Kereta Api Penataran Dhoho adalah satu lokalan yang bisa dibilang unik. Satu tujuan tapi arahnya beda. Bahkan bisa mengelilingi sepertiga Jawa Timur. Dibolak Balik Sama Aja dong?
Pendahuluan
Seperti juga daerah lainnya, wilayah operasional Daop 8 Surabaya punya beberapa rangkaian kereta lokal. Dari sekian rangkaian ada satu yang terbilang unik. Dimana lokalan ini sejatinya rute sama namun beda arah.
Ternyata bukan hanya beda arah. Di sini juga bisa merasakan sensasi mengelilingi sepertiga wilayah Jawa Timur. Khususnya melewati Malang, Blitar, Tulungagung dan Kediri.
Lantas Apa nama kereta lokalan yang mengelilingi sepertiga Jawa Timur itu? Kemana juga rutenya? Yuk kita bahas
Kereta Api Penataran Dhoho Awalnya terpisah.
Tentu kita udah sangat familiar dengan nama KA Penataran Dhoho. Inilah rangkaian kereta api rute Surabaya Kota – Blitar yang tersedia dua rute: lewat Malang dan Kertosono.
Keduanya sama-sama loop line. Gampangnya yang lewat Stasiun Malang berarti searah jarum jam. Adapun via Kertosono berlawanan arah jarum jam. Untuk membedakan nama Penataran Dhoho dipake untuk rute searah jarum jam. Sementara yang berlawanan Dhoho Penataran.
Namun sebenarnya bila melihat dari sejarah awal pengoperasiannya. Keduanya itu terpisah. Bahkan nama Penataran itu sendiri baru eksis di awal tahun 1980-an. Sebelumnya rute Surabaya – Blitar via Malang dilayani Kereta Api Tumapel.
Adapun untuk rangkaian kereta yang lewat Kertosono diberi nama Rapih Dhoho. Rutenya Surabaya – Kertosono – Blitar/Madiun. Dimana ada ritual putus nyambung di Stasiun Kertosono.
Antara Tumapel dan Rapih Dhoho
Kereta Api Tumapel diluncurkan pada tanggal 14 Januari 1971. Dengan layanan ekonomi plus, melayani rute Surabaya – Malang. Seiring berjalannya waktu rute diperpanjang ke Blitar. Namun sayangnya di saat yang hampir bersamaan malah turun kelas jadi reguler.
Rapih Dhoho : Setahun Ada Rute Madiun
Masih di tahun yang sama, 21 Agustus, giliran KA Rapih Dhoho dioperasikan untuk pertama kalinya. Rapih sendiri kependekan dari Rangkaian Pisah. Karena rangkaian akan dipisah di Stasiun Kertosono.
Satu rangkaian menuju Madiun dan satunya lagi ke Blitar. Namun hal ini hanya berlaku hingga 1972. Setelahnya hanya tersedia satu rute yakni Surabaya – Blitar via Kertosono.
Tumapel Blitar Jadi Penataran
Nama Penataran baru dikenal sejak 1985. Berawal dari rangkaian kereta api Tumapel tujuan akhir Blitar yang sejatinya telah ada sejak April 1973. Di tahun 1985 itu terdapat 3 Kereta Api Tumapel yakni Blitar, Malang, dan Utama.
Nah Tumapel Blitar akhirnya berganti nama jadi Penataran sebagaimana kita kenal sekarang. Tumapel Utama masih dinas hingga 2002. Kini nama Penataran justru semakin berkibar. Sedangkan Kereta Api Tumapel jadi rangkaian sapujagat.
Kereta Api Penataran Dhoho : Keliling Sepertiga Jawa Timur
Seiring berjalannya waktu, terdapat perjalanan kereta api yang rutenya melingkar. Dengan kata lain keliling sepertiga wilayah Jawa Timur. Disinilah KA Penataran dan KA Dhoho seperti disatukan.
Sehingga kita kenal yang namanya Kereta Api Penataran Dhoho. Sebelumnya dengan rangkaian yang sama, nama kereta berganti ketika tiba di Stasiun Blitar. Namun sekarang nyaris nggak ada pergantian nama.
Justru yang ada namanya dibalik. Untuk rute Surabaya Kota – Blitar via Kertosono namanya KA Dhoho Penataran. Sementara itu yang lewat Stasiun Malang itu kereta api Penataran Dhoho.
Berlawanan dan Searah Jarum Jam
Gampangnya sih, rangkaian lewat Kertosono itu berlawanan arah jarum jam. Rangkaian ke Sidoarjo dan Malang searah jarum jam. Dengan kereta ini kita bisa merasakan sensasi mengelilingi sepertiga Jawa Timur.
Naik Turun di Surabaya Gubeng / Kota dan Wonokromo
Namun dengan catatan, naiknya dari Stasiun Surabaya Gubeng atau Kota dan Stasiun Wonokromo. Jadi nggak bisa ya misalkan dari Malang mau muter ke Malang lagi. Karena setelah nyampe Surabaya Kota nomornya langsung berubah.
Kereta Api Penataran Dhoho : Kuncinya di Nomor Perka
Jadi kunci pentingnya ialah nomor perka (perjalanan kereta). Misalnya bila kita naik KA 363 dari Stasiun Surabaya Gubeng, bisa ambil rute mengelilingi sepertiga Jawa Timur itu tadi.
Dibolak Balik Ya Sama Aja!
Keberadaan Kereta Api Penataran Dhoho (searah jarum jam) dan Dhoho Penataran (berlawanan) sebetulnya sih nggak ada bedanya. Sama-sama aja mau dibolak balik kaya apapun juga.
Selain kuncinya di nomor perka, penamaan awal Penataran itu berarti ke Blitar lewat Malang. Sedangkan Dhoho berarti lewat Kertosono. Jadi hanya pembeda aja gitu ya.
Kesimpulan
Kereta Api Penataran Dhoho awalnya terpisah. Dimana Penataran itu asalnya dari Tumapel Blitar. Sedangkan Dhoho memang telah ada dari awal meskipun pake embel-embel Rapih.
Seiring berjalannya waktu kedua kereta pun disatukan. Sehingga kita bisa merasakan sensasi memutari sepertiga wilayah Jawa Timur. Asalkan nomor perka nya masih sama dan nggak beda.
Untuk membedakan, awalan Penataran atau searah jarum jam berarti rutenya Surabaya Kota – Blitar via Stasiun Malang. Adapun yang berlawanan alias Dhoho melewati Kertosono.
Galeri Foto




Lanjut ke Jadwal Kereta Api Penataran Dhoho
InSyaaAlloh konten ini masih lanjut ya. Untuk ngebahas jadwal perjalanannya. Baik Kereta Api Penataran Dhoho maupun kebalikannya, rute Surabaya – Blitar via Kertosono. Si Dhoho Penataran. Nantikan juga berbagai kejutan yang ada di situ.
Yuk langsung aja ke TKP >> Jadwal KA Penataran Dhoho: Dua Arah Satu Tujuan
Gapeka 2023 Berpisah Lagi
Sayangnya memasuki Gapeka 2023 yang mulai berlaku tanggal 1 Juni, kedua lokalan itu berpisah lagi. Dibawah operator KCI (Kereta Commuter Indonesia). Adapun pemisahan itu meliputi:
- Commuter Line Penataran untuk rute Surabaya Kota – Blitar via Stasiun Malang
- KA Commuter line Dhoho melayani rute semisal namun lewatnya Kertosono dan Stasiun Kediri
Namun kabar baiknya untuk penumpang dari Kertosono, Kediri, dan Tulungagung yang akan menuju Stasiun Malang maupun sebaliknya nggak perlu beli dua tiket. Cukup dengan satu tiket namun transit dan pindah kereta di Stasiun Blitar
Untuk lebih jelasnya bisa langsung ke konten ini:
Leave a Reply