Salah satu persinyalan mekanik legendaris, Sinyal Tebeng Krian, pernah digunakan di era Staats Spoorwegen (SS) di beberapa tempat. Kini salah satunya jadi koleksi museum kereta api Ambarawa. Bekas Stasiun Temanan di lintas Kalisat Panarukan.
Pendahuluan
Persinyalan memegang peranan paling vital dalam perkeretaapian. Keberadaannya paling menentukan untuk lalu lintas kereta api. Ibaratnya rambu lalu lintas di jalan raya. Bayangin kalo nggak ada sistem persinyalan. Bisa kacau aktivitas perkeretaapian. Dengan adanya sinyal jadi bisa berkeretaapi dengan lebih aman dan nyaman.
Sistem Persinyalan Mekanik
Ketika kereta api pertama kali dinas, persinyalan yang digunakan ialah mekanik. Sistem seperti ini masih membutuhkan tenaga manusia atau dikendalikan secara manual. Karenanya komunikasi juga nggak kalah penting dalam menjalankan sistem persinyalan semisal ini.
Tak terkecuali di Indonesia, ketika jalur kereta api pertama dibuka antara Semarang dan Tanggung, persinyalannya pun mekanik. Bahkan hingga sekarang sistem persinyalan di segmen itu masih mekanik karena bukanlah lintas utama yang ramai.
Sinyal Tebeng Krian dari Nama Stasiun
Di antara sistem persinyalan mekanik tersebut ada yang disebut Sinyal Tebeng Krian. Dimana terdapat lingkaran berwarna merah di atasnya. Apabila lingkaran merah itu menghadap ke kereta api berarti lintas belum aman untuk dilewati atau dengan kata lain masih Semboyan 3.
Disebut “Krian” dari nama Stasiun Krian. Pasalnya Staats Spoorwegen (SS) pertama kali menerapkan sinyal tebeng di sana. Dari situ penggunaan sinyal mekanik jenis ini semakin meluas di lintas yang dikelola pemerintah Kolonial Hindia Belanda itu.
Sinyal Tebeng Krian : Garut Cukup Fenomenal
Dari sekian banyak Sinyal Tebeng Krian, ada satu yang cukup fenomenal yakni sinyal muka Stasiun KA Garut di Ciwalen. Bahkan ketika jalur KA Cibatu Garut sempat non-aktif, sinyal ini tetap dipertahankan. Berdiri ditengah rel yang tertutupi bangunan. Sinyal ini masih ada hingga sekarang.
Tetap berdiri di tempat semula, Ciwalen, meski nggak lagi menjadi bagian dari sistem persinyalan Stasiun KA Garut. Karena stasiun dan Jalur KA Cibatu Garut secara umum memakai sinyal mekanik Siemens yang lebih baru.
Keberadaannya di daerah ini menyebabkan orang sering menyebutnya sebagai Sinyal Ciwalen. Padahal lebih tepatnya tetap Krian. Hanya saja ditempatkan di Ciwalen sebelum masuk Stasiun KA Garut.
Sinyal Tebeng Krian : Jadi Koleksi Museum
Saat ini kebanyakan sistem persinyalan kereta api menggunakan elektrik. Khususnya di lintas utama yang padat lalu lintas kereta api. Meskipun begitu sinyal mekanik masih digunakan di jalur single track yang nggak terlalu ramai. Walaupun itu statusnya lintas utama seperti Jalur KA Cibatu Garut, Jalur Blitar, dan Semarang Solo.
Adapun sinyal mekanik yang dipakai adalah Alkmaar dan Siemens. Lalu bagaimana dengan Krian? Nah itu udah nggak lagi dipake sejak lama. Sekalipun tetap berdiri biasanya hanya dijadikan monumen seperti yang ada di Garut.
Namun ada juga yang pada akhirnya diangkut ke Museum Kereta Api Ambarawa untuk dijadikan koleksi. Di museum kereta api pertama tersebut memang banyak menyimpan benda-benda bersejarah terkait si Ular Besi. Bukan loko uap atau gerbong tua aja, tapi seperti persinyalan hingga tiket edmonson ikut jadi koleksi.
Sebelumnya Dipakai Stasiun Temanan
Sinyal Tebeng Krian dan handle nya yang sekarang ini ada dan jadi koleksi Museum Kereta Api Ambarawa adalah bekas dari Stasiun Temanan. Bagian dari Lintas Kalisat-Panarukan. Jalur yang identik dengan Gerbong Maut Bondowoso ini telah non-aktif sejak 2004 dan hingga kini masih menanti untuk direaktivasi. Meski Stasiun Bondowoso telah dibuka untuk museum edukasi.
Kesimpulan
Sinyal Tebeng Krian adalah salah satu jenis dari sistem persinyalan mekanik. Dinamakan begitu mengambil nama Stasiun Krian dimana sinyal itu pertama kali digunakan. Hingga akhirnya Staats Spoorwegen (SS) memperluas penggunaannya, termasuk satu yang ada di Ciwalen Garut dan masih berdiri hingga sekarang.
Adapun sinyal seperti ini udah nggak lagi dipakai. Beberapa masih dipertahankan sebagai monumen seperti yang ada di Ciwalen Garut, dan bekas Stasiun Temanan yang kini jadi koleksi Museum Kereta Api Ambarawa.
Leave a Reply