Si Mbah yang menolak tua. Sebuah perumpamaan yang pas buat KRL JR 203 yang telah berusia lebih dari 40 tahun. Bila menghitung masa dinas di Jepang dan Indonesia. Meski menolak tua, umur tetap tak bisa berbohong. Apalagi dengan salah satu trainset yang anjlok baru-baru ini.
Pendahuluan
Meski KRL CRRC China telah beroperasi dan KRL INKA yang masih dalam tahap ujicoba, armada bekas Jepang masih tetap dominan di Indonesia. Dominasi ini terlihat pada KRL yang sebelumnya milik JR East atau East Japan Railway Company. KRL JR 205 masih sangat dominan. Namun diantara armada ex-JR East itu terselip armada yang lebih lawas dari JR 205.
KRL JR 203 : Pertama Dinas di Fase Akhir JNR
Kakaknya KRL JR 205 itu ternyata KRL JR 203. Jika dilihat dari catatan sejarah, armada ini mulai beroperasi pada tahun 1982. Itu artinya pada fase akhir Japanese National Railway (JNR). Sebelum BUMN itu mengalami privatisasi menjadi JR Group akibat mengalami kebangkrutan. Melihat dari track record tersebut, berarti usianya telah lebih dari 40 tahun.
KRL JR 203 : Sebelumnya Beroperasi di Joban Line
JR East mengoperasikan kereta ini di Joban Line. Dengan jumlah sekitar 170 unit atau 17 set. Kereta ini beroperasi dengan formasi 10 kereta. Sama dengan sebagian yang masih mengisi armada KRL Commuter Line saat ini. Di Jepang masa bakti kereta ini berakhir pada tahun 2011 dan digantikan oleh E233 Series.
KRL JR 203 : Masuk ke Indonesia Sebagai KRL Hibah
Karena telah tergantikan oleh E233 Series, JR East otomatis mempensiunkan kereta ini. Setelah itu sebanyak 8 set (80 unit) dirucat. Kemudian 5 set (50 unit) dihibahkan ke Indonesia dan 4 set (40 unit) ke Filipina. Di Indonesia, JR 203 jadi KRL Hibah kedua setelah Toei 6000 series. Mulai dinas tahun 2011 dibawah PT. KAI Commuter Indonesia (KCI).

Antara Bogor Line dan Cikarang Line
Biasanya KRL JR 203 beroperasi di Bogor Line dan Cikarang Line. Namun tentu saja pengoperasian ini masih tergantung pada kesiapan sarananya. Ketika awal dinas, KRL ini beroperasi dengan formasi 8 kereta, dengan melepas kereta ke-5 dan 6. Selain itu juga ada formasi 10 dan 12 kereta. Namun sejak 2020 formasi 8 kereta dihapus karena kendala teknis.
Menolak Tua Padahal Satu Trainset Anjlok
Saat ini masih tersisa 2 trainset KRL JR 203 yang beroperasi di Bogor Line dan lintas lainnya. Keberadaan KRL uzur ini seolah menunjukkan bahwa Si Mbah tetap kekeuh menolak tua. Walaupun 3 trainset telah berstatus TSGO1 dan ada yang udah ditanahkan. Sayang biar bagaimanapun usia nggak bisa berbohong.
Baru-baru ini satu trainset dengan formasi 10 kereta mengalami anjlok di dekat Stasiun Jakarta Kota. Trainset ini selain di Bogor dan Cikarang Line juga dinas di Rangkasbitung dan Tangerang Line. Berarti tinggal satu trainset 12 kereta yang masih normal melayani Bogor Line. Sedangkan yang anjlok ini masih perlu waktu agar bisa kembali dinas.
Entah sampai kapan Mbah ini kuat untuk mengarungi kerasnya lintas Jabodetabek dan Rangkasbitung. Dengan 3 rekan udah TSGO bahkan ditanahkan. Bahkan komponen AC pun udah dimodif pake buatan PT. INKA Madiun.

Kesimpulan
KRL JR 203 pertama kali dinas di Jepang tahun 1982 dan di Indonesia 2011. Dari 5 set yang awalnya dinas di Lintas KRL Commuter Line Jabodetabek, kini tinggal tersisa 2 set saja. Itupun satu set mengalami anjlok baru-baru ini di dekat Stasiun Jakarta Kota. Meski menolak tua, usia tetap nggak bisa bohong. Apalagi dengan insiden itu ditambah 3 set TSGO.
- TSGO singkatan dari Tidak Siap Guna Operasi. Artinya sarana tersebut udah nggak bisa dinas lagi seperti biasanya. Dengan kata lain konservasi dan tinggal menunggu waktu ditanahkan. ↩︎


Leave a Reply