Perubahan Nama Stasiun Kereta : Antara PLH dan Bencana Alam

Perubahan Nama Stasiun Kereta_Antara PLH dan Bencana Alam

Dalam sejarah pernah terjadi perubahan nama stasiun kereta di Tanah Priangan. Tercatat tiga stasiun kereta api yang pernah berganti nama. Adapun alasannya tak lepas dari dua hal, PLH (peristiwa luarbiasa hebat) dan bencana alam.

Pendahuluan

Saat ini sedang ramai dan menjadi kontroversi di masyarakat tentang perubahan nama sebuah rumah sakit pemerintah di daerah Baleendah, Kabupaten Bandung. Gubernur Jawa Barat merubah nama RSUD Al Ihsan menjadi RSUD Welas Asih. Perubahan yang menimbulkan pro dan kontra.

Tak sedikit yang mengaitkan bahkan menuduh Pak Gubernur terkena sindrom islamophobia. Namun beliau mengutarakan alasan utama dibalik perubahan nama tersebut. Karena ingin merubah citra buruk yang pernah ada di sana.

Sebetulnya perubahan nama seperti itu sudah biasa dalam dunia perkeretaapian. Tercatat di Tanah Priangan ada tiga stasiun yang pernah berganti nama. Stasiun Bendul, Malangbong, dan Trowek. Alasan perubahan juga ingin menghilangkan image negatif terkhusus pada dua hal yakni PLH dan Bencana Alam.

Dari Bendul ke Sukatani, Ganti Nama Setelah Terbakar Hebat

Boleh jadi diantara kamu ada yang asing dengan nama Stasiun Bendul. Itulah nama asal dari stasiun yang sekarang kita kenal dengan nama Sukatani. Terletak di Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta. Dibangun Staats Spoorwegen (SS) pada tahun 1902 sebagai bagian dari Jalur KA Cikampek Padalarang. Waktu itu namanya Halte Bendoel.

Kawasan sekitar halte Bendoel juga pernah jadi basis operasi Satoean Pemberontak 88 (SP88) di masa Perang Kemerdekaan dalam melakukan aksi sabotase. Mereka menargetkan kereta api yang melintas dari Jakarta ke Bandung. Seperti pada tanggal 22 Oktober 1948 ketika SP88 berhasil menyabotase kereta logistik militer Belanda yang mengakibatkan korban jiwa.

Seiring berjalannya waktu, Halte Bendoel kemudian menjadi Stasiun Bendul. Sebuah peristiwa kelam terjadi pada 11 April 1968 sekitar jam 22.15. Sebuah lokomotif uap CC50 meledak dan terbakar. Mengakibatkan bangunan utama stasiun mengalami kerusakan parah.

Tak hanya itu kejadian ini turut memakan korban jiwa. Masinis, juru api, seorang calon asisten masinis, dan 3 orang lainnya yang berada di lokasi kejadian (seorang diantaranya adalah kepala stasiun merangkap PPKA). Pasca tragedi itu PNKA merubah nama Stasiun Bendul menjadi Sukatani hingga sekarang.

Perubahan Nama Stasiun Kereta : Malangbong Jadi Bumiwaluya

Di Priangan Timur ada Stasiun Bumiwaluya yang asalnya adalah Stasiun Malangbong. Karena letaknya memang di daerah Malangbong Kabupaten Garut. Ketika masih bernama Malangbong memang pernah terjadi beberapa insiden kecil. Misalnya kereta yang mengalami larat (turun tiba-tiba).

Juga sering terjadi bencana longsor. Dua hal yang menjadi alasan perubahan nama stasiun kereta Malangbong menjadi Bumiwaluya.

Malangbong Jadi Bumiwaluya Gegara Longsor dan Larat

Stasiun Cirahayu dan Tragedi Trowek 1995

Perubahan nama Stasiun Kereta juga pernah dialami oleh Stasiun Cirahayu. Asalnya stasiun ini namanya Trowek. Posisinya memang terpencil dan jauh dari keramaian. Sebuah tragedi besar pernah terjadi di Jembatan Cirahayu, kurang lebih 1 km sebelah barat Stasiun ini.

Pada tanggal 20 Oktober 1995 rangkaian gabungaan KA Kahuripan dan Galuh mengalami rem blong dan anjlok ketika memasuki Jembatan Trowek. Sebagian rangkaian terperosok ke dalam jurang, sebagian lagi terpental. Memakan korban jiwa yang tak kalah mengenaskan dari Tragedi Bintaro 1987.

Sebuah peristiwa kelam yang kita kenal dengan nama Tragedi Trowek 1995. Nah disinilah Perubahan Nama Stasiun Kereta terjadi. Nama Trowek diganti menjadi Cirahayu. Langsung di dua infrastruktur yang menjadi saksi bisu peristiwa tersebut: Jembatan dan Stasiun.

Tragedi Trowek 1995 Merubah Nama Jadi Stasiun Cirahayu

Kesimpulan

Perubahan nama di dunia perkeretaapian merupakan hal biasa. Salah satunya ialah Perubahan nama Stasiun Kereta. Dalam konteks perkeretaapian di Bumi Priangan, tercatat pernah ada 3 perubahan nama. Pertama Bendul jadi Sukatani di Kabupaten Purwakarta, Priangan Barat.

Dua stasiun di Priangan Timur pun berubah karena dua hal yakni PLH dan bencana alam. Malangbong ganti nama jadi Bumiwaluya. Trowek jadi Cirahayu. Perubahan yang seolah ingin menghilangkan peristiwa kelam yang pernah terjadi sebelumnya.

Comments

Leave a Reply