Parahyangan kembali Tumapel Pamit. Gapeka 2025 menghadirkan kembali sang legenda Priangan Barat yang melayani rute Bandung Jakarta PP. Namun di sisi lain, ada juga legenda di lintas Surabaya Malang yang justru harus pamit. Lantaran operasionalnya dilebur ke Penataran. Dua kereta Legendaris tapi Beda Nasib.
Pendahuluan
Setiap Gapeka Baru pasti akan muncul harapan baru. Apalagi kalo bukan kereta baru. Meski di sini lain pemberlakuan ini juga jadi momen PT. KAI untuk melakukan evaluasi terhadap kereta-kereta yang okupansinya minim.
Nggak jarang Gapeka baru justru malah menghentikan operasional kereta. Beberapa diantaranya bahkan masuk dalam jajaran kereta legendaris dengan sejarah panjang. Udah banyak kasus terjadi. Kebanyakan memang murni karena okupansinya yang minim.
Hal itu juga yang terjadi di Gapeka 2025 nantinya. Ada kereta legendaris harus purnatugas. Namun ada pula yang kembali dari tidur panjangnya.
Parahyangan Kembali Tumapel Pamit : Setelah Hampir 15 tahun Tertidur
Kereta legendaris yang dipastikan kembali di Gapeka 2025 adalah Kereta Api Parahyangan. Tentu siapapun udah mengenal legenda yang satu ini. Masih segar dalam ingatan ketika momen sadride atau perjalanan terakhir sang legenda tanggal 26 April 2010 lalu. Melepas kepergian sang legenda yang harus pensiun gegara okupansinya tergerus Tol Cipularang.
Namun siapa sangka, setelah hampir 15 tahun tertidur kini sang legenda kembali lagi. Lho gimana caranya? Jadi gini, sehari setelah melakukan perjalanan terakhir, PT. KAI lantas meluncurkan KA Argo Parahyangan tanggal 27 April 2010. Sejatinya kereta ini meneruskan KA Argo Gede, namun namanya berubah karena keinginan para pelanggan setia Parahyangan yang nggak mau kehilangan begitu saja.
Nah kini situasinya berbeda. Argo Parahyangan yang telah melayani koridor Bandung Jakarta selama hampir 15 tahun harus mengakhiri statusnya sebagai kereta argo. Sehingga otomatis tinggal menyisakan nama Parahyangan. Dengan kata lain sang legenda Priangan Barat pun terlahir kembali (reborn).
Parahyangan Kembali Tumapel Pamit : Prosesnya Mirip Bangunkarta
Bila dilihat proses kembalinya Kereta Api Parahyangan, tentunya mengingatkan kita pada proses kembalinya salah satu kereta legendaris lain yakni KA Bangunkarta. Nama “Bangunkarta” sebenarnya sempat nyaris hilang ketika KA Brawijaya diluncurkan.
Namun di saat yang sama, KA Anjasmoro yang rutenya dari Stasiun Jakarta Pasar Senen ke Jombang dan sebaliknya melakukan rebranding menjadi Bangunkarta. Hal tersebut terjadi di Gapeka 2020. Nah kasus serupa pun dialami KA Argo Parahyangan di Gapeka Baru tanggal 1 Februari 2025 nanti dan mengembalikan nama Parahyangan.
Beda Nasib di Sepertiga Jalur Kantong
Sayang di tempat yang lain satu kereta legendaris harus pamit. Commuter Line Tumapel atau yang sebelumnya dikenal sebagai Kereta Api Tumapel operasionalnya dilebur ke Penataran. Otomatis 31 Januari 2025 adalah terakhir kalinya Tumapel melayani rute Surabaya Malang.
Bila dilihat dari sejarahnya Parahyangan dan Tumapel ini mulai dinas di tahun yang sama. Hanya beda bulan saja. Kereta Api Tumapel mulai dinas 14 Januari 1971 melayani rute Surabaya Malang PP. Adapun Kereta Api Parahyangan di tanggal 31 Juli 1971. Hanya berjarak sekitar 6 bulan.
Ketika awal beroperasi, status Kereta Api Tumapel sebetulnya sama dengan Parahyangan. Dinas sebagai KA Jarak Jauh unggulan dengan layanan kereta ekonomi plus. Dimana penumpang mendapat snack dan dilayani Prami. Namun seiring berjalannya waktu, statusnya turun menjadi Lokalan. Hingga berujung pada komuter sapu jagad hingga di era Commuter Line Tumapel.
Sementara itu Parahyangan mulai meredup tahun 2004 seiring beroperasinya Tol Cipularang. Okupansi terus menurun hingga memaksanya untuk purnatugas di tanggal 27 April 2010. Namun Parahyangan akan kembali lagi tanggal 1 Februari 2025 mendatang. Sedangkan Tumapel harus purnatugas setelah 54 tahun.
Kesimpulan
Di Gapeka baru tanggal 1 Februari 2025 nanti akan terjadi dinamika pada dua kereta legendaris yang sama-sama memulai dinasnya tahun 1971. Parahyangan Kembali Tumapel Pamit. Setelah hampir 15 tahun tertidur, Kereta Api Parahyangan akan kembali dinas di lintas Priangan Barat. Melayani rute Bandung Gambir PP.
Sementara itu operasional Commuter Line Tumapel yang sebelumnya bernama Kereta Api Tumapel akan dilebur ke Penataran. Dengan demikian sang legenda yang telah beroperasi selama 54 tahun di sepertiga jalur kantong harus purnatugas. Dua kereta legendaris mengalami nasib berbeda.
Leave a Reply