Stasiun Brambanan terletak di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Merupakan yang terdekat ke Candi Prambanan dan beberapa objek wisata. Banyak yang mempertanyakan kenapa stasiun yang dibuka 10 Juni 1972 ini namanya bukan Prambanan.
- Pendahuluan
- Asal Usul Nama Brambanan
- Prambanan Baru Dikenal Abad ke 20
- Stasiun Brambanan di Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden)
- Tak Ada Perubahan Nama Stasiun Brambanan Hingga Indonesia Merdeka
- Stasiun Brambanan Selangkah Menuju Candi Prambanan
- Dikelilingi Sejumlah Objek Wisata Termasuk Keraton Ratu Boko dan Tebing Breksi
- Layani Perjalanan KRL Joglo dan Angkutan Semen
- Kesimpulan
- Referensi
Pendahuluan
Disamping Stasiun Tugu Jogja dan Stasiun Solo Balapan, Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden) terdapat beberapa stasiun. Penamaan stasiun sesuai dengan daerahnya masing-masing. Namun ada pengecualian untuk Prambanan dimana nama stasiunnya terlihat berbeda dengan daerahnya.
Stasiun ini terletak di Kecamatan Prambanan, Desa Kebondalem Kidul, Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Udah masuk wilayah Solo Raya di sisi paling barat. Selain itu, terdapat Kecamatan Prambanan juga di sisi Kabupaten Sleman yakni Kepanewon Prambanan. Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan juga terletak di situ. Tepatnya sisi Sleman, walaupun pintu masuknya udah masuk Klaten.
Namun untuk stasiun keretanya punya nama berbeda dengan daerah Prambanan. Bagaimana ceritanya bisa berbeda?

Asal Usul Nama Brambanan
Stasiun yang berbeda nama itu ialah Stasiun Brambanan. Inilah yang memantik banyak pertanyaan terutama kenapa namanya kok itu bukan Prambanan aja sesuai dengan daerahnya. Ternyata setelah ditelusuri secara historis, nama daerah itu aslinya memang Brambanan lho.
Seorang sejarawan UNS menyebut bahwa daerah itu aslinya Brambana, pada abad ke-10 merupakan nama kerajaan yang dibangun oleh raja raksasa bernama Prabu Karungkala dan diturunkan kepada keturunannya Prabu Boko1. Kemudian pada tahun 1818 Thomas Stamford Raffless menuliskan tempat itu sebagai Brambanan2.
Perkiraan lainnya nama Brambana itu berasal dari Brahmana, karena daerah itu jadi tempatnya kaum Brahmana untuk berkumpul dan beribadah dalam agama hindu. Sedangkan perubahan nama dari Brambana ke Brambanan itu belum jelas. Juga dari Brahmana ke Brambana. Boleh jadi dari ucapan.
Prambanan Baru Dikenal Abad ke 20
Nama Prambanan sendiri baru muncul dalam Babad Prambanan pada awal abad ke-20, yakni 4 Maret 1927. Menceritakan para raja yang memerintah kerajaan Pengging setelah Pemerintahan Prabu Kusumawicitra dan Prabu Citrasoma.
Babad Prambanan juga berisi berdirinya kerajaan Prambanan oleh Prabu Karungkala. Diikuti peperangan Kerajaan Pengging dan Prambanan, Pembangunan Candi Roro Jonggrang, pertempuran Ajisaka melawan Dewacengkar. Lalu terciptanya huruf Jawa, kisah cinta Panji Asmarabangun dengan Dewi Angreni, dan terbunuhnya Dewi Angreni.
Sedangka dua wilayah Prambanan di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Klaten baru ada tahun 1940-an. Pada saat pembagian Kabupaten Klaten. Sementara itu, Candi Prambanan terletak di tengah Kapewon Prambanan yakni Desa Bukoharjo Sleman dan Kecamatan Prambanan Klaten.
Nama Prambanan dianggap sebagai perubahan dialect bahasa Jawa dari istilah “Barhman” atau “Para Brahman” yang berarti “Brahman Agung” dalam istilah agama Hindu. Pendapat lain menganggap “Para Brahman” ini berkaitan dengan keberadaan Para Brahmana di sekitar Candi Prambanan.
Stasiun Brambanan di Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden)
Tahun 1872, operator swasta kolonial belanda NISM (Nederlandch Indische Spoorweg Maatschappij) memperluas jaringan kereta api yang telah terbangun dari Semarang ke Solo hingga wilayah Yogyakarta. Dengan pembukaan segmen Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Lempuyangan Jogja.
Pada tanggal 10 Juni 1872, Stasiun Brambanan mulai dibuka oleh NISM dan merupakan bagian dari segmen tersebut. Pada tahun 1887, NISM kembali memperluas jalur kereta api sampai Stasiun Tugu Jogja milik Staats Spoorwegen (SS) sehingga membentuk Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden). Dan stasiun ini pun menjadi bagian di dalamnya.
Tak Ada Perubahan Nama Stasiun Brambanan Hingga Indonesia Merdeka
Stasiun ini dioperasikan NISM sampai dengan tahun 1942 Kemudian dengan peralihan kekuasaan ke Kekaisaran Jepang, pengelolaan stasiun pun ikut beralih ke Pihak Jepang selama masa pendudukan Jepang (1942-1945). Pada masa ini pula terjadi perubahan lebar spoor dari awalnya 1.435 mm menjadi 1.067 mm.
Pasca Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 stasiun mulai berada dibawah kendali DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia).
Stasiun Brambanan sempat kembali dikuasai Belanda yakni SS-VS3 ketika Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda ke-2 tahun 1948. Namun tak berlangsung lama. Kerajaan Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia tanggal 19 Desember 1949 dan perkeretaapian Indonesia seluruhnya kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Kemudian terbentuk operator baru DKA (Djawatan Kereta Api) yang melebur DKARI dan SS-VS pada tahun 1950-an. Nah, sejak awal berdiri sampai dengan sekarang era-nya PT. KAI, Stasiun Brambanan belum pernah mengalami perubahan nama. Jadi tetap mengacu pada nama asli daerah tersebut, yakni Brambanan.

Stasiun Brambanan Selangkah Menuju Candi Prambanan
Stasiun ini merupakan yang paling dekat dengan Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan. Jarak dengan Pintu Masuk di sisi Kabupaten Klaten hanya kurang dari 2 km saja. Tinggal menyeberang Jalan Raya Solo Jogja. Karena posisinya yang dekat inilah, transportasi kereta khususnya KRL Joglo bisa menjadi alternatif. Seperti di konten sebelumnya berjudul Kereta Prambanan Jogja : Naik KRL Joglo via Stasun Brambanan.
Dikelilingi Sejumlah Objek Wisata Termasuk Keraton Ratu Boko dan Tebing Breksi
Nggak hanya Candi Prambanan, ternyata stasiun ini juga dikelilingi oleh sejumlah objek wisata. Mulai dari Candi Sojiwan, kemudian Keraton Ratu Boko, hingga akses termudah menuju Tebing Breksi. Kecuali Candi Sojiwan, Keraton Ratu Boko dan Tebing Breksi berada di Kabupaten Sleman.

Layani Perjalanan KRL Joglo dan Angkutan Semen
Stasiun Brambanan hanya melayani perjalanan Commuter Line yakni KRL Joglo rute Yogyakarta Palur PP. Sebagai salah satu stasiun pemberhentian. Disamping itu juga ada layanan angkutan kereta semen.
Kesimpulan
Bila dirunut dari aspek historisnya, Nama Stasiun Brambanan ternyata berasal dari nama asli daerah tersebut yakni Brambanan. Sedangkan Prambanan itu sendiri baru dikenal pada abad ke-20. Pembangian wilayah Kecamatan Prambanan sisi Kabupaten Sleman dan Kabupaten Klaten itu baru pada tahun 1940.
Sejak awal beroperasi dibawah NISM hingga Kemerdekaan Indonesia dan sekarang oleh PT. KAI, nama stasiun pun belum pernah berubah. Masih mengacu pada nama awal daerah ini yakni Brambanan.
Menjadi stasiun terdekat ke Candi Prambanan dan sejumlah objek wisata yang mengelilingi, termasuk Keraton Ratu Boko dan Tebing Breksi. Saat ini stasiun hanya melayani perjalanan KRL Joglo rute Yogyakarta Palur PP dan Angkutan Semen.

Referensi
Raap, Oliver Johannes. 2017. Sepoer Oeap Djawa Tempo Doeloe. Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Puspapertiwi, Erwina Rachmi dkk. 2024. Asal Usul Nama Stasiun Brambanan di Wilayah Prambanan, Klaten. Kompas.Com.
Widoyoko. 2024. De Bergkoningin : Lokomotif Uap Raksasa di Pegunungan Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
- Sejarahwan UNS (Universitas Negeri Sebelasmaret) Surakarta, Harto Juwono, mengutip buku Transaction of The Batavian Society of art and Science vol VII karya A.H. Hubbard (1814). Kemudian Hubbard mengutip Jurnal yang ditulis Letnan Kolonel MacKenzie pada tanggal 12 Januari 1812 berjudul A Jurney to Examine The Remains of An Ancient City and Temples at Brambanan in Java. ↩︎
- Buku The History of Java tahun 1818 ↩︎
- Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945 ternyata persoalan belum selesai. Belanda nggak mau akui Kemerdekaan Indonesia dan mencoba dengan berbagai cara untuk menguasai kembali bekas jajahannya. Inilah yang kemudian memicu terjadinya Perang Kemerdekaan (1945-1949). Dua kali pihak Belanda melancarkan Agresi tahun 1947 dan 1948 yang kemudian berhasil menguasai kota-kota penting, bahkan agresi ke-2 tahun 1948 berhasil menguasai ibukota waktu itu, Yogyakarta, dan menawan Presiden, Wakil Presiden, dan sejumlah jajaran menteri kabinet Republik Indonesia. Meskipun begitu daerah pinggiran masih dikuasai Republik yang terus melancarkan perang gerilya. Nah di daerah yang berhasil diduduki itulah Belanda kemudian berusaha menghidupkan kembali angkutan kereta api melalui operator SS-VS (Staats Spoorwegen-Verenigd Spoorwegbedrijf). Adapun VS (Verenigd Spoorwegbedrijf) adalah gabungan operator swasta yang sebelumnya pernah beroperasi sampai kedatangan Jepang tahun 1942. Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya Kerajaan Belanda bersedia mengakui kedaulatan Indonesia tanggal 19 Desember 1949 melalui Konferensi Meja Bundar (KMB). Dari situ kemudian semua operator kereta yang ada yakni DKARI, SS, dan VS digabungkan ke dalam DKA (Djawatan Kereta Api) mulai tahun 1950. ↩︎


Leave a Reply