Mencoba KA Garut Cibatuan Jadwal keberangkatan pagi dari Stasiun Bandung. Tentunya karena komuter jadi banyak berhenti. Bahkan beberapa kali mengalah untuk disusul dan disilang. Duh jadi inget sama lokalan itu ya.
Penantian panjang selama hampir 40 tahun itupun akhirnya tuntas. Si Ular Besi kembali menjejakkan rodanya di Kota Dodol. Bahkan kali ini bermesin diesel. Pasalnya ketika lintas Cibatu-Garut ditutup sementara pada awal dekade 1980-an hanya lokomotif uap yang melintas di situ.
Tentunya kondisi loko uap tersebut tinggalah ampas. Dari sisa-sisa kejayaannya di masa lalu. Diesel bukannya nggak pernah melewati jalur itu. Namun karena kondisinya yang buruk dan minim perawatan akhirnya sulit untuk melintas sehingga balik lagi ke uap yang jompo.
Adapun alasan penutupan lintas Cibatu Garut ketika itu selain infrastruktur juga alasan ekonomi. Moda transportasi kereta api dianggap kalah saing dengan aspal. Terlebih PJKA sebagai operator pun merugi.
Kalo dilihat dari berbagai foto maupun konten video dimana “Si Gombar” masih gagah melintas, kereta memang sarat penumpang. Sayangnya kebanyakan malah nggak beli tiket alias ngambing.
Oke itu sekilas tentang kondisi lintas Garut di masa-masa sebelum non-aktif. Kini jalur legendaris telah hidup kembali. Penantian panjang warga Kota Garut akan bunyi Semboyan 35 pun terjawab sudah.
Telah Direncanakan Sejak Gapeka 2019
Secara umum jalur kereta api Cibatu Garut yang sejatinya memang bukan lintas cabang telah tuntas proses reaktivasinya menjelang akhir 2019. Di saat yang sama juga telah diberlakukan Gapeka 2019. Bahkan telah ada jadwal perjalanan kereta api lintas Cibatu Garut.
Memang masih sebatas kereta api lokal. Namun sejatinya kereta api menuju Kota Garut telah diakomodasi di Gapeka 2019 tersebut. Bahkan rencananya lintas akan mulai dioperasikan reguler bersamaan dengan masa angkutan Lebaran 2020.
Sayangnya Pandemi Covid-19 membuyarkan semuanya. Sekalipun telah dilewati kereta-kereta inspeksi, masyarakat Garut harus menunggu lagi sampai 2 tahun lamanya agar bisa menikmati kereta api sebagai moda transportasi alternatif.
Seperti udah pernah dibahas, Gapeka 2019 pun hanya seumur jagung. Ditumbangkan oleh ganasnya Covid-19. Waktu itu belum ada vaksinasi sehingga Prokes beneran wajib.
Bahkan untuk perjalanan jarak jauh pun diwajibkan Test Covid-19. Hal yang bahkan sampai membuat PT.KAI merugi untuk pertama kalinya sejak tahun 2008. Seperti kita ketahui, pendapatan PT.KAI mayoritas dari angkutan penumpang.
KA Garut Cibatuan Jadwal Pagi Perpanjangan Rute
Maret 2022 ketika syarat perjalanan mulai dilonggarkan, PT. KAI meluncurkan KA Cikuray rute Garut-Jakarta Pasar Senen PP. Selain itu juga memperpanjang rute KA Lokal Cibatuan yang semula hanya sampai Stasiun Cibatu.
Termasuk yang diperpanjang ialah keberangkatan shubuh dari Stasiun Purwakarta. Inilah yang kini menjadi KA Garut Cibatuan Jadwal Pagi dari Stasiun Bandung. Aslinya berangkat lebih pagi dari Purwakarta. Rute aslinya sendiri Purwakarta-Garut PP.
Layanan lama yang akhirnya direbranding demi mengakomodasi penantian panjang warga Garut. Kereta “Simandra” kini melintas secara reguler di jalur legendaris Cibatu-Garut.
Berangkat Stasiun Bandung 06.43 WIB
Nah sekarang saatnya membahas kaya gimana sih perjalanan naik KA Garut Cibatuan Jadwal Pagi itu? Nah perjalanan dimulai dari Stasiun Bandung. Jadi kita ambil sebagai titik awal di sini, bukan Purwakarta ya.
Kereta masuk Stasiun Bandung nggak bisa dibilang dalam kondisi kosong. Hmm, mentang-mentang Nyubuh dikira kosong? Nyatanya nggak juga, secara ini hari Sabtu. Udah masuk akhir pekan. Banyak yang mau berwisata.
Sabtu pagi itu telah ada sebuah rombongan besar yang menumpang KA Lokal Garut Cibatuan. Entah kemana tujuan rombongan tersebut. Intinya sih menaiki kereta ini. Lantaran ongkos murah dan jadwal lebih friendly ketimbang KA Cikuray yang berangkat malam.
Keberadaan rombongan anak-anak remaja itu praktis membuat kereta langsung terisi penuh. Terutama tempat duduknya. Untungnya prokes KAI masih bagus. Petugas nggak henti-hentinya menegur penumpang yang maskernya nggak benar.
Begitu Aja dan Hanya Susul Silang
Bagaimana fase awal dari perjalanan dengan KA Garut Cibatuan Jadwal Pagi dari Bandung itu? Nggak akan banyak dibahas ya, karena toh hampir begitu-begitu juga. Viewnya sama aja kaya naik KA Lokal Bandung Raya. Masih lewat Masjid Al Jabbar juga toh? Makanya itu.
Hanya sebagian kecil momen persilangan dan susulan aja. Di Stasiun Gedebage, kereta berhenti untuk disilang KA Malabar tujuan Bandung. Kemudian di Stasiun Rancaekek giliran disusul KA Lodaya tujuan Solo Balapan. Disitu juga ada KA Mutiara Selatan yang akan ke Bandung.
Cicalengka Nagreg, Pertama Kali Sejak Februari 2020
Ada yang istimewa di Sabtu pagi tanggal 10 September 2022 itu. Bukan karena momen atau apalah. Tapi inilah kali pertamanya berhasil melewati Stasiun Cicalengka sejak Februari 2020. Ya lagi-lagi gegara makhluk bernama Covid-19 itu.
Stasiun Cicalengka mulai berbenah total menyambut Double Track Bandung. Di Stasiun terminus KA Lokal Bandung Raya itu, KA Lokal Garut Cibatuan disilang KA Barang Parcel dari Surabaya dan KA Lokal Garut Cibatuan tujuan Padalarang.
Kereta lantas diberangkatkan selepas berhenti cukup lama. Lintas Cicalengka Nagreg ini memulai etape menanjak atau jalur ekstrem khas Priangan Timur. Inilah jalur pertama yang dibangun menembus hingga Jawa Tengah dan Timur.
View persawahan mulai menyambut para penumpang. Sementara KA Garut Cibatuan Jadwal Pagi itu terus melaju. Menaiki jalur nanjak hingga masuk Stasiun Nagreg.
Disilang KA Cikuray di Stasiun Nagreg
Di Stasiun Nagreg, KA Lokal Garut Cibatuan ini berhenti cukup lama. Ternyata menunggu kedatangan KA Cikuray dari Garut tujuan Stasiun Jakarta Pasar Senen. Adapun KA Lokal Garut Cibatuan baik keberangkatan pagi maupun malam memang berhenti secara reguler di sini.
Singkat cerita KA Cikuray masuk Stasiun Nagreg. Nggak lama berselang, KA Lokal Garut Cibatuan diberangkatkan. Kali ini siap melewati sebuah jembatan ikonik di kawasan Nagreg dan menuruni Lembah Mandalawangi hingga wilayah Kadungora Kabupaten Garut.
Jembatan Citiis dan Menuruni Lembah Mandalawangi
Jembatan ikonik yang kita kenal dengan nama Jembatan Citiis. Nggak panjang sih namun ketinggiannya sangat ekstrem. Kereta melintas di atas sebuah jurang yang dalam. Di sebelahnya ada Jalan Raya Nagreg yang juga akses menuju Priangan Timur hingga Jawa Tengah via selatan.
KA Lokal Garut Cibatuan telah berada di sisi timur dan dalam proses menuruni Lembah Mandalawangi. Hmm, tadi dari Stasiun Cicalengka jalurnya menanjak dan kini siap-siap menurun.
Di tengah-tengah Lembah Mandalawangi ada satu stasiun kecil yakni Stasiun Lebakjero. Stasiun ini nggak punya layanan penumpang. Hanya sebatas untuk kontrol saja. Meski demikian sering dijadikan spot untuk kegiatan fotografi.
Stasiun Lebakjero memang sulit diakses dari jalan utama. Boleh dibilang posisinya cukup terpencil. Makanya nggak heran kalo stasiun ini nggak melayani aktivitas naik turun penumpang.
Selepas Stasiun Lebakjero, view didominasi pegunungan dan hamparan sawah. Kereta boleh dibilang kini berada di tengah hutan. Meski bukan hutan belantara yang gelap tentunya. Kereta terus melaju menuruni Lembah Mandalawangi hingga tiba di Kadungora. Dimana track-nya kembali datar hingga tujuan akhir.
Petak Leles Cibatu dan Ternyata Rombongan Itu…
Pemberhentian selanjutnya adalah Stasiun Leles yang berada di Kadungora. Sebetulnya posisi stasiun ini cukup strategis. Bahkan dulu sebelum reaktivasi disinilah akses paling mudah menuju Kota Garut. Dimana tersedia angkot tujuan Terminal Guntur.
Nggak ada persilangan maupun persusulan. Sehingga pemberhentian di Stasiun Leles normal-normal aja sebagaimana biasanya. Perjalanan pun berlanjut. KA Lokal Garut Cibatuan tiba di Stasiun Karangsari.
Dan ternyata rombongan besar yang berangkat dari Stasiun Bandung itu berasal dari SMAN 4 Bandung. Sepertinya mereka akan mengunjungi Situ Cangkuang yang berada nggak jauh dari Stasiun Karangsari.
Di stasiun ini juga, KA Garut Cibatuan jadwal pagi disusul sang Raja Selatan KA Argo Wilis. Meskipun nggak lagi nomor satu, label Raja Selatan masih tetap melekat di kereta elite tersebut.
Selepas disusul, KA Lokal Garut Cibatuan berangkat lagi. Harusnya pemberhentian berikutnya ialah Halte Leuwigoong. Namun nggak ada jadwal pemberhentian di sana. Para penumpang tujuan Leuwigoong pun sebelumnya telah dihimbau untuk turun di Karangsari.
Karena nggak ada pemberhentian di Leuwigoong berarti langsung ke Stasiun Cibatu. Di Stasiun Cibatu cukup banyak penumpang turun. Secara kereta ini awalnya mentok di sini. Namun sekarang dengan adanya reaktivasi, perjalanan lanjut hingga Stasiun Garut.
Dari Stasiun Cibatu ke Stasiun Garut, kereta akan berhenti di dua stasiun yakni Stasiun Pasirjengkol dan Stasiun Wanaraja. Walaupun aslinya ada beberapa halte juga di sini.
Masuk Jalur Reaktivasi
KA Garut Cibatuan jadwal pagi dari Bandung diberangkatkan lagi dari Stasiun Cibatu. Kali ini akan melintas di jalur legendaris yang sempat tertidur panjang selama hampir 40 tahun. Nggak hanya itu bahkan sebelum tertidur itupun hanya dilewati lokomotif uap yang usianya telah renta.
Sejatinya ini bukanlah lintas cabang sebagaimana banyak disebut. Mengingat dari sejarah pembangunannya aja, justru lintas ini yang lebih dulu terhubung dengan Jakarta (Batavia) dan Bandung. Untuk trase ke Jawa Tengah baru beberapa tahun kemudian via Warung Bandrek.
Ternyata benar yang disebutkan di berbagai literatur lama. Lintas Cibatu Garut menyuguhkan pemandangan yang sangat bagus. Hamparan sawah dan pegunungan di sisi kiri arah Stasiun Garut. Suasana pedesaan benar-benar terasa di sini. Pantes aja sekelas Charlie Chaplin suka banget.
Tak terasa KA Lokal Garut Cibatuan berhenti di Stasiun Pasirjengkol. Kebanyakan untuk menurunkan penumpang. Pemberhentian nggak berlangsung lama, kereta pun melanjutkan perjalanan dan berhenti lagi di Stasiun Wanaraja.
Welcome To Garut, KA Garut Cibatuan Jadwal Pagi Nyampe
KA Lokal Garut Cibatuan berangkat dari Stasiun Wanaraja. Itu artinya semakin dekat dengan tujuan akhir yakni Stasiun Garut. Sepertiga view masih sama yakni pedesaan dengan hamparan sawah dan Gunung Sadakeling di sisi kirinya.
Barulah selepas itu mulai masuk area perkotaan. Dimulai dengan kawasan padat penduduk. Nah ketika lintas Cibatu-Garut non aktif di sinilah banyak berdiri bangunan semi permanen. Makanya meski terbilang pendek, proses reaktivasinya sedikit rumit.
KA Lokal Garut Cibatuan kini telah memasuki kawasan Ciwalen. Di sini berdiri sebuah tiang sinyal tebeng ikonik. Itu adalah peninggalan Staatspoorwegen dan bernama asli Sinyal Tebeng Ciwalen. Objek itu bahkan tetap ada ketika lintas Cibatu Garut berstatus non-aktif selama kurang lebih 38 tahun.
Sinyal tebeng Ciwalen memang udah nggak diaktifkan lagi. Namun tetap dilestarikan sebagai heritage atau bangunan cagar budaya peninggalan sejarah. Lintas kini menggunakan sistem persinyalan mekanik Siemens. Boleh jadi kedepannya akan diupgrade lagi jadi elektrik.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam 37 menit, KA Garut Cibatuan keberangkatan pagi dari Bandung tiba di tujuan akhir, Stasiun Cibatu. Duh lama banget ya?
Harap maklum namanya juga kereta lokal komuter. Konsekuensinya harus berhenti di setiap stasiun yang dilewatinya. Untuk kereta ini hanya dua stasiun yang skip yakni Stasiun Lebakjero dan Halte Leuwigoong. Khusus nama pertama memang nggak ada layanan penumpang.
Sebuah perjalanan yang juga sekaligus napak tilas sejarah Perkeretaapian Indonesia khususnya antara Bandung dan Garut. Semoga kereta api Garut terus berkembang ke depannya.
Oh iya, konten ini masih lanjut ya, untuk perjalanan dari Stasiun Garut kembali ke Stasiun Bandung. Masih menggunakan kereta yang sama. KA Lokal Garut Cibatuan, namun untuk rute Garut-Purwakarta.
Flashback KA Lokal Bandung Raya 469
Perjalanan naik KA Garut Cibatuan Keberangkatan Pagi yang ternyata memakan waktu nyaris 4 jam dan banyak “dibantai” mengingatkan akan trip KA Lokal Bandung Raya 469 sebelumnya.
Seperti telah dibahas, KA Lokal Bandung Raya 469 banyak mengalah dan terbantai oleh Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) maupun sesama lokalan. Hanya yang membedakan di sini ialah lebih banyak KAJJ yang membantai KA Lokal Garut Cibatuan 448.
Adapun KA Lokal Bandung Raya 469 juga ikut dibantai oleh sesamanya. Di Stasiun Haurpugur dan Stasiun Gedebage. Dikalahkan KA Lokal Bandung Raya tujuan Stasiun Cicalengka.
Leave a Reply