KA Ekonomi Plus Kemenhub dan New Image

·

,
KA Ekonomi Plus Kemenhub dan New Image

KA Ekonomi Plus punya kelebihan tersendiri dibanding reguler. Sejatinya bukan barang baru. Namun bedanya makin tegas di tahun 2011 saat pengoperasian Bogowonto dengan livery Dirjen dan AC Sentral. Di tahun 2016 hadir dengan wajah baru (new image) meski sempat dikeluhkan oleh pelanggan.

Belum lama ini ada kejadian viral di media sosial sampai diangkat ke situs berita mainstream. Kejadian bermula ketika ada seorang pelanggan bersama anaknya hendak naik KA Fajar Utama Yogyakarta dari Stasiun Jakarta Pasar Senen menuju Stasiun Yogyakarta. Si anak sangat ingin merasakan fasilitas kelas Premium yang kursinya hampir mirip dengan eksekutif. Namun dengan harga lebih murah.

Sayang seribu sayang. Apa yang dibayangkan ternyata jauh dari realita. Si pelanggan juga anaknya harus menelan kekecewaan. Di hari itu KA Fajar Utama Yogya ternyata lagi nggak pake rangkaian asli yang biasanya campuran eksekutif dan premium rangkaian stainless steel. Namun menggunakan rangkaian darurat eksekutif (jadul) – ekonomi Kemenhub.

Lantaran kecewa berat itu si pelanggan langsung menggugah foto si anak yang lagi duduk di seat ekonomi plus dirjen itu. Disertai caption kecewa udah pakai kaos kereta malah dapat beginian. Lantas hal itu jadi viral di media sosial. Terlebih dari sisi fasilitas antara Premium dan Ekonomi Plus meski diklaim sama-sama ekonomi namun berbeda dari segi fasilitas. Namun tarif yang dikenakan tetap sama.

Memang jelas beda banget fasilitas Premium dan Ekonomi Plus khususnya Kemenhub alias ombak biru. Keduanya sama-sama AC, kapasitas 80 seat, namun letak perbedaan ada di bentuk fisik kursi dan tambahan fasilitas TV. Di ekonomi dirjen kursinya berhadapan paten dan nggak ada TV. Inilah yang akhirnya memicu protes dari netizen yang tentu membela si pelanggan dan anaknya itu. Dari media sosial terus masuk ke situs berita mainstream.

Sama-sama diklaim ekonomi tapi yang satu cuma plus dan satunya Premium. Fasilitas pun beda banget. Premium dari segi kursinya aja udah hampir sama dengan eksekutif. Lalu bagaimana kita menyikapinya? Mengingat operator biasanya suka merolling rangkaian kereta. Terkadang rangkaian yang aslinya stainless steel harus berganti mild steel. Begitupun sebaliknya. Pembahasan kali ini akan kita fokuskan dulu pada kereta ekonomi plus.

KA Ekonomi Plus Sejatinya Bukan Barang Baru

KA Ekonomi Plus di zaman kegelapan pun sebenarnya udah ada. Sebab di era itu namanya kereta ekonomi sangat identik dengan kesan yang kurang baik. Misalnya gerbong sering dijejali penumpang. Kondisi panas karena kipas nggak jalan.

Belum lagi segala asongan dan tukang ngamen suka ikut naik ke atas kereta manakala berhenti di stasiun. Bahkan ada aja pelaku kejahatan ikut memanfaatkan situasi dan menjalankan aksinya di tengah kondisi kereta yang penuh. Intinya namanya ekonomi jaman dulu itu jauh dari kenyamanan.

Namun demikian, pihak operator tentunya nggak mau kesan buruk itu terus melekat. Atas dasar itulah dioperasikan KA Ekonomi Plus. Diantaranya ialah KA Logawa yang melayani rute Purwokerto – Surabaya Gubeng (seiring berjalan waktu sampai Jember). KA Logawa dioperasikan ketika KA Purbaya telah lebih dulu berdinas di koridor yang sama.

Hanya saja yang membedakan keduanya ialah KA Logawa punya kelebihan meski dari fasilitas boleh jadi nggak jauh beda. Tentunya salah satu beda itu ialah tarif KA Logawa sedikit lebih mahal. Terdapat announcer di atas kereta. Kondisi fisik kereta juga lebih baik ketimbang saudara tuanya.

Sebagian ekonomi plus biasa dirangkaikan dengan kereta bisnis, bahkan eksekutif. Ambil contoh KA Malabar ketika awal beroperasi melayani 3 kelas dalam satu kereta yakni eksekutif, bisnis dan ekonomi plus. Karena ekonomi plus udah pasti nggak ada penumpang berdiri apalagi sampai berjejalan. Pedagang asongan juga nggak dikasih masuk.

Semakin Tegas Kala Peluncuran KA Bogowonto.

Di tahun 2011 PT KAI memperkenalkan layanan KA Ekonomi Plus yang ditingkatkan yakni dengan tambahan fasilitas AC sentral di KA Bogowonto rute Jakarta Pasar Senen – Kutoarjo (kemudian diperpanjang ke Lempuyangan).

KA Bogowonto kala itu menggunakan trainset K3 Kemenhub buatan PT. INKA Madiun. Selain adanya AC, perbedaan lain yang juga mencolok ialah kapasitas tiap kereta hanya 80 penumpang dengan stamformasi kursi 2-2 berhadapan. Kalo ekonomi biasa kan 106 penumpang stamformasi 3-2 berhadapan.

Minat penumpang KA Bogowonto sendiri cukup tinggi. Setelah itu KAI meluncurkan kereta sejenis yakni KA Gadjah Wong rute Jakarta Pasar Senen – Lempuyangan, KA Majapahit (Jakarta Pasar Senen – Malang), KA Jaka Tingkir (Jakarta Pasar Senen – Purwosari), dan KA Krakatau (Merak-Blitar)

KA Krakatau yang belakangan diperpendek dan ganti nama jadi KA Singasari (Jakarta Pasar Senen-Blitar) pernah memecahkan rekor sebagai kereta dengan rute panjang. Satu-satunya juga yang melintas di 6 provinsi sekaligus: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.

Kereta-kereta tersebut menggunakan rangkaian KA Ekonomi Plus Kemenhub dengan livery khas Ombak Biru. Sebuah kenyamanan tersendiri untuk rangkaian kereta ekonomi. Padahal di tahun 2014 semua trainset ekonomi telah dilengkapi fasilitas AC. KA Krakatau ditambah tulisan “Krakatau” dan gunakan dedicated trainset.

Ternyata nggak cukup sampai disitu. Untuk menghubungkan dua destinasi wisata yakni Malang dan Jogja, PT KAI meluncurkan KA Malioboro Ekspres dengan layanan eksekutif dan ekonomi plus. Nah ekonomi plusnya juga pakai rangkaian KA Ekonomi Plus Kemenhub. Ditambah lagi KA Menoreh pada awal-awal beroperasi pakai livery Dirjen Ombak Biru.

Lahirnya kembali KA Jayabaya pun turut meramaikan kereta sejenis. Meski untuk Jayabaya nggak pake livery Kemenhub namun menggunakan selendang pecut dan pintu yang berwarna biru layaknya kereta eksekutif. KA Ekonomi Plus Dirjen inipun turut digunakan KA Joglosemarkerto meski sekarang telah diganti.

Setelah jalur reaktivasi Cibatu-Garut dinyatakan siap operasi, PT KAI luncurkan KA Cikuray rute Jakarta Pasar Senen – Garut dengan trainset ini. Terakhir KA Ekonomi Plus Dirjen dipakai sebagai ganti Premium di KA Mutiara Timur rute Yogyakarta – Ketapang PP. Ini sebetulnya sangat disayangkan karena dianggap sama aja downgrade layanan.

Sebelumnya KA Mutiara Timur gunakan rangkaian stainless steel gabungan eksekutif-premium. Kini jadi mild steel eksekutif-ekonomi plus. Nggak sedikit pelanggan yang meminta agar Premium dikembalikan di KA Mutiara Timur. Nah trainset Mutiara Timur ini juga ternyata digunakan di KA Fajar Utama Yogya yang viral itu.

KA Ekonomi Plus New Image (K3 16)

Menjelang Lebaran 2016 jagad medsos dan internet dihebohkan dengan penampakan kereta ekonomi terbaru dengan tampilan seperti kereta eksekutif. Sama seperti K3 Kemenhub, merupakan produk PT. INKA Madiun. PT. KAI diketahui telah membeli trainset baru yang disebut-sebut ekonomi rasa eksekutif itu.

Trainset itu diproyeksikan sebagai pengganti kereta bisnis yang telah uzur. Awalnya trainset K3 16 digunakan untuk rangkaian kereta api tambahan lebaran keberangkatan dari Jakarta.

Pasca Lebaran, PT.KAI mengalokasikan trainset tersebut di 3 kereta api yakni Kereta Api Fajar Utama Yogya dan Senja Utama Yogya rute Jakarta Pasar Senen – Yoyakarta. Satu lagi untuk Kereta Api Mutiara Selatan yang rutenya diperpanjang jadi Bandung – Surabaya Gubeng – Malang. Ketiganya lantas berganti layanan dari Bisnis ke KA Ekonomi Plus New Image.

Kontroversi New Image Dikomplain Pelanggan

Namun ternyata sekali lagi angan-angan tak seindah realita. Diklaim rasa eksekutif yang terjadi malah diprotes pelanggan. Jarak antar kursi K3 16 terlalu sempit, kursinya paten nggak bisa dimaju mundur dan nggak cocok untuk jarak jauh. Apalagi Bandung-Malang via Surabaya Gubeng memakan waktu sampai 16 jam.

Menanggapi protes dari para pelanggan itu, PT.KAI memutuskan untuk menarik semua trainset K3 16 dan mengembalikan layanan kereta bisnis di KA Fajar Utama Yogya, Senja Utama Yogya dan Mutiara Selatan. Namun ada konsekuensi lain yakni trainset K3 16 terlanjur dibeli meski cacat design.

Jadilah dialokasikan untuk kereta jarak menengah yakni KA Cirebon Ekspres, KA Tegal Bahari (keduanya kini digabung jadi Argo Cheribon), dan KA Argo Parahyangan. Dimana layanan bisnis berganti jadi KA Ekonomi Plus New Image.

Untuk KA Argo Parahyangan sendiri inilah untuk pertama kalinya memakan rangkaian ekonomi. Padahal kereta bisnis telah jadi bagian tak terpisahkan sejak awal beroperasi sebagai KA Parahyangan (1971) hingga transformasi jadi KA Argo Parahyangan.  Sejak itupula muncul meme “Argo Kok Ekonomi” sekalipun KA Ekonomi Plus.

KA Argo Parahyangan, KA Cirebon Ekspres, dan KA Tegal Bahari kebetulan mengawali perjalanan dari Stasiun Gambir. Dengan perubahan trainset dari bisnis ke ekonomi new image ada juga konsekuensi tersendiri untuk Stasiun Gambir. Layanan kereta ekonomi balik lagi setelah terakhir kali ada di tahun 1992 (transisi stasiun lama ke baru).

K3 New Image Tetap Dipakai KAJJ

Seiring perjalanan waktu ternyata KA Ekonomi Plus New Image yang kontroversial di awal tetap dialokasikan di kereta api jarak jauh (KAJJ) dengan waktu tempuh di atas 4 jam. Seperti di KA Menoreh rute Jakarta Kota – Semarang Tawang , KA Ambarawa Ekspres rute Semarang Poncol – Surabaya Pasar Turi, dan KA Ciremai rute Semarang Tawang – Bandung.  

Bahkan di tahun 2021 dialokasikan di KA Kertanegara rute Purwokerto – Malang PP dengan waktu tempuh di atas 7 jam perjalanan. Namun untuk trainset di KA Kertanegara seatnya telah diupgrade ke Premium jadi bisa dimaju mundur.

Trainset KA Ekonomi Plus New Image juga terlihat di KA Joglosemarkerto menggantikan K3 Dirjen, KA Kaligung rute Brebes – Semarang Tawang, dan KA Pangrango rute Bogor – Sukabumi. Khusus KA Pangrango berarti upgrade layanan dari sebelumnya pakai ekonomi 106 seat seperti ekonomi reguler menjadi KA Ekonomi Plus New Image.

Masih Dibawah Premium

Balik lagi ke komplain pelanggan KA Fajar Utama Yogya. Saat berita itu viral dan sampai ke media massa, Pihak KAI pun buka suara. Dijelaskan bahwa memang terjadi rolling trainset dimana KA Fajar Utama Yogya waktu itu lagi pakai trainset darurat karena ketiadaan sarana. Nah trainset yang dipakai ialah mild steel gabungan eksekutif dan KA Ekonomi Plus Kemenhub. Trainset yang biasa dipakai KA Mutiara Timur.

Nah KA Ekonomi Plus sendiri belum bisa dibilang Premium. Dilihat dari sisi fasilitas sendiri udah berbeda. Walaupun di satu sisi K3 Premium dan K3 New Image hampir sama. Kapasitas 80 penumpang, seat mirip eksekutif, dan ditambah TV di koridor. Namun bedanya K3 New Image seat 100% paten.

Nggak bisa diatur sandarannya. Adapun K3 Premium seatnya masih bisa diatur sandaran meski tetap aja paten. Mirip sama K1 84 buatan Arad Rumania. Hanya saja K3 Premium nggak ada meja lipat seperti di K1 Arad.

Nah dari sisi kursi 100% paten dan semi paten itu aja ada sedikit perbedaan. Sehingga bila yang digunakan ialah KA Ekonomi Plus New Image jelas mengurangi kenyamanan dari sisi kursinya. Kecuali bila kursi di New Image-nya dimodifikasi jadi semi paten seperti Premium. Itu baru bisa dibilang setara. Walaupun mungkin masih bisa dibilang lebih sempit.   

Adapun kalo downgrade-nya ke KA Ekonomi Plus New Image yang pakai seat 2-2 berhadapan tanpa ada tambahan fasilitas TV di koridor, itu bedanya sangat jelas dan nyata. Maka sudah sewajarnya pelanggan itu melayangkan komplain. Netizen pun sepertinya lebih mendukung komplainan itu. Karena namanya KA Ekonomi Plus itu nggak bisa disamain dengan Premium. Apalagi kalo trainset yang dipake-nya K3 Kemenhub si Ombak Biru.

Akhir Drama Fajar Utama Yogya

Kini drama itu telah berakhir. PT. KAI telah mengembalikan trainset KA Fajar Utama Yogya seperti semula. Menggunakan Trainset Stainless Steel campuran Eksekutif dan Premium. Pelanggan bisa kembali menikmati kenyamanan yang hilang selama memakai trainset darurat. Kita juga berharap Trainset Premium pun kembali di KA Mutiara Timur.

Efek Pandemi Covid-19 selama 2 tahun ternyata berpengaruh pada trainset yang digunakan. Juga pada Perka di Gapeka. Sehingga terjadilah downgrade ke rangkaian darurat seperti di KA Mutiara Timur lantas di Fajar Utama Yogya sampai terjadi komplain.

Baguslah pelanggan komplain dan KAI segera menindaklanjuti komplain itu. Memang kita semua paham kondisi KAI sekarang kaya gimana. Sebagai salah satu sektor paling terdampak Covid-19. Tetap yakin dan optimis kita semua akan melewati kondisi kritis, keuangan bisa kembali pulih seperti sedia kala. Sehingga kita bisa kembali menikmati kenyamanan dengan Trainset Stainless Steel seperti sebelum Pandemi.

Foto K3 Kemenhub dan New Image



Comments

2 responses to “KA Ekonomi Plus Kemenhub dan New Image”

Leave a Reply