Stasiun Surabaya Pasar Turi mulai beroperasi tahun 1900. Merupakan akses masuk Kota Surabaya via Jalur Kereta Pantura Barat. Namun sebenarnya bukan stasiun terminus dan masih punya konektivitas dari dulu hingga sekarang. Seperti apa konektivitasnya?
Pendahuluan
Perkeretaapian di Kota Surabaya boleh dibilang cukup unik. Dalam sejarahnya ada tiga stasiun besar. Dua stasiun yang merupakan akses masuk kereta api lintas tengah, selatan, dan timur. Sedangkan satunya lagi khusus Jalur Kereta Pantura. Hal ini tentu disebabkan oleh perbedaan operator kereta api terutama pada masa kolonial Belanda.
Sebagaimana kita ketahui, sejarah perkeretaapian di Surabaya itu berasal dari Stasiun Surabaya Kota. Jalur pertama milik Staats Spoorwegen (SS) juga berawal dari situ sampai dengan Pasuruan. Kemudian punya percabangan menuju Stasiun Malang.
Nah pada koridor tersebut terdapat sebuah halte yang kini menjadi stasiun utama yakni Stasiun Surabaya Gubeng. Karena operatornya sama, kedua stasiun tersebut saling terkoneksi satu dengan lainnya. Namun ada satu lagi yang beroperasi tahun 1900 milik operator NISM. Stasiun ini menjadi gerbang masuk khusus jalur kereta Pantura.
Walaupun begitu masih bisa terkoneksi dengan jalur kereta api milik Staats Spoorwegen (SS) di Stasiun Mesigit. Seiring berjalan waktu juga dengan Dipo Sidotopo yang mulai beroperasi 1923. Sayangnya meski terkoneksi kereta harus melakukan manuver lebih dulu. Bahkan hal ini terus berlangsung hingga tahun 2014. Stasiun apakah yang dimaksud? Bagaimana pula konektivitasnya?
Stasiun Surabaya Pasar Turi : Ketiga dan Termuda
Stasiun milik NISM tersebut namanya Surabaya Pasar Turi. Mulai beroperasi tahun 1900 dan merupakan stasiun besar ketiga sekaligus termuda yang ada di Kota Surabaya. Mengingat dua stasiun lainnya mlik Staats Spoorwegen (SS) telah ada sejak 1878. Upgrade Halte Gubeng jadi Stasiun Surabaya Gubeng juga tahun 1897. Masih lebih dulu daripada ini.
Stasiun Surabaya Pasar Turi dan Jalur Kereta Pantura Timur
Pengoperasian stasiun ini sendiri tak lepas dari Sepur Lamongan yang juga dibangun oleh NISM. Ini merupakan jalur kereta api yang menghubungkan Surabaya dan Lamongan. Namun seiring berjalannya waktu terus diperluas hingga Stasiun Gundih sekaligus menjadikannya Jalur Kereta Pantura Timur.
Awalnya Jalur kereta Pantura Timur atau Sepur Lamongan ini merupakan jalur trem ringan dengan kecepatan maksimum 25 km/jam. Namun seiring waktu terus diupgrade. Tahun 1905 jadi 30 km/jam, 45 km/jam pada 1912, dan 59 km/jam pada 1935.
Di sela-sela tersebut (1924) NISM membangun shortcut dari Gambringan langsung ke Stasiun Semarang Tawang via Stasiun Ngrombo. Bahkan shortcut inilah yang kemudian menjadi segmen utama dari Jalur Kereta Pantura Timur.
Konektivitas dengan Jalur Kereta Api di Surabaya
Sebagai stasiun termuda dan dioperasikan oleh operator berbeda pastinya akan menimbulkan pertanyaan. Seperti apa sih konektivitas dengan Jalur Kereta Api di Surabaya yang telah ada sebelumnya? Mengingat masih ada dua operator yakni Staats Spoorwegen (SS) dan Oost-Java Stroomtrammatscappij (OJS)?
Bukan Stasiun Terminus
Meski jadi titik akhir Jalur Kereta Pantura Timur, namun stasiun ini bukan terminus. NISM ternyata membangun rel kereta api agar bisa tersambung dengan jalur milik Staats Spoorwegen (SS) di Stasiun Mesigit. Dimana jalur milik SS ini sejatinya berakhir di Pelabuhan Tanjung Perak (Stasiun Kalimas).
Persambungan ini baru bisa terwujud di tahun 1926. Seiring berjalan waktu, jalur kereta api juga tersambung langsung dengan Dipo Sidotopo.
Melayani Perjalanan Trem OJS
Meskipun milik NISM, stasiun ini ternyata punya halte atau pemberhentian untuk Trem milik OJS. Merupakan bagian dari lintas utama OJS yang menghubungkan Stasiun Wonokromo Kota dengan Stasiun Ujung. Layanan trem OJS ini berakhir tahun 1978. Adapun lokasi pemberhentian Trem OJS berada di depan stasiun.
Konektivitas dengan Stasiun Surabaya Gubeng
Kota Surabaya punya dua stasiun utama. Namun uniknya kedua stasiun tersebut merupakan terminus layanan kereta. Stasiun Surabaya Pasar Turi untuk jalur kereta pantura. Sedangkan Stasiun Surabaya Gubeng jalur selatan dan timur.
Sebetulnya dua stasiun utama ini masih terhubung jaringan rel kereta api. Namun sayang nggak terhubung langsung. Untuk mencapai salah satu stasiun, kereta harus lebih dulu melakukan manuver di Sidotopo.
Bersamaan dengan pembangunan double track dan untuk memperlancar konektivitas, dibangun shortcut antara kedua stasiun tahun 2007. Shortcut mulai beroperasi bersamaan dengan peluncuran KA Jayabaya tujuan akhir Stasiun Malang via jalur kereta Pantura pada 2014.
Setelahnya beberapa layanan commuter line turut meramaikan shortcut tersebut. Shortcut nya sendiri sebetulnya hanya menambah jalur kereta di sekitar Stasiun Surabaya Kota.
Kesimpulan
Stasiun Surabaya Pasar Turi mulai beroperasi tahun 1900. Merupakan stasiun besar ketiga dan termuda di Kota Surabaya. Awalnya stasiun ini dioperasikan NISM. Selain itu juga terdapat layanan Trem OJS di depan stasiun yang merupakan bagian dari jalur Wonokromo Kota – Ujung.
Sejatinya stasiun ini terkoneksi dengan jalur kereta api milik Staats Spoorwegen (SS) via Stasiun Mesigit. Seiring berjalannya waktu juga tersambung ke Sidotopo. Namun konektivitas langsung tanpa manuver baru jalan pada tahun 2014. Seiring beroperasinya shortcut ke Stasiun Surabaya Gubeng dan peluncuran KA Jayabaya.
Lanjut ke Jadwal Stasiun Pasar Turi
Pertanyaan selanjutnya, kereta apa saja yang dilayani di Stasiun Surabaya Pasar Turi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut langsung aja ke pembahasan selanjutnya: Jadwal Stasiun Pasar Turi : Pantura, Malang, Banyuwangi
Leave a Reply