuatkan bangunan baru yang lebih ke selatan dari bangunan lama peninggalan Staat Spoorwegen (SS). Nggak hanya itu, terowongan dan jembatan pun ikut digeser sedikit posisinya.

Perubahan paling mencolok terjadi pada Terowongan Kebasen dimana bangunan baru itu terdiri dari 2 buah terowongan menembus bukit meski ukurannya pendek. Posisinya lebih ke selatan. Berbeda dengan warisan kolonial yang hanya satu dan pendek di utara. Melintas di bawah Jalan Raya.

Stasiun Kebasen Baru Beroperasi 2019

Pembangunan double track untuk Jalur KA Cirebon Kroya terdiri dari dua segmen. Pertama dari Prupuk ke Purwokerto. Ini lebih dulu tuntas. Dilanjut dengan segmen Purwokerto ke Stasiun Kroya.

Di segmen inilah warisan-warisan sejarah itu berada dan belum bisa support double track. Sehingga dibutuhkan bangunan baru. Tahun 2019 double track di segmen ini tuntas sehingga Jalur KA Cirebon Kroya full double track.

Bersamaan dengan itu Stasiun Kebasen baru mulai digunakan. Gantikan bangunan lama peninggalan tahun 1917.

Belum Melayani Penumpang

Bila dilihat dari Google Maps, posisi Stasiun Kebasen cukup strategis. Nggak jauh dari Jalan Raya Utama. Namun sayang meski telah mengoperasikan gedung baru yang lebih modern dan jumlah lintasan lebih banyak, stasiun ini masih belum melayani penumpang.

Fungsinya masih sama sebatas pengaturan perjalanan kereta api. Kegiatan persilangan memang udah nggak ada lagi sejak beroperasinya Double Track. Tapi untuk persusulan masih ada. Biasanya untuk kereta barang.

Potensi Bila Melayani Joglosemarkerto dan Kamandaka

Boleh jadi belum adanya layanan penumpang karena rata-rata perjalanan kereta yang melintas di sini semuanya masih jarak jauh. Daop 5 Purwokerto belum punya layanan komuter, seperti halnya Daop 3 Cirebon. Bisa jadi inilah alasan stasiun belum melayani penumpang.

Tapi di sini telah ada layanan Aglomerasi dalam bentuk KA Joglosemarkerto dan Kamandaka. Bedanya Aglomerasi dan Komuter terletak di proses boarding, dimana Aglomerasi masih menerapkan itu sebagaimana KAJJ. Sedangkan komuter tinggal scan QR Code atau Tap In/Out Kartu.

KA Joglosemarkerto pola perjalanannya memutar Provinsi Jawa Tengah. Melewati Jalur KA Cirebon Kroya dan Lintas Brumbung Solo. Dari Stasiun Solo Balapan dan balik lagi ke sana. Sedangkan KA Kamandaka yang lewat sini melayani rute Cilacap – Semarang Tawang Bank Jateng.

Nah tinggal dihitung aja seperti apa potensi ekonomi apabila kedua kereta berhenti dan melayani penumpang di Stasiun Kebasen. Tapi yang jelas itu bisa mengurangi beban kepadatan Stasiun Purwokerto.

Kesimpulan

Stasiun Kebasen awalnya mengunakan bangunan lama yang terkoneksi dengan Terowongan Kebasen dan Jembatan Serayu Kebasen. Ketiganya seperti tak bisa dipisahkan.

Pembangunan double track membuat ketiga sarana tersebut harus mengalami pergeseran. Terutama stasiun dan terowongan harus bergeser lebih ke selatan. Hingga tahun 2019 setelah tuntasnya segmen Purwokerto Kroya bangunan baru pun mulai digunakan.

Sayangnya sampai saat ini belum ada layanan penumpang. Walaupun bangunan baru jauh lebih representatif. Padahal telah ada layanan aglomerasi Joglosemarkerto dan Kamandaka. Layanan penumpang disini sebetulnya bisa mengurangi beban kepadatan Stasiun Purwokerto.

Galeri Foto

Lokasi Stasiun Kebasen

Note: Sebelah selatan itu bangunan baru yang dioperasikan tahun 2019. Sedangkan di utara adalah peninggalan Staats Spoorwegen (SS) tahun 1917.

Rangkaian Tak Terpisahkan dan Tragedi Kebasen 1981

Antara Stasiun dengan terowongan dan jembatan merupakan satu rangkaian tak terpisahkan. Sebelumnya udah pernah dibahas Jembatan Serayu Kebasen dan Terowongan Kebasen.

Rangkaian tak terpisahkan ini merupakan saksi bisu sebuah peristiwa kelam tanggal 21 Januari 1981 ketika terjadi tabrakan adu banteng KA Senja IV dengan Tatarmaja. Peristiwa kelam dikenal sebagai Tragedi Kebasen 1981. InSyaaAlloh seperti apa kronologisnya akan dibahas tersendiri.