Oktober Kelam Kereta Api Musibah Bukan Euforia

Oktober Kelam Kereta Api Musibah Bukan Euforia

Apa yang terjadi beberapa pekan lalu harusnya masuk Oktober Kelam Kereta Api. Dalam arti harusnya dimaknai sebagai musibah. Efek dari bencana alam diluar kendali manusia. Jadi bukannya euforia mengejar momen

Pendahuluan

Sejatinya ini bukanlah konten baru. Namun konten lama yang disempurnakan. Pernah pula ada di situs Manglayang ID sebelum ada pemisahan. Juga kelanjutan dari konten sebelumnya: Vintage dan Lokal Baraya, Oktober Dumb-Kah?

Bila kita melihat dari sejarah masa lalu banyak insiden fatal yang terjadi di bulan Oktober. Tentunya dengan membawa korban dan dampak yang besar. Sebut aja kejadian tahun 1987, 1995, dan 2010.

Sayangnya apa yang terjadi pada pekan kedua Oktober 2022 itu malah dianggap bukan musibah. Justru dijadikan kesempatan untuk euforia mengejar momen. Mulai maraknya rangkaian darurat hingga keberadaan Kereta Vintage.

Oktober Kelam Kereta Api: Sebuah Sejarah yang Berulang

Apa yang terjadi itu sebenarnya merupakan sebuah sejarah yang berulang. Seperti kita ketahui Tragedi Bintaro 1987, Tragedi Trowek 1995, hingga Tragedi Petarukan Pemalang di tahun 2010 semua terjadinya Oktober.

Nah tanggal 8 Oktober itu telah terjadi musibah banjir di Kabupaten Cilacap. Dimana bencana tersebut memutus lintas selatan penghubung Banjar dan Cilacap. Jelas sangat berdampak bagi perjalanan kereta api arah Bandung dan Jakarta.

Akibat dari banjir tersebut rel di petak Jeruklegi-Kawunganten terendam banjir. Bahkan sampai tergerus dan nyaris amblas. Sehingga sangat berisiko bila tetap dipaksa dilewati kereta api.

Rerouting KA Serayu ke Cirebon

Banyak kereta api dari dan tujuan Bandung mengalami hambatan dan delay selama berjam-jam. Adapun satu kereta tujuan Jakarta yakni KA Serayu di rerouting via Cirebon.

Dengan rerouting itu otomatis Perka Serayu mulai dari Stasiun Kroya hingga Purwakarta dibatalkan. Karena rangkaiannya nggak lewat jalur selatan sebagaimana biasanya.

Oktober Kelam Kereta Api : Rangkaian Darurat hingga Vintage

Perjalanan mengalami hambatan tentu mempengaruhi perjalanan lainnya. Apalagi bila pemakaian trainset ternyata nggak hanya untuk satu kereta saja. Ambil contoh trainset KA Mutiara Selatan dan Turangga itu dipakai KA Argo Parahyangan.

Nah akibat dari terhambatnya KA Mutiara Selatan dan Turangga itu tentu berdampak pada KA Argo Parahyangan. Sehingga mau nggak mau harus memakai rangkaian darurat. Dengan risiko terjadi penurunan layanan.

Dampak Pada KA Lokal Bandung Raya

Rangkaian darurat itu bahkan mendapat protes keras dari pengguna KA Lokal Bandung Raya. Ketika perka-nya dihentikan di Stasiun Kiaracondong dan trainset akan digunakan untuk KA Kahuripan dan KA Kutojaya Selatan.

Namun ada yang aneh juga. Seketika layanan KA Lokal Bandung Raya terupdate karena juga menggunakan rangkaian darurat. Sebuah kereta ekonomi plus kemenhub milik Dipo Purwokerto digunakan kereta komuter itu.

Musibah bukan Momen

Aneh memang, trainset yang disatu sisi kelasnya lebih tinggi malah dipakai lokalan. Namun disisi lain rangkaian KAJJ malah menggunakan trainset lokal yang sudah uzur. Apakah ini momen? Harusnya Oktober kelam Kereta Api (musibah)

Kereta Vintage Jadi Euforia di Tengah Musibah

Nah paling fenomenal tentu keberadaan Kereta Vintage di Daop 2 Bandung. Loko CC 201 milik Semarang itu menarik KA Lokal Bandung Raya selama sepekan penuh. Sebelumnya mengantar KA Kahuripan.

Otomatis euforia pun terjadi. Banyak yang mengabadikannya bahkan sampai mengorbankan aktivitas dan rutinitas harian. Padahal sekali lagi keberadaan Kereta Vintage adalah ekses dari musibah.

Tetap Oktober Kelam Kereta Api

Harunya keberadaan rangkaian darurat hingga kereta Vintage selama sepekan itu jangan dijadikan euforia. Maknai itu sebagai Oktober Kelam Kereta Api. Secara itu terjadi sebagai dampak dari musibah banjir Cilacap.  

Apakah kita nggak mikir penumpang yang protes? Baik terjebak di tengah perjalanan atau diturunkan di tengah jalan? Belum lagi korban banjir nya langsung. Baik korban jiwa maupun kerugian mereka secara material.

Kesimpulannya

Jadi apa yang terjadi pada tanggal 8-9 Oktober 2022 itu bukan momen. Lebih dari itu merupakan bagian dari musibah. Karena berangkat dari musibah juga, yakni banjir di Kabupaten Cilacap.

Harusnya itu dimasukkan dalam Oktober Kelam Kereta Api. Disejajarkan dengan Tragedi Bintaro 1987, Tragedi Trowek 1995, dan Tragedi Petarukan Pemalang 2010. Meskipun tak ada korban jiwa dari penumpang kereta api.

Tapi penumpang yang tertahan di tengah perjalanan maupun terpaksa diturunkan di tengah jalan itulah yang menjadi korban. Keberadaan Rangkaian darurat maupun kereta Vintage Tak Semestinya Dibuat Euforia.

Galeri Foto

Catatan kecil

Seperti telah disinggung di atas, konten semisal Oktober Kelam Kereta Api pernah tayang di situs Manglayang ID. Hanya diperbarui di sini. Nah bila kamu penasaran silakan download di sini : Oktober Kelabu Transportasi Umum