Masih ingat KA Mahesa rute Bandung Semarang yang pernah ada di tahun 1998 hingga 2000? Okupansi minim juga jadi alasan penghentian. Sebenarnya Baturraden Ekspres nggak perlu senasib asalkan rutenya diperpanjang ke Jakarta dan nggak banyak berhenti.
Pendahuluan
Tanggal 31 Agustus 2024 lalu jadi hari terakhir KA Baturraden Ekspres beroperasi melayani warga Bandung yang hendak ke Purwokerto. Begitupula di sekitaran Priangan Timur dan Cilacap Barat. Okupansi minim jadi alasan PT. KAI menghentikan operasional sang Feeder untuk sementara waktu.
Di saat yang sama ada permintaan dari segmen timur Pulau Jawa untuk mengoperasikan KA Mutiara Timur yang legendaris itu secara reguler. Maka jadilah sarananya Baturraden Ekspres yang terdiri dari 3 kereta bisnis dan 4 kereta eksekutif dimutasi ke Surabaya untuk menghidupkan lagi sang legenda.
Cerita mirip Baturraden Ekspres sebetulnya pernah terjadi pada rangkaian kereta komersial rute Bandung Semarang tahun 1998-2000. Rutenya hampir sama dengan Baturraden Ekspres yang memutar via Priangan Timur dan Stasiun Kroya. Bedanya ini lanjut sampai Semarang.
KA Mahesa, Sang Kerbau yang Berumur Pendek
KA Mahesa adalah rangkaian kereta komersial yang melayani rute Bandung Semarang via Priangan Timur dan Stasiun Kroya. Lantaran memutar loko di Stasiun Kroya, namanya juga diplesetin jadi Sembako yang merupakan kependekan dari Semarang Bandung Kroya. Pertama kali dinas tanggal 1 Juli 1998.
Sarana yang digunakan Sang Kerbau terdiri dari 2 kereta eksekutif (K1) dan 4 kereta bisnis (K2). Dengan tambahan Kereta Makan Pembangkit Kelas 2 (KMP2) di antara kereta eksekutif dan bisnis. Stamformasi yang identik dengan Kereta Api Parahyangan pada masa itu.
Namun sayang Kerbau Mahesa ini hanya berumur pendek. Dua tahun dinas saja. Okupansi minim jadi alasan Perumka waktu itu menghentikan operasionalnya.
Rute KA Mahesa Jauh dan Waktu Tempuh Lama
KA Mahesa kemudian digantikan oleh KA Harina. Namun bedanya Harina mengambil rute via Pantura dengan memutar di Stasiun Cikampek. Meskipun waktu itu belum ada double track, rute ini masih dianggap lebih pendek ketimbang lewat Stasiun Kroya.
Terbukti okupansi KA Harina jauh lebih baik bahkan sampai diperpanjang ke Surabaya. Melalui analisa mendalam, ternyata alasan mengapa Kerbau Mahesa hanya berumur pendek adalah rutenya terlalu jauh dan waktu tempuh terlampau lama.
Bila dicoba dengan KA Baturraden Ekspres dan KA Kamandaka aja, Bandung Semarang via Stasiun Kroya itu bisa memakan waktu hingga 10 jam. Sama juga bila mengambil rute via Solo.
Baturraden Ekspres Nggak Harus Senasib KA Mahesa Asalkan?
Balik lagi ke KA Baturraden Ekspres yang terpaksa harus berhenti dinas lantaran mengalami masalah okupansi. Harusnya sih kereta feeder ini nggak harus senasib KA Mahesa. Namun ada catatannya. Apa syaratnya agar okupansi Baturraden Ekspres bisa bagus atau setidaknya memenuhi kuota minimum 60% ?
Harus Ada Dua Kereta dan Bisa Mendampingi Serayu
Selama dinas KA Baturraden Ekspres hanya memiliki satu sarana dan tanpa ada cadangan. Sehingga jadwalnya pun hanya berangkat pagi dari Bandung dan malam dari Stasiun Kereta Api Purwokerto. Sehingga belum bisa menjadi pendamping KA Serayu yang tiketnya sering habis lantaran bersubsidi.
Pemberhentian Lebih Sedikit dan Nggak Banyak Kalah Silang
KA Baturraden Ekspres sebetulnya punya pemberhentian lebih sedikit daripada KA Serayu. Namun dalam praktiknya kereta ini sering kalah silang. Bahkan dengan KA Serayu yang notabene kelasnya lebih rendah. Dua kereta memang bertemu di Stasiun Cirahayu. Tetapi justru Baturraden Ekspres yang harus mengalah.
Begitupula bila mengalami delay. Baturaden Ekspres sering dipaksa ngalah dari KA Pasundan dan Kutojaya Selatan. Sekali lagi dua kereta itu kelasnya masih dibawah Baturraden Ekspres. Oke kalo ngalahnya sama KA Argo Wilis atau Lodaya. Tapi dikalahkan kereta ekonomi bahkan yang bersubsidi itu kurang masuk akal. Nama boleh ekspres tapi kalah silang sama Serayu.
Perpanjangan Rute ke Stasiun Jakarta Pasar Senen
Wacana perpanjangan rute KA Baturraden Ekspres hingga Stasiun Jakarta Pasar Senen sempat ada. Boleh jadi tujuannya untuk meningkatkan jumlah okupansi dengan menggarap market dari Jakarta dan sekitarnya. Walaupun untuk segmen Jakarta Bandung punya saingan berat Kereta Cepat Whoosh.
Banyak juga harapan bahwa kereta ini bisa menjadi pendamping sekaligus alternatif bilamana kehabisan tiket KA Serayu. Sayang sekali sarana yang hanya satu menjadikannya mustahil untuk perpanjangan rute. Walaupun waktu tempuh bisa dipercepat. Khususnya di segmen double track.
Perpanjangan rute agar benar-benar bisa mendampingi Serayu pun gagal. Sarana hanya satu membuatnya mentok. Sering membawa angin maka jadilah opsi penghentian sementara diambil. Daripada operator harus terus tanggung kerugian operasional.
Jadilah Baturraden Ekspres yang meski secara relasi lebih pendek dari KA Mahesa harus bernasib sama dengan Sang Kerbau. Hanya saja bila dihitung dari operasional awalnya tahun 2021, Baturraden Ekspres masih dinas 3 tahun atau setahun lebih lama ketimbang Mahesa.
Sarana Baturraden Ekspres Untuk Mengembalikan Sang Legenda
KA Baturraden Ekspres harus legowo demi kembalinya Sang Legenda KA Mutiara Timur. Sarana yang ada akhirnya dikirim ke Surabaya untuk operasional kereta tersebut. Apalagi market KA Mutiara Timur sejatinya telah terbentuk. Khususnya di segmen Surabaya Ketapang.
Permintaan agar sang legenda balik dan bisa reguler juga tinggi. Daripada memaksakan Baturraden Ekspres terus dinas dan merugi, lebih baik mengoperasikan kereta lain yang jelas-jelas ada marketnya.
Kesimpulan
Gegara okupansinya minim dan sering bawa angin, menjadikan Baturraden Ekspres bernasib sama dengan KA Mahesa. Meski masih lebih lama bila dihitung dari masa dinas Baturraden Ekspres antara 2021-2024.
Sebetulnya nasib Baturraden Ekspres bisa lebih baik dari Mahesa. Salah satunya perpanjangan ke Jakarta agar bisa jadi pendamping Serayu dan nggak banyak kalah silang. Namun sayang sarana yang hanya satu jadi penghalang.
Operator tetap menghentikan operasional KA Baturraden Ekspres. Adapun sarananya dimutasi ke Surabaya untuk menghidupkan KA Mutiara Timur yang udah punya market.
Leave a Reply