Stasiun Lawang : Di Antara Dua Gunung (Cipeundeuy Kedua)

stasiun lawang di antara dua gunung cipeundeuy kedua

Stasiun Lawang terletak di antara dua gunung yakni Arjuna dan Bromo. Merupakan stasiun tertinggi di Daop 8 Surabaya (491 mdpl). Beda ketinggian cukup tajam dengan stasiun sebelumnya menjadikannya punya lintasan ekstrem 25 per mil. Menjadikannya stasiun sakti kedua setelah Cipeundeuy.

Pendahuluan

Siapa sangka ternyata stasiun paling tinggi di Daop 8 Surabaya bukanlah Stasiun Malang. Boleh jadi banyak yang menganggap Malang adalah yang tertinggi. Secara udah sangat terkenal sebagai daerah dengan udara dingin. Sayangnya anggapan itu kurang tepat.

Stasiun paling tinggi memang masih ada di Kabupaten Malang. Tapi di sisi utara dan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan. Diapit oleh dua gunung yakni Arjuna dan Bromo. Stasiun ini punya lintasan ekstrem yang mengarah ke utara. Keberadaannya membuat semua kereta wajib berhenti di sini. Stasiun apakah yang dimaksud?

stasiun tertinggi di daop 8 surabaya

Stasiun Lawang Beroperasi 1878 sebagai Halte

Terletak di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Stasiun ini mulai beroperasi pada tahun 1878 sebagai halte kecil. Bagian dari Jalur Blitar segmen Bangil-Malang yang dibangun oleh Staats Spoorwegen (SS). Bangunan halte kemudian ditingkatkan menjadi stasiun pada tahun 1887.

Antara Gunung Arjuna dan Gunung Bromo

Stasiun Lawang berada di ketinggian 491 mdpl. Ini menjadikannya sebagai yang tertinggi di Daop 8 Surabaya dan Kabupaten Malang. Selain itu juga diapit oleh dua gunung yakni Gunung Arjuna di sebelah barat dan Gunung Bromo di timur. Serta berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan.

diapit gunung arjuna dan bromo

Bukit Mendek Wetan dan Gunung Gendis

Di sebelah timur kita akan melihat pemandangan Bukit Mendek Wetan dan Gunung Gendis. Keduanya masih dalam satu wilayah dengan Kawasan Gunung Bromo. Tepat berada di kakinya. Seharusnya Stasiun ini bisa jadi alternatif akses menuju Kawasan Wisata Gunung Bromo. Terutama dari Surabaya. Kebanyakan traveler yang mau ke Bromo itu turunnya di Stasiun Malang atau Probolinggo.

bukit mendek wetan di kaki gunug bromo

Stasiun Lawang dan Tanjakan Ekstrem 25 Per Mil

Terdapat perbedaan ketinggian cukup mencolok dengan Stasiun Bangil yang memiliki ketinggian 9 mdpl. Sedangkan Lawang ada di 491 mdpl. Nah di sinilah terdapat tanjakan cukup ekstrem dengan sudut kemiringan 25 per mil. Karena naiknya aja dari Bangil udah lumayan. Terdapat 3 stasiun kecil di antara Bangil dan Lawang yakni Wonokerto, Sengon, dan Sukorejo.

Stasiun Sakti Kedua Setelah Cipeundeuy

Keberadaan lintasan ekstrem 25 per mil itu menjadikan semua perjalanan kereta wajib berhenti di sini untuk pemeriksaan rem. Karena itu Stasiun Lawang merupakan stasiun sakti kedua setelah Cipeundeuy di Daop 2 Bandung.

Dulu KA Mutiara Selatan pernah memperpanjang rute sampai Stasiun Malang. Nah mantan Raja Selatan itu berarti pernah merasakan dua stasiun sakti dalam satu perjalanan.

Kesimpulan

Stasiun Lawang pertama kali dioperasikan Staats Spoorwegen (SS) sebagai Halte tahun 1878 dan bagian dari Jalur Blitar. Kemudian berkembang menjadi stasiun sejak 1887. Berada di ketinggian 491 mdpl menjadikannya tertinggi di Daop 8 Surabaya dan Kabupaten Malang. Di antara Gunung Arjuna dan Gunung Bromo.

Keberadaan lintasan ekstrem 25 per mil arah Bangil menjadikannya Stasiun Sakti kedua setelah Cipeundeuy. Semua perjalanan kereta wajib berhenti di sini untuk pemeriksaan rem.

Jadwal Kereta Stasiun Lawang (Gapeka 2025)

Stasiun ini melayani semua perjalanan kereta. Baik Commuter Line maupun KA Jarak Jauh. Jadi kurang lengkap rasanya kalo nggak sekalian. Berikut adalah Jadwal Perjalanan Kereta di Stasiun Lawang mulai 1 Februari 2025 (Gapeka 2025):

KA Jarak Jauh arah Stasiun Malang

KA Jarak Jauh Arah Bangil dan Surabaya

Comments

Leave a Reply