Kereta Api Rengganis mulai dinas pada tahun 1994 dengan rute Banyuwangi Baru-Kediri PP. Kemudian rutenya diperpendek jadi hanya sampai Stasiun Malang. Sejumlah kecelakaan membuatnya harus purnatugas pada tahun 2002. Kemudian digantikan oleh Kereta Api Tawang Alun hingga kini.
Pendahuluan
Kereta Api Tawang Alun yang pernah jadi pemain tunggal di koridor wisata Banyuwangi-Malang ternyata punya pendahulu. Bahkan pendahulunya itu bablas sampai Stasiun Kediri pada awal masa operasionalnya. Tak hanya itu, sang pendahulu juga pernah memiliki dua kali pemberangkatan pagi dan sore.
Sayangnya dua kecelakaan dalam sehari harus menghentikan masa dinasnya pada tahun 2002. Kemudian Kereta Api Tawang Alun datang menggantikan operasional kereta ini. Karena jarak waktu yang hanya sehari inilah banyak anggapan bahwa yang terjadi hanyalah pergantian nama seperti Empu Jaya ke Kereta Api Progo. Padahal ini dua kereta yang berbeda.
Kereta Api Rengganis, Sang Pendahulu Tawang Alun
Sebelumnya kita telah membahas tentang Kereta Api Tawang Alun yang pernah menjadi pemain tunggal di koridor wisata Banyuwangi Malang. Namun sejatinya kereta ini punya pendahulu yang bernama Rengganis.
Meskipun sama-sama kereta ekonomi PSO, terdapat beberapa perbedaan antara Tawang Alun dengan Sang Pendahulu, Kereta Api Rengganis, yang mulai dinas September 1994. Apa saja perbedaannya?
Mengawali Dinas Rute Banyuwangi Baru – Kediri
Pada bulan September 1994, Perumka mengoperasikan Kereta Api Rengganis. Melayani rute Stasiun Banyuwangi Baru1 ke Stasiun Kediri dan sebaliknya. Dengan layanan kereta ekonomi reguler PSO. Pengoperasian kereta ini bersamaan dengan Hari Perhubungan Nasional. Dalam satu rangkaian terdiri dari 4 kereta yakni 3 K3 (kereta ekonomi) + 1 KM3/KP32 .
Kereta Api Rengganis di Awal Masa Dinas
Ketika pertama kali dinas kereta ini punya dua rangkaian dan beroperasi di pagi hari. Berangkat pagi dari Stasiun Banyuwangi Baru jam 04.00 WIB dan tiba di Stasiun Kediri jam 13.00 WIB. Sedangkan keberangkatan dari Stasiun Kediri di jam 07.00 WIB dan tiba di Stasiun Banyuwangi Baru jam 16.00 WIB.
Okupansi kereta sendiri terbilang cukup bagus. Segmen Bangil-Banyuwangi terisi sebanyak 35%. Sementara itu untuk segmen Bangil-Kediri okupansinya 45%.
Pemotongan Rute Tahun 1995 dan Pola Perjalanannya
Pada tahun 1995, kereta ini mengalami pemotongan rute menjadi hanya sampai Stasiun Malang. Nggak cuma itu, Rengganis juga cuma punya satu rangkaian kereta dengan pola perjalanan baru yang sekarang dikenal dengan istilah tektok.
Berangkat pagi dari Banyuwangi dan tiba di Malang. Istirahatnya cuma sebentar udah itu balik lagi ke Banyuwangi. Pola perjalanan yang kurang lebih hampir mirip sama Kereta Api Tawang Alun sekarang. Harga tiketnya sendiri Rp 4.500,00 untuk full trip Stasiun Banyuwangi Baru ke Stasiun Malang.
Penambahan Jadwal Perjalanan
Memasuki tahun 2001, Kereta Api Rengganis mendapatkan rangkaian baru sehingga jadwal perjalanannya bisa ditambah. Dalam satu hari ada 4x perjalanan dengan rincian 2x dari Banyuwangi dan 2x dari Malang. Rangkaian ke-2 itu berangkat sore dari Banyuwangi Baru dan tiba di Malang pagi harinya. Kurang lebih seperti Kereta Api Ijen Ekspres sekarang.
Dua Kecelakaan di Hari yang Sama
Sayangnya penambahan jadwal tersebut hanya bisa dinikmati selama setahun. Pada tahun 2002 terjadi dua kali kecelakaan dalam satu hari yang melibatkan kereta ini.
Musibah tersebut terjadi di tanggal 25 Desember 2001. Pertama menimpa KA 262 dari arah Banyuwangi tujuan Malang mengalami anjlok di Ledokombo. 2 As kereta terakhir putus akibat guncangan saat melewati wesel Ledokombo. Ditambah beban kereta terlalu berat karena waktu itu sedang padat. Roda anjlok ini kemudian terseret dan menabrak pondasi sebuah jembatan.
Kereta ini kemudian terlempar, coupler nya lepas, masuk ke sawah dan terguling. Akibatnya 45 penumpang mengalami luka-luka. Masih di hari yang sama, giliran KA 265 dari arah Malang juga mengalami insiden yakni tertemper mobil minibus Panther yang memakan korban 3 orang meninggal dunia.
Akhir Masa Dinas Kereta Api Rengganis
Kereta Api Rengganis mengakhiri masa dinasnya bersamaan dengan berlakunya Gapeka 2002. Banyak yang mengaitkannya dengan berbagai insiden yang sering menimpa sehingga kereta ini harus purnatugas. Di Gapeka 2002 status kereta ini berubah menjadi Fakultatif.
Kereta Api Tawang Alun kemudian hadir menggantikan kereta ini. Melayani rute dan pola perjalanan yang kurang lebih sama. Dua dekade menjadi pemain tunggal, mulai 1 Februari 2025, Kereta Api Tawang Alun ditemani oleh Kereta Api Ijen Ekspres yang beroperasi sore dari Banyuwangi dan pagi dari Malang.
Beda Kasus dengan Empu Jaya
Ketika Kereta Api Rengganis mengalami musibah dua kali di hari yang sama, di tempat lain KA Empu Jaya juga mengalami hal serupa. Bahkan lebih parah dan sampai menimbulkan korban meninggal dunia. Dimana KA Empu Jaya bertabrakan adu banteng dengan KA Gaya Baru Malam Selatan di Stasiun Ketanggungan Barat, Kabupaten Brebes.
Insiden tersebut kemudian merubah nama Empu Jaya menjadi Kereta Api Progo hingga sekarang. Namun untuk Rengganis itu beda kasus. Ketika Gapeka 2002 status kereta ini turun menjadi Fakultatif, sedangkan Kereta Api Tawang Alun memulai masa dinas di rute yang sama dengan pendahulunya.
Di daftar kereta pada Gapeka 2002 masih ada Rengganis. Seiring berjalan waktu barulah Rengganis benar-benar hilang dan Kereta Api Tawang Alun jadi pemain tunggal sampai kehadiran Kereta Api Ijen Ekspres.
Ketika Tawang Alun mulai dinas, Rengganis sebenarnya masih ada tapi fakultatif. Hingga kemudian benar-benar hilang setelah mengalami banyak dinamika termasuk beberapa musibah yang dialaminya. Jadi bukannya Rengganis ganti nama jadi Tawang Alun.
Kesimpulan
Kereta Api Rengganis mulai dinas September 1994 bersamaan dengan Hari Perhubungan Nasional. Pada saat itu punya dua rangkaian kereta yang masing-masing berangkat pagi dari Banyuwangi dan Kediri. Setahun kemudian rutenya dipotong dan mulai jalan secara tektok dengan satu rangkaian saja dari Banyuwangi ke Malang kemudian balik lagi Banyuwangi.
Pernah mendapatkan rangkaian baru sehingga perjalananya bertambah di tahun 2001. Namun hal itu hanya bertahan setahun. Terlebih dengan adanya dua kali insiden kecelakaan yang melibatkan kereta ini tanggal 25 Desember 2001.
Pada Gapeka 2002, status berubah jadi fakultatif dan di saat bersamaan Kereta Api Tawang Alun hadir dan mulai dinas di rute yang sama. Begitupula pola perjalanan nggak jauh beda. Sehingga di sini jelas bahwa antara kereta ini dengan Tawang Alun itu beda. Bukan kereta yang sama kemudian ganti nama seperti kasus Empu Jaya ke kereta Api Progo.
- Stasiun Ketapang sebelumnya dikenal dengan nama Banyuwangi Baru. Stasiun ini mulai operasional pada pertengahan 1985 menggantikan Stasiun Banyuwangi (Lama) yang telah ada sejak era kolonial. ↩︎
- KM3 adalah kereta makan kelas 3 (ekonomi) sedangkan KP3 kereta ekonomi yang dilengkapi dengan pembangkit. Biasanya KP3 ini ada di rangkaian kereta lokal atau commuter line dan khusus untuk kru dan petugas. ↩︎
Leave a Reply