Kereta MCW 301 : Dari Pujian Presiden Berakhir Ditumpuk

kereta mcw 301 dari pujian presiden berujung ditumpuk

Kereta MCW 301 jadi salah satu simbol modernisasi kereta perkotaan tahun 1976. Bahkan pernah dipuji oleh Presiden Soeharto. Kerap mengalami gangguan hingga dimodifikasi jadi K3076. Kini berakhir ditumpuk di Stasiun Purwakarta dan Cikaum.

Prologue

KRL dan KRD di Indonesia punya sejarah panjang. Bahkan untuk yang pertama kita pernah menjadi pelopor di Asia Tenggara ketika Pemerintah Kolonial Belanda membangun elektrifikasi lintas Tanjung Priok Jatinegara dan mengoperasikan Electric Multiple Unit (EMU)/Kereta Rel Listrik (KRL) di sana.

Suatu moda transportasi berbasis rel yang lebih ramah lingkungan. Pasalnya di tahun 1926 masih banyak mengandalkan lokomotif bertenaga uap dengan bahan bakar batubara atau kayu jati. Trainset Belanda ini masih terus beroperasi hingga Indonesia Merdeka

Titik Nadir Kereta Perkotaan

Secara umum perkeretaapian Indonesia mengalami keterpurukan di dekade 1960-an. Efek dari krisis ekonomi hingga gejolak politik yang terjadi pada tahun itu. Demikian pula transportasi kereta perkotaan.

Demi sebuah proyek prestisius Monumen Nasional (Monas) sampai nyaris mengorbankan lintas Manggarai – Jakarta Kota. Meski pada akhirnya hanya mencabut Listrik Aliran Atas (LAA) dari Gondangdia hingga Sawah Besar.

Di sinilah unit KRL dan Lokomotif Listrik peninggalan Belanda mulai kurang optimal. Bahkan diikuti sejumlah insiden seperti terbakarnya gardu listrik yang membuat operasional terganggu. Hingga akhirnya semua kereta listrik itu harus berhenti beroperasi dan diganti lokomotif diesel.

Kereta MCW 301 Datang Bersama Rheostatik Batch 1

Tahun 1976 menjadi tonggak sejarah bagi transportasi kereta perkotaan. Pemerintah melalui PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) mendatangkan sejumlah unit KRL Ekonomi Rheostatik dan KRD tipe Shinko (kereta MCW 301) buatan Nippon Sharyo Jepang.

KRL Rheostatik seolah menjawab kerinduan akan hadirnya kereta listrik yang pernah melegenda di Jakarta dan sekitarnya. Beroperasi di lintas yang telah terelektrifikasi. Tentu dengan sejumlah perbaikan. Termasuk reinstalasi di segmen Gondangdia – Sawah Besar.

Waktu itu jalur kereta api yang telah terelektrifikasi ialah Lingkar Jakarta (Jatinegara – Pasar Senen – Tanah Abang – Manggarai) dan Jakarta Kota – Bogor, termasuk segmen yang menjadi bagian dari Jalur KA Manggarai Padalarang sampai Stasiun Bogor.

Kereta MCW 301 Mendapat Pujian Presiden Soeharto

Sementara itu Kereta MCW 301 dinas di jalur yang belum dielektrifikasi. Seperti jalur Bekasi, Tangerang, hingga Serpong (Kulon). Seperti saudaranya, KRL Ekonomi Rheostatik Batch 1, KRD Shinko ini juga menjadi icon modernisasi.

Lebih dari itu mendapat pujuan dari Presiden Soeharto. Jadi waktu beliau melakukan inspeksi ke Stasiun Gambir, sempat menaiki sebuah kereta diesel berwarna hijau. Lalu beliau berkata, ”Ini baru kereta.”

Ucapan bernada pujian itu seolah mementahkan segala anggapan bahwa beliau menelantarkan kereta api dan lebih banyak membangun jalan raya. Keberadaan kereta ini bersama KRL Rheostatik adalah bukti perhatian beliau atas modernisasi jaringan kereta api yang ada.

Nggak hanya itu, untuk KAJJ juga mendapat sejumlah gerbong seperti buatan Jepang maupun GOSA Yugoslavia. Tentunya di awal dekade 1980-an PT. INKA Madiun berdiri dan disini Indonesia mulai mengurangi ketergantungan impor kereta.

Sering Rusak hingga Jadi Kereta Biasa (K3076)

Namun sayangnya unit Kereta MCW 301 ini sering mengalami gangguan (kerusakan). Belum diketahui dengan jelas kaya gimana gangguannya. Ada isu terkendala suku cadang. Seringnya gangguan membuat masa pakainya nggak bisa lama.

Apalagi unit baru yakni MCW 302 mulai didatangkan di dekade 1980-an. Sehingga ketersediaan suku cadang lebih banyak untuk itu. Alhasil MCW 301 terpaksa harus pensiun dini dan dimodifikasi jadi kereta biasa (K3076).

Kereta MCW 301 Berakhir di Stasiun Purwakarta dan Cikaum

Kereta MCW 301 yang telah dimodifikasi sempat dinas sebagai KA Lokal Bandung Raya dan Lokalan Rangkasbitung di Daop 1 Jakarta. Meski bukan lagi KRD, sang legenda masih sedikit terselamatkan lewat modifikasi.

Namun di tahun 2017 operasional kereta ini pun berakhir. Trainsetnya banyak di konservasi meski sebagian besar telah dipasang AC Split. Hingga sang legenda yang sempat mendapat pujian dari Sang Jenderal Murah Senyum inipun harus berakhir ditumpuk di Stasiun Purwakarta dan Cikaum. Dengan kata lain afkir. Ngumpul lagi bersama saudaranya KRL Ekonomi Rheostatik.

Kesimpulan

Bersama KRL Ekonomi Rheostatik Batch 1, Kereta MCW 301 adalah ikon modernisasi transportasi kereta perkotaan di tahun 1976. Bahkan pernah mendapatkan pujian dari Presiden Soeharto. Sayang dalam perjalanan sering mengalami kerusakan dan akhirnya dimodifikasi jadi kereta biasa (K3076).

Sempat dinas sebagai KA Lokal Bandung Raya dan Lokalan Rangkasbitung. Tahun 2017 sang legenda harus di konservasi. Hingga berujung ditumpuk di Stasiun Purwakarta dan Cikaum alias afkir.

Galeri Foto

Comments

Leave a Reply