Trip KA Blambangan Ekspres 3 : Menyongsong Fajar di Banyuwangi

Trip KA Blambangan Ekspres 3_Menyongsong Fajar di Banyuwangi

Setelah melewati dua etape yakni Sensasi Kereta Argo ke Stasiun Cirebon dan Jalur Pinggir Laut Jawa, kini waktunya Menyongsong Fajar di Banyuwangi. Sekaligus menjadi bagian akhir atau Trip KA Blambangan Ekspres 3.

Pendahuluan

Perjalanan dengan KA Blambangan Ekspres udah beres mengarungi seluruh Jalur Kereta Pantura Barat peninggalan SCSM. Kereta tengah berhenti di Stasiun Semarang Tawang yang waktu itu masih menjalin kerjasama Naming Rights sama Bank Jateng. Sekali lagi kereta menambah persediaan air.

Setelahnya perjalanan pun lanjut. Namun bedanya saat melintas di Jalur Kereta Pantura Timur yang peninggalan NISM, matahari udah tenggelam dan masuk ke perjalanan malam. Pada perjalanan kali ini kita akan menyongsong fajar di tanah Suku Osing.

Napak Tilas Rute Awal

KA Blambangan Ekspres berangkat lagi dari Stasiun Semarang Tawang. Selain Menyongsong Fajar di Banyuwangi, Trip KA Blambangan Ekspres 3 akan sekaligus napak tilas rute awal. Ya, kereta ini awalnya memang melayani rute Ketapang – Semarang Tawang PP sekitar November 2022.

Waktu itu memakai sarana KA Mutiara Timur yang rutenya masih sampai Stasiun Tugu Jogja dan dalam mode “hidup segan mati tak mau”. Karena dirasa okupansi nya minim udah itu status nya juga fakultatif, akhirnya sarana kereta tersebut dipindah ke Pantura dan menjadi KA Blambangan Ekspres.

Ketika beralih ke pantura, sambutan masyarakat pun sangat bagus. Apalagi KA Blambangan Ekspres nggak perlu memutar lokomotif ketika masuk Stasiun Surabaya Gubeng. Beda kalo start nya dari Stasiun Tugu Jogja. Jelas ini makan waktu lama.

Modal okupansi bagus di rute Ketapang-Semarang Tawang PP, alhasil ketika kereta ekonomi nya udah upgrade ke New Generation Modifikasi, KA Blambangan Ekspres pun ditarik ke Stasiun Jakarta Pasar Senen. Menjadi kereta dengan rute terpanjang di Indonesia.

Berhenti di Ngrombo dan Cepu

Perjalanan Menyongsong Fajar di Banyuwangi dalam Trip KA Blambangan Ekspres 3 terlebih dulu singgah di dua stasiun Jalur Kereta Pantura Timur. Pertama Stasiun Ngrombo, pintu masuk utama kota terbesar di Kabupaten Grobogan yakni Purwodadi.

Stasiun ini merupakan bagian dari shortcut yang dibangun NISM tahun 1924, Jalur Kereta Semarang Ngrombo. Aslinya Jalur Kereta Pantura Timur berakhir di Stasiun Gundih. Namun karena dianggap kurang efisien, NISM membangun shortcut dengan Stasiun Ngrombo sebagai salah satu pemberhentiannya.

KA Blambangan Ekspres nggak berhenti lama di sini. Selanjutnya adalah Stasiun Cepu. Nah inilah yang jadi alasan utama yakni cadangan minyak di Kabupaten Blora. Boleh dibilang tanpa Stasiun Cepu, nggak akan ada Jalur Kereta Pantura Timur. Merupakan ujung timur Daop 4 Semarang.

Setelah berhenti beberapa saat, KA Blambangan Ekspres berangkat lagi. Menyeberangi Sungai Bengawan Solo dan memasuki Kabupaten Bojonegoro di Jawa Timur, sekaligus wilayah operasional Daop 8 Surabaya di sisi Pantura.

Trip KA Blambangan Ekspres 3 Memasuki Seperempat Akhir

Karena harus istirahat dan juga udah malam, nggak ada yang bisa dilihat lagi. Sehingga Segmen Sepur Lamongan kali ini di skip. Sebenarnya KA Blambangan Ekspres berhenti di Bojonegoro, Babat, dan Lamongan. Nah, ketika terbangun sebentar, perjalanan udah mau memasuki Stasiun Surabaya Pasar Turi.

Tanpa terasa perjalanan melintas Jalur Kereta Pantura Timur akan segera berakhir dan memasuki seperempat akhir. KA Blambangan Ekspres tertahan sinyal masuk. Tunggu gantian sama KA Blambangan Ekspres lainnya dari arah timur. Setelah mendapat aspek aman, perjalanan lanjut lagi.

Tiba di Stasiun Surabaya Pasar Turi

KA Blambangan Ekspres tiba di Stasiun Surabaya Pasar Turi. Stasiun ini merupakan titik akhir Jalur Kereta Pantura Timur. Namun menjadi awal dari Trip KA Blambangan Ekspres 3 : Menyongsong Fajar di Banyuwangi.

Di sini berhentinya lebih lama karena sekaligus akan ada pergantian kru. Penumpang juga banyak yang naik turun. Ketika kereta lagi berhenti, tiba-tiba beralih ke mode malam. Karena memang udah waktunya. Cahaya lampu dibikin redup.

Mulai Dengan Mode Malam

KA Blambangan Ekspres berangkat lagi, kali ini dengan mode malam supaya penumpang bisa istirahat lebih enak. Ini juga sekaligus persiapan menyongsong fajar di Banyuwangi. Perjalanan dari Surabaya ke Banyuwangi akan menempuh waktu kurang lebih 6 jam.

Trip KA Blambangan Ekspres 3 : Stasiun Surabaya Gubeng

Bagian akhir Trip KA Blambangan Ekspres 3 ini jelas nggak begitu banyak dinikmati. Selain karena udah malam juga waktunya istirahat. Masih sedikit nyadar, kereta melewati shortcut dan masuk Stasiun Surabaya Gubeng. Di sini banyak penumpang yang naik. Kereta pun berangkat lagi.

Wah Udah Mau Nyampe Aja

Tersadar dari istirahat, tau bahwa perjalanan kini udah di wilayah Tapal Kuda atau Daop 9 Jember. Mode malam pun non aktif. Itu artinya, tujuan akhir perjalanan yakni Stasiun Banyuwangi Kota udah dekat. Memang benar nggak lama diumumkan bahwa KA Blambangan Ekspres akan tiba dan berhenti di sana.

Tiba di Stasiun Banyuwangi Kota : Hujan Deras Menyambut

Setelah menempuh waktu selama 6 jam dari Surabaya atau 13 jam jika dihitung dari Stasiun Jakarta Pasar Senen, Trip KA Blambangan Ekspres 3 tiba di destinasi akhir. Nggak hanya itu, hujan deras menyambut kedatangan di Stasiun Banyuwangi Kota.

Agak janggal memang, bulan Agustus kan harusnya musim kemarau. Tapi ini malah hujan deras. Hmm, namanya juga kemarau basah ya. Untungnya masih dapat kanopi. Duh kebayang kalo nggak dapat kanopi basah kuyup.

trip ka blambangan ekspres 3 perjalanan berakhir di stasiun banyuwangi kota

Menyongsong Fajar Ditemani Dua Kereta

Stasiun Banyuwangi Kota jadi akhir dari Trip KA Blambangan Ekspres 3. Namun sejatinya tujuan akhir KA Blambangan Ekspres adalah Stasiun Ketapang. Setelah menurunkan penumpang, kereta dengan rute terpanjang di Indonesia itupun berangkat lagi.

Nah yang turun di Stasiun Banyuwangi Kota ternyata banyak. Kalo diperhatikan ada separuhnya turun di sini. Sedangkan separuhnya lagi ikut sampai titik akhir. Karena diluar masih hujan, berarti harus menunggu dulu sampai reda. Kebetulan juga udah masuk waktu sholat Shubuh. Jadi ya sholat dulu di stasiun.

Selanjutnya menyongsong fajar dengan kedatangan dua kereta. Pertama Kereta Api Tawang Alun dari Ketapang tujuan akhir Stasiun Malang Kotalama. Kedua, KA Wijayakusuma dari Cilacap yang juga pernah menyandang “terpanjang di Indonesia”.

menyongsong fajar ketemu ka tawang alun

Langit udah terang, saatnya keluar dari peron. Sebagai tambahan, Stasiun Banyuwangi Kota ini sebelumnya bernama Karangasem. Posisi memang nggak bisa dibilang dekat dari pusat kota. Tapi juga nggak sejauh Ketapang.

Stasiun paling dekat ke pusat kota itu Stasiun Banyuwangi Lama yang udah tutup permanen sejak 1988.

nggak dekat banget pusat kota tapi nggak sejauh ketapang

Dibagi Tiga Berdasarkan Rute Awal

Sebagai kesimpulan akhir, pembagian Trip KA Blambangan Ekspres jadi tiga ini diambil berdasarkan rute awal kereta ini. Seperti udah dijelasin sebelumnya, KA Blambangan Ekspres awalnya melayani rute Ketapang – Semarang Tawang PP. Kemudian ditarik ke Stasiun Jakarta Pasar Senen.

Sepertiga pertama ambil rute Cirebon, yakni Trip KA Blambangan Ekspres 1 : Serasa Kereta Argo. Sepertiga kedua di Jalur Kereta Pantura Barat warisan SCSM dari Cirebon ke Semarang dengan Panorama Rel Pinggir Laut Jawa.

Trip KA Blambangan Ekspres 3 ini pada akhirnya memang Menyongsong Fajar di Banyuwangi. Meski begitu, jangan lupa bahwa bagian ini sekaligus napak tilas rute awal kereta ini. Karena itu, perjalanan dari Surabaya udah bukan lagi sepertiga tapi seperempat.

Comments

Leave a Reply