Stasiun Ngawi Dulu Namanya Paron (Identitas Daerah)

Stasiun Ngawi Dulu Namanya Paron

Stasiun Ngawi sebelumnya lebih dikenal dengan nama Paron. Bagian dari sejarah Kereta Solo Surabaya. Perubahan nama dalam rangka mengenalkan identitas daerah.

Pendahuluan

Perubahan nama stasiun kereta api tertentu adalah hal wajar. Walapun biasanya ada perubahan yang didasari persoalan non-teknis. Nggak sedikit kasus semacam itu. Nama dirubah gegara bawa sial misalnya.

Beberapa stasiun di wilayah operasional Daop 2 Bandung pernah mengalami hal tersebut. Gegara insiden auto ganti nama. Sebut aja salah satunya Stasiun Bendul berubah jadi Sukatani. Juga Malangbong jadi Bumiwaluya.

Bahkan Trowek ganti nama jadi Stasiun Cirahayu. Pastinya ingin menghapus kenangan buruk Tragedi Trowek 1995. Disebut juga sebelum itu udah beberapa kali terjadi insiden fatal.

Jika stasiun-stasiun di Daop 2 Bandung itu diganti nama langsung oleh operator, yang satu ini agak beda. Nama dirubah oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi. Tujuannya untuk memperkenalkan identitas daerah. Nah stasiun apakah yang namanya diganti itu?

Sebetulnya Ada Stasiun Lain di Ngawi

Di Kabupaten Ngawi, selain Stasiun Paron masih ada stasiun lain. Salah satunya ialah Walikukun (WK). Stasiun ini juga melayani perjalanan kereta api jarak jauh (KAJJ). Terutama rangkaian kereta ekonomi seperti Pasundan dan Kahuripan.

Daerah Ngawi sendiri masih masuk Jawa Timur. Namun kabupaten ini berada di paling barat dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Untuk sarana kereta api, Paron dan Walikukun adalah dua stasiun utama di sini.

Jadi Stasiun Ngawi, Bawa Identitas Daerah

Sayangnya dari dua stasiun utama dan bila ditambah beberapa stasiun kecil lagi nggak satupun yang membawa nama asli daerah. Karena itu bersamaan dengan Gapeka 2019, Pemerintah Kabupaten Ngawi merubah Paron jadi Stasiun Ngawi.

Tujuannya tentu saja membawa identitas daerah. Nggak lucu kan Kabupaten Ngawi kok nggak ada stasiun yang membawa identitas tersebut? Nggak salah sih, harusnya diantara beberapa stasiun minimal ada satu membawa nama daerah (kota).

Stasiun Ngawi Bagian Sejarah

Meski telah menjadi Stasiun Ngawi sejak Gapeka 2019, itu sama sekali nggak merubah sisi historis stasiun ini. Sebagai bagian dari jalur kereta Solo Surabaya yang telah eksis sejak 1884.

Juga soal bangunan fisik stasiun yang kini telah 100% baru. Itupun sama nggak akan menghilangkan sisi historisnya. Stasiun awalnya memiliki 3 jalur namun kini bertambah 4 jalur seiring pengoperasian Double Track (DT).

Stasiun Ngawi Layani Kereta Api Lintas Tengah dan Selatan

Saat ini stasiun melayani perjalanan kereta api Jarak Jauh (KAJJ) lintas tengah dan selatan. Lintas tengah yang lewat Semarang seperti Kereta Api Matarmaja, Majapahit dan Brantas.

Adapun kereta api lintas selatan dilayani di sini antaralain KA Malabar, Kereta Api Jayakarta, Pasundan, Kahuripan, Logawa, Sri Tanjung, Singasari, hingga Wijayakusuma.  

Bahkan sang legenda KA Mutiara Timur yang tengah tertidur pun asalnya dilayani di sini. Terutama setelah perpanjangan. Duh kasian juga ya padahal udah bagus di Surabaya-Ketapang. Eh malah dipaksa nyebur ke kolam penuh ikan hiu!

Kesimpulan

Stasiun Ngawi dulu namanya Paron. Merupakan bagian dari sejarah jalur Kereta Solo Surabaya yang telah eksis sejak 1884. Perubahan nama di Gapeka 2019 oleh Pemkab dalam rangka mengenalkan identitas daerah.

Stasiun ini melayani sejumlah perjalanan KAJJ lintas tengah dan selatan. Lintas tengah salah satunya Kereta Api Matarmaja. Adapun selatan diantaranya ialah KA Malabar dan Kereta Api Jayakarta.

Galeri Foto Stasiun Ngawi

Epilog

Comments

One response to “Stasiun Ngawi Dulu Namanya Paron (Identitas Daerah)”

Leave a Reply