Stasiun Semarang Poncol awalnya terminus jalur kereta milik SCSM. Namun seiring berjalannya waktu terus mengalami berbagai dinamika dan perkembangan. Kini jadi pemberhentian kereta ekonomi, aglomerasi, dan komuter.
Pendahuluan
Kota Semarang punya sejarah panjang berkaitan dengan kereta api. Dari sinilah untuk pertama kalinya si ular besi menapaki roda besinya menuju Tanggung di Kabupaten Grobogan.
Di era kolonial, kota ini merupakan terminus 3 operator kereta api swasta sekaligus yakni NISM (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij), SCSM (Semarang Cheribon Stroomtram Maatschappij), dan SJSM (Semarang Joana Stroomtram Maatschappij).
Adapun jalur kereta api pertama yang membentang hingga Tanggung melewati Stasiun Alastua dan Brumbung itu dioperasikan NISM. Dimana pada akhirnya tersambung dengan Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden).
Bagaimana dengan Jalur Kereta Pantura? Nah sisi barat dan timur Pantura ketemunya di Semarang. Sayang keduanya nggak nyambung dan masing-masing memiliki terminus lantaran beda operator.
Stasiun Semarang Poncol Terminus Pantura Barat
Satu dari dua terminus jalur kereta Pantura ialah Stasiun Semarang Poncol. Didirikan pada tahun 1914 berdasarkan design dari arsitek Henri Maclaine Pont (1884-1971) yang juga menjadi arsitek Gedung Birao dan Stasiun Tegal.
Stasiun ini merupakan terminus jalur kereta Pantura Barat yang dioperasikan oleh SCSM (Semarang Cheribon Stroomtram Maatschappij). Jalur SCSM ini sejatinya membentang dari Cirebon Prujakan melewati Brebes, Stasiun Tegal, Pemalang, Pekalongan, Weleri, dan berakhir di sini.
Tahun 1917 seiring tuntasnya jalur KA Cirebon Kroya yang tersambung ke Cikampek hingga Batavia milik Staats Spoorwegen (SS), secara otomatis antara Batavia (Jakarta) dan Semarang telah tersambung rel kereta api di sisi utara.
Konektivitas di sisi utara ini membentuk Jalur Kereta Pantura Barat. Dimana Stasiun Semarang Poncol adalah terminusnya.
Belum Tersambung Stasiun Tawang
Di awal pengoperasiannya, Stasiun Semarang Poncol merupakan terminus Jalur Kereta Api Pantura Barat. Jadi di awal itu belum ada sambungan ke Stasiun Tawang yang terletak di sebelah timur Kali Semarang. Terpisahnya dua stasiun memang dipengaruhi oleh perbedaan operator yakni SCSM dan NISM.
Stasiun Semarang Poncol – Bukan Terminus di Zaman Jepang
Tahun 1941 jadi sejarah baru bagi perkeretaapian di Kota Semarang. Di tahun tersebut stasiun milik SCSM ini bukan lagi terminus karena telah tersambung dengan Stasiun Tawang menyeberangi Kali Semarang.
Tersambungnya dua stasiun terminus ini hampir bersamaan dengan akhir masa pemerintahan Kolonial Belanda. Pada tahun 1942 terjadi suksesi dimana Indonesia jatuh dan berada dalam penguasaan Kekaisaran Jepang.
Sehingga boleh dibilang justru di era Kekaisaran Jepang inilah seluruh lintas Pantura tersambung penuh dari Jakarta hingga Surabaya. Balik lagi ke Stasiun Semarang Poncol, otomatis di zaman penjajahan Jepang bukan lagi terminus.
Stasiun Semarang Poncol – Kereta Ekonomi, Aglomerasi, dan Komuter
Sekarang Stasiun Semarang Poncol jadi salah satu pintu masuk utama ke Semarang. Khususnya untuk kereta ekonomi, aglomerasi, dan komuter. Walaupun bukan lagi terminus dalam arti titik akhir jalur kereta api pantura barat, peran tersebut masih ada khususnya untuk kereta ekonomi.
Rangkaian KAJJ ekonomi khususnya yang menggunakan tarif subsidi seperti KA Airlangga berhentinya di sini. Begitupula ekonomi plus dan premium seperti KA Jayabaya, Kertajaya, Menoreh, dan Tawang Jaya Premium. Adapun terminus untuk KA Tawang Jaya dari Stasiun Jakarta Pasar Senen.
Selain itu sejumlah KA Aglomerasi dilayani dari sini. Sebut aja KA Joglosemarkerto, Kaligung, Kamandaka, hingga Blora Jaya. Dari keempat ini hanya dua yang terminusnya di sini: KA Blora Jaya dan Kaligung.
Bagaimana dengan Kereta Komuter? Daop 4 Semarang masih mengoperasikan satu perjalanan yakni KA Kedungsepur tujuan Stasiun Ngrombo. Nah kereta ini punya tiga keunikan yakni masih dioperasikan PT. KAI, kelas eksekutif, dan menggunakan KRD MCW 302 yang sangat langka.
Kesimpulan
Stasiun Semarang Poncol didirikan tahun 1914 dimana bangunannya adalah rancangan Henri Maclaine Pont yang juga arsitek Gedung Birao dan Stasiun Tegal. Ketika awal beroperasi hingga tahun 1941 merupakan terminus atau ujung Jalur kereta Pantura Barat.
Sekarang peran terminus sebetulnya masih ada tapi sebagai destinasi akhir beberapa rangkaian kereta ekonomi jarak jauh, aglomerasi, dan kereta komuter Kedungsepur yang punya 3 keunikan: operatornya PT. KAI, kelas eksekutif, dan trainset langka MCW 302.
Galeri Foto
![stasiun semarang poncol dibangun scsm 1919](https://i0.wp.com/mugen.id/wp-content/uploads/2023/12/02-stasiun-semarang-poncol-dibangun-scsm-1919.webp?resize=560%2C315&ssl=1)
![melayani keberangkatan kereta ekonomi komuter dan aglomerasi](https://i0.wp.com/mugen.id/wp-content/uploads/2023/12/05-melayani-keberangkatan-kereta-ekonomi-komuter-dan-aglomerasi.webp?resize=560%2C315&ssl=1)
![stasiun terbesar kedua di kota semarang](https://i0.wp.com/mugen.id/wp-content/uploads/2023/12/04-stasiun-terbesar-kedua-di-kota-semarang.webp?resize=560%2C315&ssl=1)
![awalnya merupakan terminus kereta scsm](https://i0.wp.com/mugen.id/wp-content/uploads/2023/12/03-awalnya-merupakan-terminus-kereta-scsm.webp?resize=560%2C315&ssl=1)
InSyaaAlloh Lanjut Jadwal Kereta
Pembahasan masih akan dilanjutkan untuk jadwal kereta api Semarang Poncol. Kedatangan dan keberangkatan di stasiun peninggalan SCSM ini. Stay tune ya.
Leave a Reply