Mengenal Stasiun Kedunggedeh : Stasiun Paling Timur di Bekasi

01 Stasiun Kedunggedeh _ Paling Timur di Bekasi dan Terminus BOS

Stasiun Kedunggedeh mulai beroperasi tahun 1891 dibawah BOS. Awalnya stasiun terminus operator swasta tersebut. Hingga jalur kereta diperpanjang ke Karawang dan terjadi pengambilalihan oleh Staats Spoorwegen (SS). Merupakan stasiun paling timur di Bekasi. Kini layani perjalanan Commuter Line Walahar dan Jatiluhur.

Pendahuluan

Pada tanggal 21 Juni 1891, Batavia Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS/BOSM) berhasil menyelesaikan jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Batavia Zuid dengan wilayah Bekasi. Daerah Kedunggedeh di sebelah barat Sungai Citarum merupakan ujung dari rel tersebut.

Sebuah stasiun berdiri di sini sebagai terminus. Namun BOS ingin memperpanjang jalur kereta api hingga Karawang. Tujuannya untuk mempermudah angkutan beras ke Batavia. Sayang ketika akan memperpanjang jalur tersebut, BOS mengalami kesulitan keuangan. Sehingga harus meminta bantuan dari Pemerintah Belanda.

Bantuan itu akhirnya cair dan pembangunan bisa lanjut. Syaratnya ketika jalur tersebut selesai dan siap beroperasi, BOS akan menyerahkan kepada pemerintah kolonial Belanda melalui Staats Spoorwegen (SS).

Alhasil semua beres pada 20 Maret 1898, lantas BOS menyerahkan pada SS di tanggal 8 Agustus 1898. Meliputi seluruh jalur kereta api dari Batavia Zuid ke Kedunggedeh ditambah perpanjangan ke Karawang. Beserta stasiun dan pemberhentiannya.

Jalur ini kemudian menjadi sangat vital di kemudian hari. Menjadi akses utama kereta api dari Jakarta menuju kota-kota lainnya di Pulau Jawa. Mulai kereta komuter, KA Jarak Jauh, hingga angkutan barang.

Stasiun Kedunggedeh : Beroperasi 1898 Sebagai Terminus BOS

Sejatinya, BOS telah berhasil mengoperasikan jalur kereta api dari Batavia ke Bekasi pada 31 Maret 1887. Namun sepertinya itu belum cukup dan BOS ingin melanjutkan pembangunan jalur kereta api lebih ke timur lagi sampai dengan daerah Karawang.

Pembangunan pun berlanjut dan segmen Bekasi Cikarang selesai tanggal 14 Agustus 1890. Kemudian giliran segmen Cikarang Kedunggedeh pada 21 Juni 1891.

Bersamaan dengan itu BOS juga membangun Stasiun Kedunggedeh yang terletak di ujung timur Bekasi dan jadi terminus BOS. Stasiun ini udah dekat ke Sungai Citarum.

02 Beroperasi 1891 Sebagai Stasiun Paling Timur di Bekasi dan Terminus BOS

Stasiun Kedunggedeh dan Angkutan Hasil Bumi

Karawang sejak dulu udah dikenal sebagai lumbung beras. Sedangkan beras adalah makanan pokok penduduk nusantara. Karenanya merupakan komoditas yang sangat penting. Sehingga BOS menangkapnya sebagai peluang usaha.

Lumbung beras jadi alasan BOS getol banget ingin membangun transportasi berbasis rel sampai ke Karawang. Di sini jelas angkutan hasil bumi adalah tujuan utama pembangunan jalur kereta api dari Batavia ke Karawang. Selain untuk angkutan penumpang juga tentunya.

Nah ketika jalur udah nyampe Kedunggedeh dan stasiun beroperasi di sini, itu udah lumayan dekat ke lumbung beras. Hanya saja masih harus pake perahu dulu sebelum dibawa ke Stasiun Kedunggedeh dan diangkut kereta api ke Batavia. Jadi di sini, stasiun punya peran strategis dalam angkutan hasil bumi.

03 Melayani Angkutan Hasil Bumi dan Penumpang

Stasiun Kedunggedeh Diambil Alih Staats Spoorwegen (SS)

Sayangnya ambisi BOS terhalang oleh kesulitan keuangan. Mau ngga mau, BOS harus meminta bantuan dana dari pemerintah kolonial Belanda untuk melanjutkan pembangunan sampai ke jantung Karawang.

Bantuan itu memang cair tapi syaratnya BOS harus menyerahkan ke Staats Spoorwegen (SS) setelah pembangunan selesai.

Benar aja, setelah beres di tanggal 20 Maret 1898, BOS menyerahkan semua asset perkeretaapiannya, termasuk stasiun pada SS sekitar 5 bulan kemudian. Tepatnya tanggal 8 Agustus 1898. Sejak itulah Kedunggedeh otomatis menjadi milik SS1.

Jalur Penting Tertama Pasca Kemerdekaan

Di kemudian hari Jalur Kereta Api Batavia Karawang menjadi bagian dari Lintas Trans Jawa yang menghubungkan kota-kota penting di Pulau Jawa. Bahkan jalur ini berhasil menggeser posisi Jalur Kereta Bogor Bandung yang telah ada sejak 1884 sebagai lintas utama Trans Jawa. Terlebih setelah Indonesia merdeka.

Layani Perjalanan KA Commuter Line Walahar dan Jatiluhur

Bagi Stasiun Kedunggedeh sendiri mungkin nggak terlalu banyak berperan dalam angkutan antar kota jarak jauh. Meski demikian stasiun ini masih melayani perjalanan kereta komuter lokal.

Pernah disinggahi KRD Cikampek dan Purwakarta. Sekarang lanjut layani perjalanan Commuter Line Walahar dan Jatiluhur. Commuter Line Walahar dengan rute Purwakarta Cikarang PP. Commuter Line Jatiluhur untuk rute yang lebih pendek, yakni Cikarang Cikampek PP.

04 Stasiun Kedunggedeh Kini Pemberhentian KA Commuter Line Walahar dan Jatiluhur

Kesimpulan

Stasiun Kedunggedeh mulai beroperasi pada tahun 1891. Merupakan stasiun paling timur di Bekasi dan Terminus BOS. Memiliki peran strategis terutama dalam angkutan hasil bumi beras ke Batavia. Stasiun ini kemudian diambil alih Staats Spoorwegen (SS) pada 8 Agustus 1898.

Meski nggak banyak berperan dalam angkutan antar kota jarak jauh, stasiun ini masih melayani perjalanan kereta komuter lokal. Saat ini tersedia layanan Commuter Line Walahar (Purwakarta Cikarang PP) dan Jatiluhur (Cikarang Cikampek PP)


  1. Setelah mengambilalih jalur Batavia Karawang milik BOS, SS membangun dan mengembangkan jaringan rel kereta api dalam kota Batavia. Kemudian membangun jalur kereta api menuju wilayah Banten. Seiring berjalan waktu SS juga mengakuisisi jalur Batavia Buitenzorg milik NISM, diikuti dengan menata ulang seluruh lintas yang ada. Kemudian membangun Stasiun Batavia Benedenstaad (Stasiun Jakarta Kota) sebagai pengganti Batavia Noord dan Batavia Zuid. ↩︎

Comments

Leave a Reply