Stasiun Semarang Tawang berdiri pada tahun 1914 sebagai pengganti stasiun lama. Awalnya hanya melayani rute Ambarawa dan Vortenslanden. Jadi saksi pengambilalihan asset kereta api tahun 1945. Sekarang jadi pintu masuk utama Semarang.
- Pendahuluan
- Stasiun Semarang Tawang : Berdiri 1914 Gantikan Samarang NISM
- Stasiun Semarang Tawang : Spoor 1.435 mm Layani Ambarawa dan Vortenslanden
- Konektivitas Langsung dengan Stasiun Surabaya Pasar Turi
- Saksi Pengambilalihan Asset Perkeretaapian dari Tangan Jepang
- Layani Mayoritas Kereta Pantura dan Pintu Masuk Utama Semarang
- Kesimpulan
- InSyaaAlloh Lanjut
Pendahuluan
Kota Semarang merupakan tempat lahirnya si ular besi di bumi Nusantara. Tercatat dalam sejarah yakni di tahun 1867 jalur kereta api pertama di Indonesia berhasil terbangun antara Stasiun Samarang NIS dengan Tanggung. Jalur ini terus berkembang hingga mencapai Vortenslanden. Tepatnya Stasiun Solo Balapan (1870) dan Lempuyangan (1872).
Sebenarnya Stasiun Samarang NISM ini kurang strategis. Jauh dari Pusat Kota tapi lebih dekat ke Pelabuhan. Pada perkembangan selanjutnya justru sering mengalami kebanjiran. Sehingga pihak NISM harus membangun stasiun baru sebagai pengganti yang posisinya sangat dekat ke Pusat Kota.
Stasiun Semarang Tawang : Berdiri 1914 Gantikan Samarang NISM
Tahun 1914 NISM mengoperasikan stasiun baru untuk menggantikan Samarang yang kurang strategis dan sering banjir. Stasiun baru berdiri dekat dengan Pusat Kota bernama Semarang Tawang. Letaknya jauh lebih strategis dan kini menjadi bagian dari Kawasan Kota Lama.
Bangunan stasiun merupakan rancangan seorang insinyur NISM bernama Louis Sloth Blaauboer (1885-1935). Di lobby utama terdapat bangunan kubah besar yang sangat khas. Dengan beroperasinya stasiun baru ini maka otomatis menutup operasional Stasiun Samarang NIS yang telah eksis sejak 1867.
Stasiun Semarang Tawang : Spoor 1.435 mm Layani Ambarawa dan Vortenslanden
Stasiun ini menggunakan lebar spoor 1.435 mm sesuai dengan standard NISM ketika itu. Karena itu pada masa awal operasionalnya hanya melayani rute perjalanan ke Ambarawa dan Vortenslanden. Nah berbicara tentang Vortenslanden pastinya nggak akan lepas dari 3 hal: Lintas Kereta Api Mataram, Stasiun Solo Balapan, dan Stasiun Tugu Jogja.
Uniknya lagi di awal-awal operasional itu justru konektivitas antara Semarang dan Jogja tersambung lewat jalur dan layanan kereta api. Hal yang boleh dibilang agak sulit ketika Indonesia merdeka. Walaupun kini ada Kereta Api Joglosemarkerto, tapi itu malah harus memutar Jawa Tengah lebih dulu. Kecuali untuk rute sebaliknya dari Stasiun Tugu Jogja bisa langsung tanpa memutar.
Konektivitas Langsung dengan Stasiun Surabaya Pasar Turi
Ketika awal beroperasi tahun 1914, Stasiun Semarang Tawang sebetulnya udah punya konektivitas dengan Stasiun Surabaya Pasar Turi. Dengan Jalur Kereta Pantura Timur yang operasional sejak 1903. Namun belum langsung karena masih lewat Stasiun Gundih. Hal ini karena perbedaan lebar spoor dimana Jalur Kereta Pantura Timur gunakan 1.067 mm.
Tahun 1924 NISM selesai membangun shortcut dari Gambringan via Stasiun Ngrombo dengan lebar spoor 1.067 mm. Nah sejak saat itu barulah bisa terkoneksi langsung ke Stasiun Surabaya Pasar Turi.
Di tahun yang sama pula, stasiun ini mulai melayani kereta untuk lebar spoor 1.067 mm. Disamping 1.435 mm yang telah eksis sejak 1914.
Saksi Pengambilalihan Asset Perkeretaapian dari Tangan Jepang
Ketika Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, selang satu bulan kemudian para pemuda dan pejuang kemerdekaan mengambilalih semua aset kefreta api dari tangan Jepang. Tepatnya pada 28 September 1945. Setelah berhasil mengambilalih, lantas dijalankan kereta luar biasa (KLB) dari stasiun Semarang Tawang ke Bandung.
Hari bersejarah tersebut yang kemudian diabadikan sebagai Hari Jadi PT. KAI. Dengan DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia) sebagai cikal bakalnya. Kemudian seiring berjalan waktu transformasi menjadi DKA, PNKA, PJKA, Perumka, PT. KA, dan akhirnya PT. KAI.
Layani Mayoritas Kereta Pantura dan Pintu Masuk Utama Semarang
Jika pada awalnya hanya melayani rute Ambarawa, Surakarta, dan Yogyakarta, sekarang Stasiun Semarang Tawang melayani mayoritas kereta Pantura. Hanya sebagian kecil aja yang dilayani di Stasiun Semarang Poncol yang bertetangga.
Lebih dari itu stasiun ini merupakan pintu masuk utama Semarang via jalur kereta api. Bahkan menjadi bagian dari Kawasan Kota Lama yang membuatnya hanya sejengkal menuju jantungnya Kota Semarang itu.
Kesimpulan
Stasiun Semarang Tawang mulai beroperasi pada 1914 dan merupakan karya dari insinyur NISM bernama Louis Sloth Blaauboer (1885-1935). Beroperasi menggantian Samarang NIS. Pada masa awal operasional hanya melayani rute Ambarawa, Surakarta, dan Yogyakarta.
Namun saat ini melayani mayoritas kereta pantura. Lebih dari itu telah menjadi pintu masuk utama Semarang. Posisinya yang merupakan bagian dari Kota Lama Semarang juga membuatnya hanya sejengkal dari lokasi tersebut.
InSyaaAlloh Lanjut
Pembahasan ini masih akan lanjut ke Semarang Tawang Bank Jateng : Selangkah ke Kota Lama. Lebih banyak membahas tentang kondisi stasiun pasca kemerdekaan. Termasuk asal usul penambahan “Bank Jateng”.
Adapun dari sisi sejarahnya akan lanjut pada pembahasan Tersambungnya Dua Stasiun Semarang (Konektivitas Jalur Pantura). Dimana sejak itulah stasiun ini bukan lagi terminus.
Leave a Reply