Menelusuri jalur trem malang dari Stasiun Malang Kotalama ke Kayutangan. Ini adalah segmen tengah dari peninggalan Malang Stroomtram Maatschappij (MS). Jalur ini memotong Alun Alun Malang secara diagonal dari selatan ke utara. Kini tinggal sisakan Jalur Kereta Pertamina Malang.
Pendahuluan
Transportasi kereta api di Malang Raya memiliki sejarah panjang. Si Ular Besi pertama kali menapaki Kota Apel tahun 1879. Waktu itu segmen Malang merupakan percabangan dari Jalur Surabaya Pasuruan (1878) melalui Stasiun Bangil.
Seiring berjalannya waktu kereta api mengalami perkembangan. Jalur yang mulanya mentok di Stasiun Malang lantas diperpanjang ke Blitar (1896-1897) hingga membentuk Jalur Blitar. Seluruh lintasan tersebut dioperasikan oleh Staats Spoorwegen (SS).
Namun bukan hanya operator kereta api pemerintah Hindia Belanda itu. Operator swasta juga turut berperan dalam sejarah si ular besi. Selain Staats Spoorwegen (SS) di lintas utama, ada lagi Malang Stroomtram Maatschappij (MS) yang membangun jaringan kereta di dalam kota Malang.
Jalur Trem Malang Terdiri dari 3 Segmen (Selatan, Tengah, Utara)
Jalur ini terdiri dari 3 segmen yakni Selatan, Tengah, dan Utara. Secara bertahap mulai dibangun sejak tahun 1894 hingga 1901. Dimana segmen selatan yakni Malang Kotalama ke Gondanglegi adalah yang pertama kali beroperasi, 14 November 1897.
Segmen Tengah Tahun 1901
Namun Jalur Trem Malang segmen tengah kota hingga utara baru beroperasi di tahun 1901. Untuk segmen Malang Kotalama – Blimbing – Singasari. Segmen ini melewati Stasiun Malang Jagalan dan memotong Alun Alun Malang. Bahkanmemiliki percabangan dari Halte Blimbing ke Tumpang. Itu artinya telah mendekati kawasan Bromo Tengger Semeru.
Tersisa Jalur Kereta Pertamina di Sekitar Jagalan
Sayang keberadaan Jalur Trem Malang ternyata tak berumur panjang. Meski masih beroperasi hingga Indonesia merdeka. Tahun 1979 PJKA menghentikan dan menutup seluruh jalur peninggalan Malang Stroomtram Maatschappij (MS) karena kalah saing dengan angkutan jalan raya.
Hal itu turut diperkuat dengan banyaknya jalur yang berada di tengah jalan raya. Terutama di daerah Kayuangin hingga Singasari atau segmen tengah ke utara. Namun sedikit kabar baik, jalur tersebut masih tersisa seperlimanya saja yakni Jalur Kereta Pertamina (sepur minyak) di sekitar Jagalan. Merupakan bagian dari Segmen Tengah.
Telusur Jalur Trem Malang Segmen Tengah : Tenggelam oleh Aspal dan Monumen Lokomotif
Penelusuran segmen tengah dari bekas jalur Malang Stroomtram Maatschappij (MS) mulai dari Stasium Malang Kotalama. Kemudian mengikuti Jalur Kereta Pertamina Malang lewat kawasan sekitar bekas Stasiun Malang Jagalan.

Semboyan Akhir dan Rel Makin Terbenam
Meski jalurnya masih aktif untuk kereta Pertamina Malang, Stasiun Malang Jagalan telah berubah jadi rumah penduduk. Selepas itu ada semboyan akhir menandakan bahwa rel telah berakhir.
Namun jika ditelusuri lebih lanjut, jalur rel makin lama makin terpendam ke tanah hingga akhirnya tertutupi aspal ketika memasuki jalan raya. itu di sekitar pertokoan sebelum Alun Alun Malang sisi selatan.

Memotong Alun Alun Malang
Jika mengikuti alurnya, lintasan ini memotong Alun Alun Malang secara diagonal ke arah utara. Jarang ada yang mengetahui bahwa bundaran Alun Alun Malang itu dulunya terpotong oleh lintasan kereta api. Jalur diagonal ini mulai dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Malang ke Mall Sarinah Malang.

Jalur Trem Malang : Monumen Lokomotif di Taman Wilhelmina
Ternyata bila mengikuti alur diagonal tersebut akan langsung bertemu dengan monumen lokomotif lori yang berada di Taman Wilhelmina depan Gereja Katolik. Ini udah masuk kawasan Kayutangan. Berdasarkan literatur yang ada, jalur kereta berbelok mengikuti Jalan Basuki Rachmat (Gempol-Malang) terus mengarah ke utara hingga Blimbing dan Singasari.
Namun penelusuran kali ini hanya sampai ke kawasan Kayutangan. Tepatnya di Taman Wilhelmina depan Gereja. Terdapat monumen lokomotif lori statis sebagai bukti keberadaan Jalur Trem Malang. Meskipun itu bukanlah lokomotif yang pernah digunakan untuk Trem Malang. Melainkan bekas penarik lori Tebu.

Kesimpulan
Jalur Trem Malang mulai beroperasi pada 14 November 1897. Namun segmen tengah hingga utara yang lewat Kayutangan baru beroperasi tahun 1901. Segmen yang akan ditelusuri. Mulai dari Stasiun Malang Kotalama. Mengikuti Jalur Kereta Pertamina Malang ke bekas Stasiun Malang Jagalan.
Terus mengikuti rel yang makin tenggelam sampai bertemu Alun Alun Malang. Jalan lagi secara diagonal mengikuti lintasan rel aslinya ke Mall Sarinah Malang. Sampai ketemu dengan Taman Wilhelmina depan Gereja yang ada monumen lokomotif lori.
Jalur kereta masih terus ke utara mengikuti Jalan Basuki Rahmat. Namun penelusuran kali ini hanya sampai Kayutangan di Taman Wilhelmina.


Leave a Reply