Sempat dibawa dinas CC204 di awal Gapeka 2025. Lokomotif Kereta Api Lodaya akhirnya kembali ke CC206. Boleh jadi efek dari banyaknya hambatan. Meskipun begitu, sang macan tetap dengan stamformasi 9 kereta yang hanya membawa 3 K3 SSNG.
Pendahuluan
Ketika awal Gapeka 2025 terjadi dinamika di Kereta Api Lodaya. Selain tambah pemberhentian di Stasiun Cibatu yang akan sedikit memudahkan penumpang tujuan Garut, Sang Macan juga mengalami perubahan stamformasi. Jika semula berjalanan dengan stamformasi 10 kereta, di Gapeka 2025 berkurang jadi 9 kereta. Dimana terjadi pengurangan pada K3 SSNG-nya.
Selain berkurangnya stamformasi, lokomotif penariknya juga ikut berubah dari CC206 ke CC204. Hal ini sebagai dampak dari Perka lain yang bertambah sehingga unit CC206 yang siap beroperasi habis. Sehingga Kereta Api Lodaya mesti legowo dibawa dinas CC204 yang lebih tua. Secara power CC204 tak sekuat CC206.
Lokomotif Kereta Api Lodaya: Sering Terkendala Bersama CC204
Namun setelah lokomotif nya berganti jadi CC204, Sang Macan sering mengalami kendala. Terutama ketika melewati Lintas Priangan Timur yang terkenal ekstrem. Sempat ada video viral menunjukkan Kereta Api Lodaya tertatih ketika berusaha melewati tanjakan di segmen Cicalengka Nagreg. Sehingga penduduk sekitar berinisiatif menabur pasir di jalur rel kereta.
Lokomotif Kereta Api Lodaya : Tak Sesuai Ketentuan Teknis
Kendala seperti ini tentu membuat perjalanan Kereta Api Lodaya sering mengalami keterlambatan. Memang berdasarkan ketentuan teknis dari Daop 2 Bandung, untuk melahap Lintas Priangan Timur wajib gunakan CC206 untuk stamformasi lebih dari 8 kereta (>SF8). Adapun 8 kebawah (sampai dengan SF8) boleh selain CC206.
Pernah terpikir juga untuk mengusulkan ke PT. KAI agar stamformasi Kereta Api Lodaya diperpendek saja jadi 8 kereta agar bisa dibawa dinas CC204. Namun sampai dengan menjelang masa angkutan Lebaran, lokomotif hasil repowering itu masih setia membawa dinas Sang Macan
Akhirnya Balik Lagi ke CC206
Ketika Masa Angkutan Lebaran 2025, Lokomotif Kereta Api Lodaya akhirnya Balik Lagi ke CC206. Kembalinya si Puong bersama Maung Lodaya seolah menjawab suara dari para pengguna setia agar perjalanan dari Tanah Priangan menuju Bumi Mataram dan sebaliknya lancar tanpa ada kendala apapun.
Bobot Stainless Steel New Generation (SSNG) tentu lebih berat daripada SSG1 dan Mild Steel. Sehingga sulit untuk lokomotif Non-CC206 membawa SSNG mengarungi Lintas Priangan Timur. CC206 juga lebih efisien karena tak perlu turntable untuk mengubah arah lokomotif. Meskipun harus berpindah posisi, masinis dan asistennya cukup pindah kabin saja.
Berbeda dengan CC204 yang memerlukan turntable untuk mengubah posisi apabila ingin mode short hood dengan pandangan yang lebih luas.

Masih SF9 dengan 3 K3 SSNG (Sesekali Kembali ke 4 K3 SSNG)
Meskipun lokomotif kereta api Lodaya telah kembali ke CC206, stamformasinya belum mengalami perubahan. Si Maung masih dinas dengan Stamformasi 9 (SF9) dengan susunan 4 K1 SSNG, Kereta Makan SSNG, 3 K3 SSNG, dan pembangkit. Hanya pada momen tertentu saja seperti lebaran dan long weekend balik lagi ke 4 K3 SSNG. Semoga nanti di Gapeka baru balik seperti semula ya.
Kesimpulan
Setelah banyak mengalami kendala bersama CC204, Lokomotif Kereta Api Lodaya akhirnya kembali ke CC206. Sesuai dengan ketentuan teknis untuk Lintas Priangan Timur dan juga lebih efisien karena tak perlu turntable untuk membalik. Meskipun masih stamformasi 9 (SF9) yang hanya membawa 3 K3 SSNG.


Leave a Reply